Perang Suriah: Seorang Bocah Berpura-pura Mati Untuk Menyelamatkan Kawan Kecilnya — Trending Video

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
img-content
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Shaam News Network memposting video berisi seorang bocah kecil di tengah kancah perang berpura-pura mati demi mengecoh sniper agar bisa menyelamatkan kawan kecilnya yang bersembunyi di bawah rongsokan mobil

Tampak dalam video tersebut si bocah berpura-pura mati tertembak sniper, kemudian bangkit dan menyelamatkan rekannya. Beragam reaksi muncul di Youtube, dari yang menyebutnya tipuan murahan hingga yang menudingnya propaganda. Terlepas dari apa motifasi aktifis Suriah yang mempostingnya, The Telegraph memastikan itu video orisinil, setelah berbicara dengan tenaga ahli multimedianya

Sepanjang tiga tahun konflik, enam juta lebih bocah Suriah terkena dampak perang brutal antar saudara itu menurut laporan UNICEF. Hampir tiga juta bocah tidak bersekolah lagi, lebih dari sejuta di antaranya hidup di pengungsian di negara tetangga. Mereka bukan hanya kehilangan rumah dan keluarga, tapi juga sekolah dan masa depannya. Data UNICEF menunjukkan lebih dari delapan ribu anak melintasi perbatasan Suriah untuk mengungsi dalam keadaan sebatang kara.

Laporan Oxford Research, sebagaimana dikutip The Telegraph, mengatakan bahwa anak tewas akibat kebrutalan sniper sudah ratusan, dan sejak pecah perang saudara pada 2011 telah menewaskan lebih dari 11 ribu anak. Para sniper pemberontak menjadikan anak-anak ini target ketika mereka berkeliaran mencari sisa-sisa makanan di  berbagai tempat di jalanan sambil membawa ember. Meskipun demikian, Tony Hoffman, psikolog pakar dampak perang bagi kejiwaan anak, berkata kepada Al Jazeera bahwa mereka mencari makan tidak dalam perasaan ketakutan tapi justru kegembiraan. Mereka senang melakukannya sambil bermain, tidak takut.

Searching for food in groups allows children to see this survival task as fun [Mohammed Abdullah/Al Jazeera]

Searching for food in groups allows children to see this survival task as fun (Mohammed Abdullah/Al Jazeera)

"Anak-anak itu hidup dalah kejenuhan dan keterkungkungan. Mereka butuh kebahagiaan dan mereka mampu mendapatkannya dalam situasi mencekam, dan mencari makan adalah stimulus untuk mereka melakukannya dengan riang gembira," kata Hoffman kepada Al Jazeera

"Kami tidak menyuruh mereka pergi ke jalanan mencari makan, tapi kami juga tidak bisa mencegahnya karena di rumah memang tidak ada makanan," kata seorang ibu muda kepada reporter Al Jazeera.

 

*) Video: Youtube 

Bagikan Artikel Ini
img-content
Eko Armunanto

There is nothing to writing. All you do is sit down at a typewriter and bleed ― [Ernest Hemingway]

0 Pengikut

Baca Juga











Artikel Terpopuler