x

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Tidurlah yang Cukup Agar Hidup Lebih Baik

Karena letih dan kurang tidur, banyak orang membuat keputusan yang keliru.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

“Sleep is the best meditation.”
--Dalai Lama (Pemimpin Tiber, 1935-...)

 

Kita kerap menyangka bahwa kita sanggup terjaga dalam jangka waktu lebih dari 16 jam sehari. Kita begadang saat ngebut menyelesaikan pekerjaan. Kita merasa sanggup mengemudikan mobil usai bekerja dari jam 8 pagi sampai 9 malam karena lembur. Pernahkah kita mencermati bahwa kemudian badan terasa kurang nyaman bila melakukannya hingga beberapa hari?

Kurang tidur dapat berpengaruh buruk terhadap kesehatan, suasana hati, kapasitas dan kemampuan kognitif, maupun produktivitas kita. Kurang tidur dapat mengurangi kemampuan kita untuk memusatkan perhatian dan mengonsolidasi pikiran.

Tentang hal itu, mantan Presiden AS Bill Clinton pernah bercerita. “Dalam karier politik saya yang panjang,” kata Clinton, “sebagian besar kesalahan saya perbuat ketika saya terlampau letih.” Dan menurutnya, terlalu banyak anggota Kongres dari kedua partai (Republik dan Demokrat) yang kurang tidur sehingga diskusi dan negosiasi berjalan alot. “Kurang tidur mengurangi kemampuan Anda untuk rileks dan menghargai pendapat orang lain,” ujar Clinton.

Sehari saja kita begadang, kita membutuhkan tidur lebih dari 8 jam untuk memulihkan kondisi fisik—istilahnya “balas dendam”. Sering kali upaya pemulihan dengan tidur “balas dendam” ini tidak benar-benar mampu memulihkan dengan cepat kondisi tubuh menjadi segar kembali.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kurang tidur berbeda dengan kurang makan. Kita mungkin mampu bertahan karena kurang makan selama beberapa hari. Dengan sedikit asupan, tubuh biasanya relatif cepat terasa enak. Hal serupa tidak terjadi bila kita kekurangan tidur selama beberapa hari.

Riset yang dilakukan oleh National Sleep Foundation, AS, menyebutkan bahwa tidur kurang dari 8 jam sehari dapat mempengaruhi kesehatan fisik, misalnya gangguan pencernaan, tekanan darah meningkat, sistem kekebalan melemah. Kurang tidur juga menurunkan fungsi mental dan kognitif, seperti kemampuan berkonsentrasi, menyaring informasi, memecahkan masalah, dan membuat keputusan yang baik.

Karena alasan-alasan serupa, Amnesti Internasional memasukkan ‘kekurangan tidur’ sebagai bentuk penyiksaan. Salah satu cara menyiksa tawanan agar mengaku ialah membuatnya susah tidur—interogasi berpuluh jam secara berturutan. Dengan cara seperti ini, tawanan akan mengatakan apa saja yang diinginkan interogator. Tentu saja, para interogator tidur cukup, sebab mereka bekerja bergantian.

Sejumlah ahli yang mengeksplorasi fungsi tidur menyatakan bahwa tidur merupakan kebutuhan penting manusia. Jikalaupun manusia berniat untuk begadang demi menyelesaikan satu pekerjaan, perlu diingat bahwa “tubuh memiliki hak untuk beristirahat”.

Ada mitos yang menyebutkan bahwa ‘mengurangi tidur satu jam akan memberimu satu jam lebih banyak produktivitas’. Namun ini mitos belaka. Riset justru menemukan bahwa kurang tidur dalam jumlah sedikit sekalipun akan menimbulkan dampak signifikan atas kesehatan, kapasitas kognitif, dan produktivitas kita. Banyak efek yang tidak terlihat langsung sehingga kita merasa baik-baik saja.

Jadi, berapa jam kita butuhkan untuk tidur? Dari studi yang dilakukan atas orang-orang yang ditempatkan di lingkungan yang tidak ada jam maupun jendela, dan mereka diminta untuk tidur setiap kali mereka merasa lelah, 95 persen diketahui tidur 7-8 jam dari setiap 24 jam. Sebanyak 2,5 persen lainnya tidur lebih dari 8 jam. Sisanya tidur kurang dari 7 jam pada malam hari. Artinya, 1 di antara setiap 40 orang. Mayoritas orang yang tidur kurang dari 7 jam selama beberapa malam merasakan demam.

Orang-orang hebat malah tidur lebih banyak. Anders Ericcson, guru besar psikologi di Florida State University, AS, menemukan bahwa pemain biola yang hebat rata-rata tidur 8,5 jam untuk setiap 24 jam, termasuk 20-30 menit tidur siang hari. Menurut pemain biola ini, tidur merupkan faktor terpenting kedua sesudah latihan untuk meningkatkan kemampuan bermain biola mereka.

Ingin tidur cukup? Sejumlah ahli menyarankan tip serupa. Pertama, pergi tidur lebih awal dan tentukan waktu bangun. Jadikan ini kebiasaan. Kedua, 30-45 menit sebelum berangkat tidur, hindari melakukan kegiatan seperti nonton teve atau menulis email. Tuangkan apa yang ingin Anda kerjakan esok hari beberapa waktu sebelumnya, agar tidak ada yang mengganggu pikiran Anda sebelum dan selama tidur. Ketiga, lakukan kegiatan yang membuat Anda rileks, seperti minum teh hangat dan mendengarkan musik lembut.

Mendapatkan tidur yang cukup, kata Arianna Huffington—penulis buku Thrive, merupakan tindakan yang sangat penting. Terlampau lelah dan bekerja berlebihan membuat produktivitas justru tidak maksimal.

Dengan tidur cukup, kita bisa merasa lebih baik, bekerja lebih fokus, lebih produktif, dan mampu mengelola emosi dengan lebih baik. Tentu saja, kebaikan ini bukan hanya untuk diri kita sendiri, tapi juga untuk orang lain di sekeliling kita. “Tidurlah dalam jalanmu menuju puncak,” kata Arianna. “Hidup akan jauh lebih mudah apabila kita tidur cukup.” **

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler