x

Iklan

Asti Tyas Nurhidayati

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Gedung Nyaman Manjakan Wartawan

Atapnya menonjolkan warna merah, ciri khas Tempo. Gedung baru Tempo berlantai delapan itu masih sibuk berbenah.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Gedung jangkung bak tumpukan buku menjulang tinggi di Jalan Palmerah Barat 8 Jakarta Barat. Atapnya menonjolkan warna merah, ciri khas Tempo. Gedung baru Tempo berlantai delapan itu masih sibuk berbenah. Tumpukan bahan bangunan menyambut di pintu masuk. Debu beterbangan di jalan depan setiap kali ada kendaraan yang melintas. Untunglah, kondisi semrawut di depan gedung dan lantai pertama berganti dengan pemandangan yang lebih rapi jali di lantai-lantai atas tempat para karyawan Tempo menunaikan tugasnya setiap hari.  

“Kami menempati gedung baru ini sekitar Mei 2015”, kata Anton Septian, staf redaksi Tempo bagian Nasional dan Hukum.  “Akhirnya kami punya kantor bagus, bertingkat delapan, dilengkapi lift. Di kantor yang lama, ruko di Velbak, tempatnya sempit. Wartawan Tempo yang banyak jumlahnya harus berdesak-desakan. Naik turun tangga pula,” ujarnya lagi.

 Sabtu siang itu, kami peserta Klinik Menulis Feature mendapat tugas mengali ide, merumuskan angle dan mengembangkan deskripsi di Gedung Tempo yang baru. Sejumlah wartawan tengah asyik mengetik di depan komputernya. Puluhan Personal Computer tertata rapi di meja-meja kerja modern minimalis tanpa sekat. Puluhan lampu neon putih tergantung di langit-langit memberikan penerangan sempurna hingga lantai itu tampak terang benderang. Konsep ruang terbuka menjadi pilihan penataan di lantai 3 dan 4, tempat para redaktur dan wartawan bekerja.  “Sekarang lebih nyaman, ruangannya luas dan terbuka. Kita bisa saling colek bila perlu informasi. Komunikasi antar wartawan dan redaktur jadi lebih lancar,” tambah Anton.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ada sejumlah kotak berdinding kaca menempel di tembok.  Seorang wartawan serius berbicara di telepon dan mencatat di bukunya. Sesekali dia menggerakkan kursor di layar laptopnya. Nampaknya mencari informasi yang diperlukan untuk berkomunikasi dengan lawan bicaranya di seberang sana. Wartel alias ruang kedap suara ini biasa dipakai menelepon atau mewawancarai nara sumber sehingga tidak terganggu dari suara apapun.  “Di kantor Velbak juga ada wartel. Cuma dalam satu ruangan kaca ada banyak telepon. Akibatnya rame kalo pas banyak yang telepon. Wawancara narsum jadi agak terganggu. Kalo wartel yang sekarang, lebih nyaman,” Anton menambahkan.

Gedung Tempo baru tengah berhias. Membangun sarana dan prasarana yang lebih nyaman untuk memanjakan wartawan dan para karyawan. Harapannya mereka bisa bekerja lebih tenang untuk mengejar setoran pekerjaan.

Ikuti tulisan menarik Asti Tyas Nurhidayati lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler