Agak mengherankan persoalan daging sapi yang dihebohkan ini. Banyak diberitakan kalau daging sapi semakin langka dan harganya membubung tinggi. Sesungguhnya itu hanya sesuatu yang diblew-up saja. Memangnya apa arti daging sapi untuk masyarakat Indonesia?
Faktanya, sebagian besar penduduk Indonesia tidak mengkonsumsi daging sapi sebagai makanan utama. Bahkan sebagian masyarakat masih memakan raskin dan nasi aking. Daging sapi hanyalah salah satu lauk yang jarang ada dalam keseharian masyarakat kita. Sejak dulu, kita tidak bergantung pada daging sapi. Hanya provinsi-provinsi tertentu yang banyak menggunakan daging sapi sebagai lauk utama, misalnya Sumatra Barat.
Masyarakat di pulau Jawa justru lebih banyak mengkonsumsi makanan nabati. Di daerah Jawa Barat, ikan dan lalapan menjadi lauk yang sangat disukai. Di Jawa Tengah, tak pernah terlepas dari tempe dan tahu serta sayuran. Di Yogyakarta, tahu tempe bacem menemani gudeg menjadi makanan lezat. Mungkin di Jawa Timur yang agak lebih banyak menggunakan daging sapi untuk soto dan rujak cingur, tetapi makanan yang lebih terkenal adalah pecel Madiun.
Sedangkan di luar pulau Jawa, masyarakat mengkonsumsi ikan. Terutama di wilayah Indonesia Tengah dan Indonesia Timur, yang terdiri dari ribuan pulau dan dikelilingi laut. Ikan berlimpah menjadi makanan sehari-hari. Begitu pula di Kepulauan Riau, lauk utama adalah ikan, udang, kerang dll. Jadi, masyarakat Indonesia lebih banyak mengkonsumsi ikan daripada daging sapi.
Berdasarkan penelitian, justru daging ayam lebih baik daripada daging sapi. Daging ayam lebih banyak mengandung protein hewani dan mudah diurai oleh sistem pencernaan manusia. Ikan lebih baik lagi, tinggi protein dan rendah lemak. Karena itulah ikan menjadi makanan yang jauh lebih sehat. dan sebagai negara maritim dengan luas perairan sekitar 2/3, maka penduduk Indonesia selayaknya menjadikan ikan sebagai makanan utama.
Tak perlu risau dengan kelangkaan daging sapi. Kita harus sadar bahwa orang yang mengkonsumsi daging sapi adalah masyarakat perkotaan. Entah itu karena gengsi atau sekedar mengikuti gaya hidup orang Barat yang emmang miskin sayuran itu. Tuhan telah memberi makanan terbaik bagi orang Indonesia, ikan dan sayuran. Kita harus mensyukurinya.
Lalu mengapa ada kehebohan soal daging sapi? ada dua alasan yang menonjol. Pertama, ada pihak-pihak tertentu (dalam hal ini adalah lawan politik Jokowi) yang ingin menciptakan keresahan dalam masyarakat. Kedua, ulah mafia daging sapi, terutama para importir yang merasa dirugikan karena impor sapi berkurang. Apalagi pemerintah sedang mengupayakan swa sembada daging sapi dengan mengembangkan peternakan di beberapa provinsi. Jadi, tak perlu ribut lagi soal daging sapi. Toh kita tetap hidup tanpa memakan daging sapi.
Ikuti tulisan menarik muthiah alhasany lainnya di sini.