x

Tanda larangan masuk terpasang di depan Hotel Beraspagi yang ditempati pengungsi Rohingya dan Bangladesh di Medan, Sumatera Utara, 8 Juni 2015. TEMPO/Aris Andrianto

Iklan

leonard c. epafras

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Exoria

Renungan deteritorialisasi pada para pengungsi Rohingya

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

aku dari negri tak bermatra

 

matraku diambil orang

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

 

aku nomadik di bumi

tapi bumi yang kupijak

lintang bujurnya bukan milikku

 

aku benih dandelion layu

 

rumahku di angin

terkitir-kitir

melayang kesana kemari

gentayangan diseret nasib

mendarat di negeri padas

yang enggan bersetubuh denganku

 

aku jiwa tanpa tubuh

 

tubuh tanpa matra

matra tanpa senyawa

nyawa gersang tak miliki koin emas dibibir

untuk sekadar menyuap Charon

mengantar jiwaku ke negri orang mati

 

semua orang mengelakkanku

semua orang menyebut-nyebut namaku

seakan peduli ...

tapi tak ada yang mengembalikan matraku

 

mereka menjarah jiwaku

membolak baliknya

mencari apa yang tersisa

seperti Yesus dijarah menjelang penyalibannya

 

aku mencari-cari neverland

negeri sejenak

tempat mimpi sederhana

... teringkus kedalam repih jiwa

 

tapi ...

tak ada yang mengembalikan matraku

 

juni 2015

* dipersembahkan bagi para penghuni negeri tak bermatra: Rohingya, Siria, Palestina, Timor Leste di Timor Barat, korban kerusuhan, dan mereka yang menderita deteritorialisasi.

Ikuti tulisan menarik leonard c. epafras lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler