x

Iklan

Pungkit Wjaya

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Genius Menulis, Bicara Soal Mentalitas Hidup Para Penulis

Genius Menulis:Penerang Batin Para Penulis. Menyadarkan agar para penulis tidak sebatas bisa menulis, melainkan juga memahami dunia yang luas, penerbit, industri media, marketing, konsumen, hingga nasib-nasib yang mendera para penulis. Tinggalkan menjadi

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Pada dasarnya menulis adalah mengungkapkan apa yang kita rasa dalam kehidupan. Tentu saja lewat medium bahasa yang ditulis. Lalu buat apa menulis? Tulisan ini merupakan refleksi dari apa yang saya rangkum dari buku Genius Menulis: Penerang Batin Para Penulis. Karya Faiz Manshur yang cukup pantas dijadikan referensi para penulis saat ini. Genius Menulis ini tidak sekadar bicara konsepsi atau teori, melainkan berpijak pada arus pemikiran besar para penulis, tetapi juga terhubung dengan kebiasaan menulis orang Indonesia. Dan lebih dari itu, Genius Menulis juga bersandar pada pengalaman hubungan hidup para penulis dengan penerbit buku, penulis media massa, dan juga penulis-penulis freelance lainnya. Bahkan Genius Menulis juga bicara seputar dunia perdagangan buku yang sudah sepantasnya dipahami oleh para penulis agak tak sekadar mampu menulis secara baik --sebatas baik dalam ukuran penulis--tetapi juga baik dalam berbagai takaran. Remy Sylado yang mengapresiasi Genius menulis dalam pengantar buku ini juga patut dipertimbangkan masukannya karena genius menulis punya ciri khas sebagai buku panduan yang memiliki jiwa, bukan sekadar teknik khayalan ala guru desa.

Pada lazimnya penulis itu kebiasaan

Tradisi menulis sangat banyak manfaatnya bagi kehidupan, bukan sekedar merefleksikan realitas semata, tapi menambahkan, memberikan pandangan terhadap apa yang kita lihat dan apa yang kita baca dan rasakan. Maka dari itu, ketika Anda akan menulis sebaiknya sudah mengkhatamkan proses membaca atau selebihnya diskusi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sekedar catatan, bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang beradab. Beradab tersebut mengacu kepada proses melek atau literasi. Literasi tersebut menurut lembaga UNESCO, proses baca-tulis dari masyarakat sekitar yang mampu berkontribusi terhadap aksara (buku, naskah dll). Dari proses baca-tulis tersebut akan berkembang menjadi suatu kebiasaan yang mengakar dan menguatkan kecerdasaan bangsa.

Kegiatan menulis mau tidak mau, disadari atau pun tidak, sangat begitu penting pada kehidupan manusia. Jika saya boleh berkelakar, semua peradaban manusia akan dilewati dengan tulisan, mengapa? Sebab jikalau tidak ada dokmenen tertulis, sepertinya agak susah untuk mencari. Menulis tentu saja menjadi sangat penting di abad ke 21 ini. Setelah abad 19 mesin cetak di temukan di Jerman oleh Gutenberg (1400-1468), revolusi informasi berbasis cetak pun dimulai dan menyangga peradaban modern. Maka itu memengaruhi tradisi membaca dan menulis.

Menulis merupakan aktivitas menuangkan gagasan dalam bentuk tulisan. Tentu saja tidak mudah seperti dalam bahasa lisan. Terkadang ketika sudah muncul gagasan, kemudian hendak dituangkan dalam tulisan banyak hambatan yang muncul. Semisal ketika akan menulis kalimat pertama. Selanjutnya, menulis salah satu aspek keterampilan berbahasa, sedangkan aspek keterampilan berbahasa ada empat, yakni menyimak, berbicara, membaca dan menulis.

Dalam keseharian, jika ada seseorang yang tidak bisa menulis, kita boleh berasumsi bahwa ia tidak menguasai salah satu aspek dari pemaparan di atas. Keterampilan menulis pun tidak memerlukan teori khusus, tetapi memerlukan latihan khusus yang juga harus ditunjang oleh daya nalar yang bagus.

Lalu apa yang harus kita tulis? Tulislah apa yang Anda inginkan, seperti halnya karya sastra: puisi, cerpen, novel, artikel, esai atau catatan harian pun tidak menjadi soal. Lalu bisa ke arah yang lebih lagi, Anda bisa menulis artikel, liputan jurnalistik, catatan perjalanan (Travel Writing) dan yang terakhir, jika Anda hidup di tataran akademis, tentu saja harus menulis makalah, laporan kegiatan lapangan, tugas akhir atau pun skripsi.

Jalan Kreativitas

            Menulis menjadi landasan untuk mengembangkan kreativitas kita sebagai manusia. Maka, dari kreativitas itu, kita akan menemukan sesuatu hal yang baru, yang akan menjadi pengalaman dan bisa menjadi teori baru untuk dibaca oleh khalayak. Pun masyarakat sangat menanti bacaan yang bermanfaat. Seperti halnya dalam buku Genius Menulis ini yang ditulis oleh Faiz Manshur. Di dalam buku tersebut, ditopang dengan kalimat yang bernas dan peta pemikiran sejumlah tokoh dunia

            Agar kehidupan berlangsung dengan bergerak, maka selayaknya kita terus mengamati fenomena. Dari pengamatan kita, tentu saja akan timbul perasaan setuju dan tidak setuju. Nah, seandainya itu ditulis akan menjadi baik. Menulis bisa menjadi alternatif dari kehidupan kita, agar kehidupan berjalan terus dan tidak putus maka menulis. Bagaimana bisa agar tetap menulis? Ya, begitulah, menulis adalah kreativitas yang kita hasilkan dari latihan, membaca, terus  melatih untuk menulis. Maka Anda akan menemukan sesuatu itu jika terus bergerak dalam kreativitas. Dalam buku ini seperti Pengantar dari Remy Sylado “ buku ini memberi pengetahuan yang menegaskan akal budi tentang dunai tulis menulis meliputi kecendikian dan kesungguhan”

            Di sisi lain, ketika kita ingin menjadi penulis yang baik maka harus menjadi pembaca yang baik. Maka jika terus membaca niscaya akan menghasilkan tulisan. Teorinya sederhana, jika kita makan maka kita akan buang air besar. Nah, apa yang kita tulis, setidaknya akan mewujudkan apa yang kita baca.

Menulis seperti juga belajar sepeda. Kayuhlah dulu, bisa saja dalam kayuhan pertama seseorang akan terjatuh dahulu. Jangan takut! Terus sampai terbiasa maka Anda akan senantiasa bisa menulis. Bagi yang ingin belajar menulis, jangan takut salah atau tidak punya teori menulis, pikiran akan tersendat sebab belum terbiasa. Semisal dalam sastra, coba tulislah puisi, cerita pendek atau novel. Selebihnya jika ingin menulis artikel, Anda harus bisa; mencari ide, menetapkan topik, menetapkan judul, merumuskan tesis, membuat kerangka karangan dan mencari referensi, selebihnya jangan takut tulisan Anda jelek, selamat menulis!. Dan menjadi penulis yang baik tentu tidak sekadar terbiasa menulis, tetapi terbiasa menghasilkan karya yang bermutu, karya yang dilirik konsumen, sekaligus karya yang benar-benar mewujud sebagai pemasok pemikiran kreatif.

*) Pungkit Wijaya. Eksponen Sasaka Sunan Gunung Djati dan bergiat di Forum Alternatif Sastra (FAS) Bandung.

 DATA BUKU

Judul               :  Genius Menulis: Penerang Batin Para Penulis

Penulis             : Faiz Manshur

Pengantar        : Remy Sylado

Penerbit           : Nuansa Cendekia

Tebal               : 286 hlm

ISBN               : 978-602-8394-54-3

Ikuti tulisan menarik Pungkit Wjaya lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler