Mike Harari, 'James Bond' dari Israel

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
img-content
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Harari tersohor karena mendirikan unit Kidon, Mossad, dan memimpin aksi pembalasan terhadap organisasi teroris Black September.

Michael ("Mike") Harari, mantan perwira tinggi badan intelijen Israel, Mossad, meninggal di rumahnya, 21 September 2014, di Tel Aviv, dalam usia 87 tahun. Ia sangat tersohor karena mendirikan unit pembunuhan di tubuh Mossad dan memimpin aksi pembalasan terhadap organisasi teroris yang mengklaim bernama Black September. Menurut media Israel, Haaretz, Harari sering disebut sebagai "Mata-mata nomor 1 Israel" dan "James Bond Zionis."

Harari, lahir di Tel Aviv tahun 1927, bergabung dengan Mossad pada tahun 1954. Ia mulai bertempur untuk Israel ketika berusia 16,5 tahun saat bergabung dalam pasukan elite tempur pra-Israel, Palmach. Setelah itu ia bekerja untuk organisasi yang menangani imigrasi ilegal di Mossad, Le'aliyah Bet, di Eropa, setelah Perang Dunia II, lalu bergabung dengan dinas keamanan dalam negeri Israel Shin Bet, mendirikan Dinas keamanan dan perlindungan Kementerian Luar Negeri dan menyelundupkan keluar orang Yahudi dari negara-negara Eropa Timur.

Pada tahun 1970 ia diangkat menjadi kepala divisi operasi khusus Mossad, Caisarea, dan mendirikan sebuah organisasi kecil di dalamnya yang dikenal sebagai unit kidon (Tombak). Tugas unit ini adalah mengkhususkan diri dalam pembunuhan terhadap musuh-musuh Israel. Dia memimpin perang melawan para pejuang Palestina selama satu dekade.

Harari memimpin Operation Wrath of God terhadap teroris kelompok Black September, organisasi yang berada di balik pembantaian 11 atlet Israel di Olimpiade Munich, Jerman, tahun 1972. Harari yang bertanggung jawab untuk mengumpulkan informasi intelijen yang kemudian berujung pada adanya operasi Aviv Ne'urim (Spring of Youth) di Beirut pada 1973, yang menyebabkan tiga pemimpin senior Fatah tewas. Ia juga memimpin operasi untuk memburu anggota senior Black September, Hassan Ali Salameh, dan menewaskannya tahun 1979.

Karir cemerlang Harari di badan intelijen sempat ternoda oleh insiden Lillehammer pada bulan Juli 1973. Saat itu, sebuah tim dari unit Kidon Mossad membunuh Ahmed Bouchiki, seorang pelayan tak berdosa asal Maroko, di Lillehammer, Norwegia. Unit Kidon semula mengira dia adalah target yang menjadi buruannya, Hassan Ali Salameh. Buntut dari salah sasaran ini, beberapa agen Mossad ditangkap dan dipenjara. Harari dan Zvi Zamir, yang mengawasi langsung operasi itu, lolos dari penangkapan dan berhasil keluar dari Norwegia. Zvi dikemudian hari menjadi kepala badan intellijen Israel, Mossad.

Sebagian besar informasi soal operasi yang dipimpin Harari dalam dekade 1970-1980 masih dirahasiakan. Harari pensiun dari Mossad tahun 1981 dan masuk ke bisnis swasta. Ia menjabat sebagai konsul kehormatan Panama di Israel dan sebagai penasihat Manuel Noriega, mantan presiden Panama. Norega akhirnya digulingkan dan ditangkap pada tahun 1989 setelah Amerika Serikat melakukan invasi ke negara itu.

Pada tahun 2007 Harari menerima medali untuk proyek rahasia yang dia lakukan untuk Mossad selama Meir Dagan memimpin dinas rahasia Israel itu. Penghargaan itu konon terkait dengan proyek Mossad untuk menghentikan Iran mengembangkan senjata nuklirnya. Kisah hidupnya akan dibuka dalam sebuah buku yang ditulis oleh Aaron Klein, dan akan diterbitkan oleh Keter Publishing dalam bahasa Ibrani, awal tahun ini.

Menteri Pertahanan Israel Moshe Ya'alon memuji Harari dan menyatakan bahwa sebagian besar sepak terjang Harari di Mossad tidak diketahui dan tidak akan pernah diketahui publik. "Setiap orang yang diberi kehormatan mengetahuinya tahu bahwa dia adalah orang lapangan yang langka dan perintis jalan, berani, kreatif, yang pengaruhnya pada Mossad dan angkatan bersenjata masih jelas hari ini dan akan tetap bertahan selama bertahun-tahun," kata Ya'alon.

Bagikan Artikel Ini
img-content
Abdul Manan

Jurnalis yang tertarik mengamati isu jurnalisme, pertahanan, dan intelijen. Blog: abdulmanan.net, email [email protected]

0 Pengikut

Baca Juga











Artikel Terpopuler