x

Para perempuan penyortir kopi di gudang eksportir kopi KBQ Baburrayan, Pegasing, Aceh Tengah.

Iklan

Syukri MS

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

USA, Tujuan Utama Ekspor Kopi Gayo

Dari 4.015.137 kilogram ekspor kopi Gayo, sekitar 92,32% atau sebanyak 3.707.010 kilogram dikirim ke USA.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Makin “harumnya” kopi Gayo berujung kepada meningkatnya permintaan buyer luar negeri. Para eksportir yang mangkal di Takengon sempat kesulitan mengumpulkan kopi dari para petani. Demi mendapatkan kopi nomor 1 itu, menurut Rizwan seorang eksportir asal Takengon, para buyer luar negeri bersedia membayar didepan.

Nilai ekspor kopi Gayo cukup fantastis. Terhitung sejak Januari sampai Agustus 2014, nilai ekspor kopi Gayo berdasarkan surat persetujuan ekspor kopi (SPEK) yang diterbitkan Pemda Aceh Tengah mencapai US$ 22.962.704 atau sama dengan Rp. 276.539.844.272 [kurs US$ Rp.12.043].

Angka yang fantastis itu berasal dari volume ekspor kopi Gayo yang mencapai 4.015.137 kilogram. Tahukah pembaca, negara tujuan utama ekspor kopi Gayo adalah ke USA. Dari 4.015.137 kilogram ekspor kopi Gayo, sekitar 92,32% atau sebanyak 3.707.010 kilogram dikirim ke USA.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sekitar 7,68% dikirim ke Kanada, Jerman, Swedia, Irlandia, New Zealand, Belanda, Taiwan, Malaysia, Hongkong, Turki, Jepang, Inggris, dan Australia. Selain itu, beberapa eksportir memanfaatkan kota Medan sebagai basis eskpornya, maka SPEK-nya diterbitkan oleh Pemko Medan.

Trend perkembangan ekspor kopi Gayo per-bulannya sangat variatif. Pada bulan Januari 2014, ekspor kopi Gayo sebanyak 396.005 kilogram. Bulan Februari ekspor kopi Gayo naik, yaitu 580.800 kilogram. Bulan Maret turun sedikit, yakni 516.303 kilogram. Bulan April naik lagi sebanyak 549.611 kilogram.

Kemudian pada bulan Mei, volume ekspor kopi Gayo 501.600 kilogram. Lalu pada bulan Juni, volumenya naik yaitu 674.400 kilogram. Lalu, pada bulan Juli volume ekspornya turun yaitu 561.801 kilogram, dan bulan Agustus makin turun yaitu 234.617 kilogram. Menurunnya volume ekspor itu terkait dengan belum tibanya masa panen.

Lantas, siapakah sebenarnya yang menikmati devisa kopi sebesar Rp. 276,5 milyar itu? Uang itu terdistribusi secara merata untuk 36 ribu lebih kepala keluarga [petani kopi], 6 eksportir, puluhan angkutan barang, ribuan pedagang pengumpul, serta ribuan penyortir dan buruh petik kopi.

Uang atau devisa inilah yang menjadi kekuatan ekonomi rakyat Aceh Tengah, baik untuk dibelanjakan maupun disimpan pada bank yang terdapat di daerah itu. Oleh karena itu, kontinyuitas ekspor kopi harus mendapat perhatian demi menjaga stabilitas ekonomi kerakyatan di Dataran Tinggi Gayo.

Ikuti tulisan menarik Syukri MS lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler