x

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Dengan Tudung Lampu Menyelamatkan Bosscha

Observatorium Bosscha, yang berusia 91 tahun, mesti diselamatkan dari polusi udara dan cahaya agar tetap mampu berkontribusi bagi perkembangan pengetahuan manusia mengenai alam semesta.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Langit Bandung kian terang benderang: apartemen kian menjulang, perumahan makin berdesakan, mobil dan motor memadati jalan-jalan. Semuanya memberi sumbangan bagi kian terangnya Bandung dan wilayah sekitarnya. Ini bukanlah kabar yang bagus bagi pengelola Observatorium Bosscha, yang terletak di Lembang—dari Bandung menuju utara dengan jalan yang mendaki.

Cahaya terang dari kota yang kesibukannya kian bertambah malam ini justru mengganggu aktivitas para astronom yang tengah mengamati benda-benda angkasa di langit. Dulu, dari Observatorium Bosscha, kemiringan sudut pandang untuk bisa mengamati bintang kecil, misalnya, relatif rendah. Terangnya bintang yang rendah masih mampu ditangkap oleh lensa teropong.

Tapi kini, kemiringan sudut pandang itu semakin besar. Terangnya cahaya di Lembang dan Bandung Utara membikin bintang-bintang rendah dan pancaran sinarnya redup kian sukar diamati. Cahaya yang berasal dari beraneka sumber itu, lampu rumah, apartemen, restoran dan kafe, warung-warung, mobil dan sepeda motor yang lalu lalang, tak ubahya polusi yang mengganggu pengamatan benda langit.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Para astronomo Bosscha membutuhkan kegelapan agar mereka dapat mengamati bintang dan benda langit lainnya dengan jelas. Semakin terang cahaya lingkungan, semakin sukar bagi mereka untuk melakukan kerja ilmiah.

Pemerintah, baik di tingkat kabupaten, kota, maupun nasional, seperti kurang peduli terhadap nasib laboratorium pengamatan bintang satu-satunya di Indonesia ini. Tak heran bila para astronom ‘bergerilya’ melakukan proses penyadaran terhadap penduduk, dimulai dari yang terdekat lokasinya dengan Observatorium Bosscha, tentang pentingnya ‘kegelapan’ bagi pengamatan benda langit.

Para astronom dan mahasiswa astronomi ITB Bandung mendatangi rumah-rumah penduduk sembari membawa tudung lampu sederhana dan meminta warga agar mau memasang tudung itu di lampu-lampu mereka. Rupanya, upaya ini cukup membuahkan hasil: warga Kampung Bosscha, misalnya, bersedia memasang tudung lampu, baik di rumah maupun di jalan-jalan kampung mereka sejak Februari lalu.

Inilah kontribusi sederhana yang dapat dilakukan warga untuk ‘menyelamatkan’ Observatorium Bosscha agar tetap dapat berfungsi, meskipun tidak 100% seperti di masa lalu ketika kepadatan penduduk belum setinggi sekarang. Mudah-mudahan saja apa yang dilakukan para astronom bersama warga itu menyadarkan pemerintah (kabupaten dan kota Bandung, provinsi Jabar, maupun pusat) untuk menyelamatkan Bosscha.

Observatorium yang berusia 91 tahun ini telah memberi sumbangan ilmiah yang penting mengenai kajian astronomi dari wilayah tropis. Peralatan penelitian dan peneropongan angkasa yang relatif tua dan terbatas memerlukan dukungan berupa perlindungan lingkungan observatorium dari perubahan lingkungan yang berlebihan. Polusi udara dan polusi cahaya menjadi dua hal yang paling menyulitkan kerja para astronom.

Dulu, pada tahun 1923, Lembang dipilih sebagai lokasi observatorium ini karena tempatnya relatif tinggi dan masih sepi dari permukiman penduduk. Gijsbertus Voute, insinyur-astronom kelahiran Madiun, Jawa Timur, memprakarsasi pembangunan observatorium ini dengan dukungan dana dari Karl Albert Rudolf Bosscha.

Bosscha merupakan satu-satunya observatorium yang kita miliki untuk memahami alam semesta dan pengaruh benda-benda langit terhadap kehidupan kita di Bumi. Sebagai warga, apa yang bisa kita lakukan untuk menyelamatkan Bosscha agar usianya mencapai lebih dari satu abad dan tetap produktif berkontribusi bagi ilmu pengetahuan manusia? Salah satunya ialah menjaga kebersihan udara dan kegelapan langit di sekitarnya. (foto: tempo.co) ***

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler