x

Indonesiana - Mendikbud Anies Baswedan menggelar tatap muka dengan para guru se-Aceh Tengah di gedung UMMI, Takengon.

Iklan

Syukri MS

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Anies Baswedan: Berapa Banyak Nama Guru yang Anda Ingat?

Kenapa banyak yang melupakan nama gurunya, lalu kenapa ada guru yang namanya tidak terhapus dari benak kita? Begitulah pertanyaan yang dilontarkan Mendikbud Anies Baswedan di Takengon.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Setiap guru pasti mempunyai guru. Sekarang, coba tanyakan pada diri masing-masing, berapa banyak nama guru yang anda ingat? Paling banyak hanya 3 sampai 5 orang. Kenapa banyak yang melupakan nama gurunya, lalu kenapa ada guru yang namanya tidak tehapus dari benak kita? Begitulah pertanyaan yang dilontarkan Mendikbud Anies Baswedan kepada para guru, Minggu (8/3/2013), dalam sebuah tatap muka dengan para guru se Aceh Tengah di gedung UMMI, Takengon.

Dalam pertemuan itu, Anies mengaku bahwa baru pertama kali menjejakkan kaki di Kota Dingin Takengon. Menurut mantan Rektor Universitas Paramadina itu, guru yang namanya masih teringat sampai sekarang adalah guru yang berhasil menginspirasi kita. Selain yang menginspirasi, juga guru yang pernah memarahi atau menghukum kita. Nama mereka tentu tak terlupakan. Sebalikna, terhadap guru yang biasa-biasa saja, namanya nyaris terlupakan. Oleh karena itu, betapa bahagianya seorang guru jika selalu diingat oleh murid-muridnya.

Kenapa para muridnya teringat kepada si guru? Karena si guru berhasil hadir sebagai sosok yang menyenangkan di kelas tempatnya mengajar. Mereka menjadi sosok yang sukses menginspirasi murid-muridnya. Sukses mengubah suasana ruang kelas menjadi tempat yang menyenangkan. “Pendidikan itu harus menggembirakan,” tegas Anies Baswedan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Persoalannya sekarang, sudahkan sekolah dijadikan bagai sebuah taman? Sebuah tempat belajar yang menyenangkan. Kalau sudah maka murid ingin cepat hadir karena rindu akan sekolahnya. Mereka ingin berlama-lama di sekolahnya karena merasa nyaman. Selain itu, para guru harus memberitahu orang tua murid, jangan takut dengan angka-angka. Namun, tegaskan bahwa bagaimana supaya anak-anak itu senang belajar.

Anies Baswedan memberi contoh perjalanan belajar seorang Sofyan Djalil, seorang lulusan Pendidikan Guru Agama (PGA) ke Amerika Serikat. Demikian pula dengan bapak dan ibu guru, jangan pernah takut dengan angka anak didiknya, tetapi tanamkan karakter pada diri mereka. Tanamkan karakter kinerja dan karakter moral. “Hadirnya bapak dan ibu guru ke kelas mereka agar anak-anak itu mampu melampaui mimpi-mimpinya,” pinta cucu pahlawan nasional AR Baswedan itu.

Ikuti tulisan menarik Syukri MS lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu