Melarikan Diri ke Pantai, Surga Tersembunyi yang Bikin Lupa Deadline

Senin, 21 Juli 2025 13:33 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content
\x201cArus Balik Laut dan Palung Laut Pantai Selatan merupakan Arus Maut mematikan bagi pengunjung Pantai
Iklan

Di tengah tumpukan tugas, dua mahasiswa sipil menenangkan diri ke pantai. Kadang, rehat itu strategi, bukan kabur.

Oleh: Rajib Abdullah Isro'Mi'raj, Mahasiswa semester 2 Program Studi Jurnalistik, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Terkadang, hidup sebagai mahasiswa nggak jauh beda sama nonton serial drama yang episodenya nggak habis-habis. Mulai dari tugas menumpuk, deadline yang saling tabrakan, hingga dosen yang selalu punya cara bikin jantung deg-degan. Di tengah tekanan yang terus menghimpit, melarikan diri sejenak ke tempat yang tenang jadi pilihan yang masuk akal. Bukan buat lari dari tanggung jawab, tapi lebih ke menyelamatkan diri sementara waktu. Dan ternyata, jawabannya ada di tepian Jakarta: pantai.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ancol, yang mungkin sering kita denger cuma sebagai tempat wisata keluarga, ternyata menyimpan daya tarik lain buat mahasiswa. Nggak cuma karena aksesnya gampang, tapi juga karena suasananya bisa bikin kepala adem. Begitu nyampe, angin laut langsung menyambut, bau asin dari ombak seolah ngajak ngobrol, dan matahari yang pelan-pelan turun bikin semuanya terasa pelan juga.

“Gue ke sini waktu minggu tenang sebelum UAS. Asli, awalnya cuma mau nyari tempat buat ngilang bentar dari laptop, eh malah jadi healing yang nggak direncanain,” kata Rendi, mahasiswa Teknik Sipil di Universitas Pembangunan Jaya. Bareng temannya Sultan, mereka berdua memilih pantai sebagai cara alternatif buat rehat dari rutinitas kampus.

Buat sebagian orang, mungkin ide ‘kabur’ ke pantai terdengar kayak alasan klasik anak muda biar bisa leha-leha. Tapi kalau ditelusuri lebih dalam, justru momen-momen kayak gitu penting banget buat ngisi ulang tenaga. Sultan cerita, “Kadang, waktu kita stuck ngerjain tugas atau skripsi, bukannya selesai, malah makin mumet. Jadi ya udah, ambil jeda dulu.”

Suasana pantai bener-bener beda. Nggak ada suara notifikasi dari Google Classroom, nggak ada pengingat Zoom, dan yang paling penting, nggak ada suasana panik karena grup WA tugas dadakan. Yang ada cuma pasir, suara ombak, dan kadang tawa anak-anak kecil yang lagi main air.

Beberapa mahasiswa bahkan bilang kalau ide-ide kreatif justru muncul waktu mereka jauh dari layar laptop. “Waktu duduk di pasir sambil ngeliat sunset, gue jadi kepikiran gimana cara ngerjain proyek akhir gue dari sudut pandang yang beda,” tambah Rendi sambil senyum kecil. Healing, ternyata, bisa jadi proses berpikir juga.

Tapi tentu aja, semua itu balik lagi ke cara kita ngatur waktu. Liburan spontan kayak gini emang menyenangkan, tapi tetep harus sadar tanggung jawab. Sultan bilang mereka berdua udah nyelesain sebagian besar tugas sebelum berangkat. “Biar enjoy, jadi pas di pantai, kita nggak kepikiran apa-apa. Paling tinggal revisi minor, doang.”

Pantai jadi pelarian yang sah buat siapa pun yang ngerasa hidupnya terlalu penuh tekanan. Nggak perlu mahal-mahal ke Bali atau Lombok, cukup ke Ancol aja udah cukup buat nafas lega. Dengan tiket masuk yang terjangkau dan suasana yang masih bisa dinikmati, Ancol jadi tempat sempurna buat mahasiswa yang pengin nyari ketenangan tanpa harus keluar kota.

Sebagai mahasiswa, kadang kita dituntut buat selalu ‘on’. Padahal, jadi ‘off’ sebentar bukan hal yang salah. Justru itu bisa jadi cara terbaik buat balik lagi dengan energi baru. Deadline bakal terus ada, tapi kesehatan mental juga harus dijaga. Dan kalau caranya adalah dengan duduk di tepi pantai, ngerasain pasir di kaki, dan menikmati detik-detik matahari tenggelam, kenapa enggak?

Akhirnya, ‘melarikan diri’ ke pantai bukan soal kabur dari kenyataan. Tapi soal memberi diri sendiri waktu untuk bernapas. Di dunia yang terus memaksa kita buat lari cepat, kadang berhenti sejenak di tepi laut bisa jadi penyelamat. Dan siapa tau, dari duduk santai itu, lahir ide-ide besar yang bisa bantu kita taklukin deadline berikutnya.

Dengan suara ombak yang bergulung-gulung dan semilir angin pantai yang menyapu wajah, rasanya semua beban pikiran langsung menguap. Sultan bilang, ini momen yang langka, “Kita jarang banget bisa kayak gini, biasanya tiap minggu full tugas dan deadline. Begitu ada waktu kosong, langsung lah kita cabut ke sini.” Bagi mereka, pantai bukan cuma tempat liburan, tapi tempat untuk menenangkan pikiran yang udah terlalu ramai sama urusan kampus.

Sepanjang bibir pantai, tampak beberapa mahasiswa lain juga duduk santai, ada yang membaca buku, ada yang sekadar memejamkan mata menikmati suasana. Ini membuktikan satu hal: kadang kita cuma butuh sedikit waktu untuk berhenti, lalu melihat kembali tujuan kita. Dalam kesibukan perkuliahan, ternyata meluangkan waktu untuk diri sendiri juga penting.

Di tengah perbincangan, Rendi cerita soal satu momen ketika ia hampir burnout. “Gue sempet ngerasa stuck banget, gak ada ide, tugas numpuk. Tapi setelah ke pantai dan ngelihat laut, gue malah dapet inspirasi dan semangat baru.” Pengalaman ini menggambarkan bahwa keindahan alam bisa jadi bahan bakar mental yang seringkali kita lupakan.

Selain itu, suasana di Ancol juga makin lengkap dengan adanya jajanan pinggir pantai yang menggoda. Dari kelapa muda, bakso bakar, sampai jagung manis hangat, semua bisa lo temuin di sepanjang jalur pedestrian. Nuansa lokal yang melekat kuat ini justru jadi daya tarik tambahan buat mahasiswa yang pengen healing tipis-tipis.

Pulang dari pantai bukan berarti lari dari tanggung jawab. Justru, banyak yang mengaku jadi lebih semangat ngerjain tugas setelahnya. Refresh dikit, lalu balik tempur. “Kadang lo harus mundur selangkah buat bisa lari lebih kenceng,” kata Sultan sambil ketawa. Dan mungkin, itu pesan yang bisa diambil dari perjalanan singkat ke pantai ini: bahwa istirahat itu bukan bentuk kelemahan, tapi strategi.

penulis: Rajib Abdullah Isro'Mi'raj, Mahasiswa semester 2 Program Studi Jurnalistik, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

 

Bagikan Artikel Ini
img-content
rajibb

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

Baca Juga











Artikel Terpopuler











Terkini di Travel

img-content
img-content
Lihat semua

Terpopuler di Travel

Lihat semua