x

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Biografi Tiga Sosok: Hawking, Turing, dan Tesla

Film tentang Hawking, Turing, dan Tesla mulai beredar. Buku tentang hidup ketiga sosok yang mengguncang jagat sains ini tak kalah menarik.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Ada tiga film menarik tentang ilmuwan yang dibuat pada 2014-15, yakni The Theory of Everything, The Imitation Game, dan Tesla. Ketiga film ini layak tonton, salah satu alasannya karena berkisah perihal tiga sosok yang menggegerkan jagat sains, yakni Stephen Hawking, Alan Turing, dan Nikolas Tesla.

Sebagai seorang atheis, Hawking percaya bahwa alam semesta ini dapat dijelaskan sepenuhnya dengan sains. Turing merintis ‘mesin pintar’ yang kelak dipopulerkan oleh sosok Steve Jobs dan Bill Gates. Sedangkan Tesla adalah nama yang kerap terlupakan ketika berbicara tentang listrik karena kita lebih ingat kepada Thomas Edison.

Ada banyak buku ditulis mengenai kehidupan ketiga sosok yang mengguncang jagat sains dan penemuan teknologi ini.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

 

Stephen Hawking

Buku yang diadaptasi oleh Anthony McCarten untuk pembuatan film The Theory of Everything yang disutradarai James Marsh ini berjudul Traveling to Infinity: My Life with Stephen. Buku ini ditulis oleh mantan istri astrofisikawan ini, Jane Wilde. Hidup cukup lama bersama Hawking, dalam memoirnya Jane mengisahkan hubungannya dengan Hawking, penyakit motor neuron disease yang diidap mantan suaminya, dan keberhasilan Hawking sebagai ilmuwan.

Buku tentang Hawking sudah cukup banyak. Tapi, Travelling to Infinity menjadi menarik lantaran ditulis oleh orang yang menemani Hawking sejak masih cukup sehat untuk menapaki jenjang keberhasilan sebagai salah satu bintang di lapangan astrofisika. Hingga akhirnya kesehatan Hawking jauh menurun lantaran digerogoti oleh penyakit saraf. Jane menyediakan 24 jam setiap hari untuk merawat Hawking. Perkawinan mereka berakhir ketika Hawking berpaling kepada perawatnya.

Ada beberapa judul lain tentang Hawking yang cukup layak untuk dibaca, seperti Stephen Hawking: A Biography. Karya Kristine Larsen, seorang fisikawan dan astronom, ini mengisahkan potret Hawking dalam kehidupan pribadi maupun profesionalnya. Larsen menghindari penggambaran Hawking sebagai hero, dan lebih menekankan Hawking sebagai ilmuwan yang karyanya memberi kontribusi penting bagi pemahaman kita mengenai alam dan asal-usul alam semesta.

 

Alan Turing

Skenario film The Imitation Game ditulis oleh Graham Moore dengan mengacu kepada buku karya Andrew Hodges: Alan Turing: The Enigma. Enigma sebenarnya merupakan mesin milik penguasa Nazi Jerman yang dipakai untuk mengenkripsi pesan-pesan rahasia. Dan Turing, orang Inggris yang jago logika dan algoritma, ditugasi untuk mengurai sandi-sandi yang dibuat oleh mesin Enigma. Ia berhasil.

Hodges menyingkapkan wawasan Turing yang demikian jauh ketika ia membayangkan kehadiran ‘mesin pintar’ yang sanggup berpikir—mesin yang kemudian dipopulerkan oleh anak-anak muda seperti Steve Jobs dan Bill Gates. Turing, menurut Hodges, telah menyumbangkan karya intelektual yang signifikan bagi perkembangan ilmu komputer dan komputasi. Tapi, sebagai manusia, bagi Hodges, Turing tetap teka-teki tidak ubahnya mesin enigma yang sukar dipecahkan sandinya.

Sosok Turing yang memadukan beragam karakter dalam dirinya memantik banyak orang untuk menulis tentang dirinya. David Leavitt, misalnya, menulis The Man Who Knew Too Much. Leavitt menyingkapkan keeksentrikan Turing, kecerdasannya, juga keterusterangannya yang kerap membahayakan dirinya.

Sinclair McKay melakukan serangkaian wawancara dengan orang-orang yang pernah mengenal Turing untuk menyusun bukunya, The Secret Lives of Codebreakers (2012). McKay menyingkapkan masa lalu Turing yang cukup membantu meringankan hidup sosok ini saat menghadapi berbagai tekanan di seputar Perang Dunia II.

 

Nikolas Tesla

Ada cukup banyak film, termasuk animasi, yang menjadikan Nikolas Tesla sebagai karakter utama. Tesla juga tergolong sosok ilmuwan yang banyak muncul dalam berbagai buku, komik, bahkan video game. Barangkali lantaran keunikannya, kisah hidup Tesla diangkat oleh Michael Anton, sedangkan aktor Branko Tomovic dipercaya untuk menghidupkan karakter Nikolas Tesla.

Ada banyak buku tentang Tesla—dan film Tesla bukan hasil adaptasi dari buku-buku ini. Salah satu buku tentang Tesla yang sangat menarik ialah karya Marc Seifer. Berjudul Wizard: The Life and Times of Nikola Tesla (2001), karya biografi ini menghadirkan banyak sumber-sumber baru. Seifer memadukan isu sains, teknologi, kultural, dan kehidupan personal.

Dalam Tesla: Man Out of Time, Margareth Cheney mengeksplorasi pikiran cemerlang inventor dan ilmuwan hebat ini. Dijuluki ‘si gila’ oleh lawan-lawannya, dipanggil ‘si jenius’ oleh yang lain, dan ‘enigma’ oleh hampir setiap orang, Tesla pantas dicatat sebagai inventor yang membuka cakrawala baru kehidupan manusia. Karya Cheney ini menarik lantaran juga menyingkapkan obsesi dan eksentrisitas sosok yang berada di balik kemajuan sains dan teknologi ini. (sbr gambar: imgace.com) ***

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB