x

Iklan

Thamrin Dahlan

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Ketua Umum Partai Gerindra: Jangan Sampai Terjadi Perpecahan Bangsa Indonesia

Prabowo Subianto selaku Ketua Umum Partai Gerindra mengarahkan kader agar mendukung pemerintah dengan tetap bersikap sebagai penyeimbang

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

 

Sikap Elegan Bapak Prabowo Subianto

Sebenarnya kondisi perpolitikan nasional saat ini dalam keadaan siaga satu.  Betapa tidak pasca pesta demokrasi rakyat telah terbelah menjadi 2 kubu.  Perpecahan bangsa di ambang kehancuran karena perbedaan perolehan suara sangat tipis dalam proses Pemilihan Presiden 9 Juli 2014. Tidak ada kemenangan mutlak hanya berbeda 7 juta suara saja. KPU digugat sampai ke Mahkamah Konstitusi.  Ada rasa kecewa yang sangat besar dari kubu koalisi Merah Putih setelah berjuang berdarah darah ketika MK secara konstitusional menetapkan Jokowi JK   sebagai Presiden dan Wakil Presiden 2014-2019.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Terkait denghan kondisi kemanan dan ketertiban masyrakat tersebut patut kita catat pernyataan politik Prabowo Subianto setelah bertemu dengan Presiden RI ke - 7 Jokowi. Pernyataan tersebut sungguh merupakan suatu sikap politik yang menunjukkan jiwa seorang pejuang sejati yang sangat mencintai Negara Kesatuan Republik Indonesia.  Baik saya kutip pernyataan Bapak Prabowo seperti yang tertulis di media sosial beliau di Facebook.

Setelah saya renungkan mendalam, saya melihat di pihak PDIP dan koalisi mereka masih banyak patriot-patriot, anak-anak Indonesia yang juga cinta bangsa dan negara dan rakyat. Karena itulah saya memilih untuk terus berjuang untuk nilai-nilai yang kita pegang teguh yaitu Pancasila, UUD 1945 yang utuh dan asli, NKRI dari Sabang sampai Merauke yang kuat, yang adil, yang sejahtera, yang berdiri di atas kaki kita sendiri dan yang ber-Bhinneka Tunggal Ika.

Saya akan terus perjuangkan nilai-nilai itu, tetapi dalam kerangka senantiasa menjaga jangan sampai terjadi perpecahan di antara sesama bangsa Indonesia. Kita harus ingat bahwa pihak yang berseberangan dengan kita dalam sebuah pertarungan politik tidak serta merta dan tidak otomatis harus menjadi musuh kita.

Oke, Indonesia damai, mari kita bekerja keras selepas serangkaian upacara seremonial Senin 20 Oktober 2014.  Bekerja sepenuh hati sesuai dengan kapasitas  warga apakah dia Presiden, Anggota DPR, Tokoh Masyarakat sampai rakyat kecil dalam menyumbangkan darma bhakti untuk kedigjayaan Indonesia Raya.

Berita baik

Jauh-jauh hari ketika Jokowi muncul di permukaan perpolitikan nasional,  banyak pengamat politik mengatakan bahwa Partai Demokrasi Indonesia Pejuangan (PDIP) sebagai pihak yang paling berjasa mengangkat harkat dan martabat Walikota Solo tersebut.  Ibu Megawati dalam kapasitasnya sebagai Ketua Umum PDIP akhirnya memutuskan menunjuk  Jokowi sebagai calon Presiden di tengah belum munculnya kader partai yang mumpuni untuk bersaing di tingkat politik nasional.

Dengan demikian hutang budi Jokowi sangatlah besar kepada Ibu Megawati. Terlihat  tindak tanduk Jokowi ketika dalam setiap kesempatan sangat menghormati Ketua Umum PDIP yang ditunjukkan dalam bahasa tubuh bahkan sampai mencium tangan. Membungkukkan badan  itulah sikap yang sangat sopan Jokowi kala itu, Mungkin sikap Jokowi ini merupakan pembawaan nilai nilai sopan santun dari keluarga keturunan Jawa yang sangat menjunjung tinggi penghormatan sempurna untuk orang tua atau orang yang telah berjasa kepada dirinya.

Sampai-sampai julukan Jokowi ditahbiskan sebagai boneka.  Itulah sandangan gelar Jokowi dalam proses pemilihan presiden sampai Jokowi melepaskan diri setelah bertemu dengan Prabowo Subianto saingannya dalam proses pemilihan presiden.  Kita tidak tahu apa yang terjadi di balik layar, apakah Jokowi telah meminta izin terlebih dahulu kepada Ibu Megawati, ataukah Jokowi memiliki inisitif sendiri menemui Prabowo 3 hari menjelang pelantikannya menjadi Presoden RI ke 7 periode 2014-2019.

Berita baik itu dimulai ketika pertemuan kedua putra terbaik Indonesia digelar.  Luar biasa pertemuan Jokowi dan Prabowo yang berulang tahun ke 63 pada tanggal 17 Oktober 2014 menjadi berita nasional yang menyejukkan.  Sikap kenegarawanan kedua tokoh nasional ini mampu seketika mendinginkan suhu politik nasional. Sebelumnya Jokowi berinisiatif menemui beberapa orang tokoh-tokoh politik seperti Abu Rizal Bakri sebagai sikap yang patut dihargai demi kepentingan nasional.

Pertemuan Jokowi Prabowo sungguh merupakan peristiwa sejarah fenomenal dalam mempertautkan kembali rakyat Indonesia yang terbelah. Itulah sikap negarawan sejati, lebih mengutamakan  kepentingan negara daripada kepentingan pribadi dan kepentingan partai atau golongan Takdir telah menetapkan Jokowi dan Koalisi Indonesia Hebat mendapat kewenangan memerintah di posisi eksekutif, sedangkan Koalisi Merah Putih berada di posisi Legislatif sebagai penyeimbang.

Salam salaman

 

 

Ikuti tulisan menarik Thamrin Dahlan lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu