Menyiapkan Siswa Menjadi Masyarakat Global yang Berintegritas

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
img-content
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Siswa jaman sekarang harus bisa bertindak sebagaimana kearifan lokal budaya Indonesia, namun harus memiliki integritas dan bisa berpikir secara global agar dapat bersahabat dengan era globalisasi.

Tahun 2015 adalah tahun mulai diterapkannya pasar bebas di Indonesia. Tidak hanya bersaing dengan bangsa sendiri, mulai sekarang dan yang akan mendatang persaingan akan semakin luas, tak terkecuali persaingan dunia pendidikan. Sekolah-sekolah akan semakin bersaing untuk mencetak generasi yang siap menghadapi era globalisasi.

Persaingan bisa dalam ragam rupa dan cara. Persaingan mutu sekolah, mulai dari bangunan fisik sampai bangunan psikis pun pasti akan bermunculan. Maka untuk menanggapi era global tersebut, diperlukan suatu usaha bersama dari sekolah untuk meningkatkan kualitas diri.

Sekolah-sekolah perlu berbenah. Tidak hanya guru atau murid saja yang wajib berbenah, semua elemen sekolah juga perlu berbenah. Berbenah menyiapkan sarana didik yang layak dan memadai. Menyiapkan siswa untuk mempu menunjukkan potensi dan prestasi yang optimal.

Dari semua usaha pembenahan tersebut, layaknya pembenahan yang utama diperlukan adalah pembenahan pada interaksi siswa dan guru agar pembelajaran dapat memberikan makna lebih bagi siswa. Pembenahan ini adalah pembenahan bangunan psikis elemen sekolah. Bukan dana yang diperlukan tetapi kesadaran diri untuk memulai.

Peran Sosiologi dalam usaha pembenahan agen-agen perubah

Sosiologi dapat mengambil peran dalam usaha pembenahan bangunan psikis ini melalui kegiatan pembelajaran yang inovatif. Kegiatan pemebalajaran yang berfokus pada kesiapan siswa menjadi agen-agen perubah yang penuh integritas di masyarakat.

Pembelajaran di kelas tentu akan kurang efektif apabila tidak diimbangi dengan pengalaman langsung. Diperlukan kegiatan lapangan agar guru dan siswa mengenal dan memahami pentingnya interaksi dalam dunia sosial.

Siswa dan guru bukanlah burung di sangkar emas yang hanya bertugas belajar dan mengajar. Mereka memiliki tugas yang jauh lebih besar di masyarakat sebagai pribadi yang berpendidikan. Mereka sudah seharusnya turut serta dalam pemberdayaan masyarakat melalui ilmu yang di dapat.

Siswa dapat diminta untuk terjun ke masyarakat dengan tugas melakukan observasi secara langsung. Bagaimana era globalisasi telah mempengaruhi kehidupan bermasayarakat. Guru diharapkan tidak hanya memberi tugas, tetapi memberi contoh dengan ikut serta ke lapangan, membantu menyambungkan dan memberi pemahaman kepada siswa kondisi nyata masyarakat.

Mengenal masyarakat sekitar membantu kita mengenal diri kita, akar dari pribadi kita. Mengenal masyarakat juga membantu kita untuk bertindak sesuai adat ketimuran, sesuai kebiasaan lokal tanpa harus menjadi tertinggal.

Seperti kata pepatah, think globally act locally, siswa jaman sekarang harus bisa bertindak sebagaimana kearifan lokal budaya kita, namun harus memiliki integritas dan bisa berpikir secara global agar dapat bersahabat dengan era globalisasi.

Bagikan Artikel Ini
img-content
Tismay, Spd

Pendidik yang peduli terhadap pengembangan karakter dan kapasitas siswa

0 Pengikut

Baca Juga











Artikel Terpopuler