x

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Pertarungan Google, Apple, dan Microsoft

Ketiga perusahaan yang dibangun anak-anak muda itu membentuk perubahan penting di era digital. Mereka bertarung dalam berbagai medan pertempuran , mulai dari mesin pencari, musik dalam perangkat mobile, ponsel pintar, hingga pasar tablet.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Sekitar 17 tahun yang silam, Ken Auletta—penulis di majalah mingguan The New Yorker—mengunjungi Bill Gates, pendiri Microsoft dan saat itu menjabat CEO perusahaan raksasa tersebut. Auletta bertanya kepada Gates, “Pesaing mana yang paling Anda takuti? Sun Microsystem, Oracle, atau Netscape?” Gates menggeleng, “Tidak satupun dari mereka.”

“Saya justru takut pada seseorang yang bekerja di sebuah garasi, merancang sesuatu yang benar-benar baru,” tutur Gates. Gates tidak menyebut dan tidak tahu siapa orang atau perusahaan itu. Namun ia menyadari betul, inovasi adalah musuh utama bagi perusahaan mapan, dan inovasi ini bisa lahir dari sebuah garasi.

Di saat Indonesia tengah terguncang, tahun 1998 waktu itu, kapitalisasi pasar Microsoft sudah mencapai $344,6 miliar dan Apple ‘baru’ $ 5,54 miliar. Apa lagi Google, dibandingkan dengan Microsoft waktu itu, Google ‘tidak ada apa-apanya’.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Secara teoritis, waktu itu, kapitalisasi pasar Google sekitar $10 juta. Angka ini dihitung berdasarkan kemauan seorang venture capitalist yang bersedia mengongkosi Larry Page dan Sergey Brin sebesar $100.000 dengan imbalan 1 persen saham (tapi perusahaannya belum berdiri). Nah, bila ketiga nilai kapitalisasi itu digabung, berarti 98% di antaranya adalah nilai kapitalisasi Microsoft.

Saat buku Digital Wars bahasa Inggris diterbitkan, 2012, nilai pasar Microsoft sebesar $258 miliar, Google hampir menyamai Microsoft dan mencapai $203,08 miliar, sedangkan Apple mencapai $564 miliar—dua kali lipat lebih.

Apa yang terjadi? Karya Charles Arthur, Digital Wars, menjawab pertanyaan tadi dengan memaparkan pertarungan keras yang berlangsung di antara Microsoft, Apple, dan pendatang baru Google waktu itu—Page dan Brin datang dari generasi yang lebih muda ketimbang Gates dan Jobs.

Ketiga perusahaan ini sebenarnya bergerak di bidang yang sangat berbeda: Microsoft dominan dalam perangkat lunak, Apple di perangkat keras, dan Google dalam pencarian informasi di internet. Namun nasib mereka, menurut Arthur, saling terkait karena pengaruh sejumlah kekuatan yang tidak dapat dihindari, di antaranya pertumbuhan jaringan internet, pertumbuhan telepon seluler, dan peningkatan daya beli konsumen. Di beberapa medan pertempuran, mereka saling bertemu.

Di sisi lain, pada masa-masa menjelang pergantian milenium, masing-masing perusahaan menghadapi persoalan tersendiri. Google masih sibuk berupaya menemukan model bisnis yang tepat. Microsoft menghadapi persoalan gugatan antimonopoli. Dan Apple harus berjuang dari keterpurukan finansial, terutama ketika Steve Jobs—pendiri Apple—didepak dari perusahaan dan Apple dipimpin oleh orang yang ia rekrut.

Ketiga perusahaan yang dibangun anak-anak muda itu membentuk perubahan penting di era digital. Mereka bertiga bertarung dalam berbagai medan pertempuran di dunia digital, mulai dari mesin pencari, musik dalam perangkat mobile, ponsel pintar, hingga pasar tablet. Bukan hanya perangkat keras dan lunak, mereka juga bertarung dalam hal iklan.

Ketika iTunes Music Store, cara menjual karya musik yang digagas Jobs, membubuhkan keberhasilan dalam menjual musik secara online, di mana 3 juta lagu diunduh dalam waktu 1 bulan, kebanyakan orang mungkin tak membayangkan betapa keras intrik, negosiasi, dan peraduan pendapat hingga akhirnya iTunes diresmikan pada 29 April 2003. Ikhtiar mewujudkan gagasan Jobs ini melibatkan pihak-pihak lain, seperti industri musik dan para seniman.

Pertempuran yang terjadi di antara ketiga raksasa ini demikian sengit sebab melibatkan gengsi—terutama di antara Jobs dan Gates yang berasal dari generasi yang sama dan sebenarnya juga berteman. Ketika  Page dan Brin ikut terjun, persinggungan individual tentang siapa yang paling tangguh sungguh tidak terhindarkan. (sbr ilustrasi: digitalartgallery.com) ***

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler