100 Pengacara Bela Masinton

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
img-content
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Minggu dini hari, pukul 00.14 Wib, Masinton Pasaribu tiba-tiba mengirimkan pesan via layanan kirim pesan Whatsapp.

Minggu dini hari, pukul 00.14 Wib, Masinton Pasaribu tiba-tiba mengirimkan pesan via layanan kirim pesan Whatsapp. Pesan yang dikirimkan anggota Fraksi PDIP itu, berisi undangan peliputan konferensi pers yang akan diadakan pada hari Minggu siang, sekitar pukul 13.00 di Warung Komando Jalan Saharjo Nomor 1 Jakarta Selatan, tak jauh dari Gedung Balai Sudirman, Tebet. 

Dalam undangan yang dikirimkan Masinton via Whatsapp, tercetak judul undangan dengan tulisan kapital : 100 PENGACARA KOMUNITAS GERAKAN "98". 
 
Di awal undangan, tertulis kalimat sejarah "98" adalah momentum bagi bangsa ini sebenarnya agar lebih baik. Hapus KKN, dan lawan fasisme, itulah salah satu agenda kita bersama- sama yang lantang kita suarakan, baik di jalan-jalan, mimbar-mimbar diskusi dan lain-lain untuk perubahan di "98" saat itu.
 
Kemudian diikuti dengan pernyataan, kini waktu telah berjalan ternyata korupsi, kolusi dan nepotisme tersebut masih jadi penyakit di Negeri ini. Warisan Orba ini benar-benar mengakar dan akut. Berbagai upaya telah kita lakukan, termasuk mendorong salah satu kawan menjadi Pimpinan KPK. Walau digagalkan toh, tak membuat kita jera.
 
Lalu dalam pesan yang dikirimkan Masinton, kasus Pelindo II disentil. Katanya, kasus Pelindo II, yang belakangan ini menjadi sorotan media dan publik adalah bentuk nyata warisan Orba. Dan nama Direktur Utama Pelindo, RJ Lino ikut pula disentil. Lino katanya adalah aktor (Orbaism) neolib. Dan para Orbais ini terus membuat penyakit bagi bangsa ini.
 
Katanya, beberapa anak bangsa "generasi" kita terus berada digaris depan. Salah satunya kawan Masinton Pasaribu yang juga menjabat sebagai anggota dewan (representasi generasi 98) aktif membongkar kasus ini.
 
Demikian penggalan pesan yang saya terima dari Masinton. Ya, Masinton mungkin orang yang paling galak 'menyerang' RJ Lino. Bahkan beberapa waktu lalu, Masinton datang ke Rasuna Said, markas komisi anti rasuah, melaporkan dokumen yang berisikan dugaan gratifikasi yang diterima Menteri BUMN, Rini Soemarno. 
 
Sejak lama memang Masinton menyentil Rini. Dulu bahkan Masinton pernah melontarkan pernyataan tentang adanya 'Brutus' di dekat Jokowi, yang menghambat komunikasi banteng dengan sang Presiden. Kini Masinton dkk di parlemen telah menggulirkan Panja Pelindo II. Dan juga sudah melaporkan dugaan gratifikasi yang diterima Rini. 
 
Sepertinya pihak Rini dan Lino pun tak tinggal diam. Faktanya, kini Masinton dibentengi oleh 100 pengacara. Sungguh menarik mencermati 'pertarungan' mereka. Siapa yang terjungkal, baiknya kita pantengin saja sembari menyeruput secangkir kopi, dan beberapa potong goreng pisang. 
 
Cukup diteras rumah saja. Tapi bila punya duit silahkan, nongkrong di kafe hotel. Silahkan saja, mau aktivis atau PNS. Toh, sekarang Menteri Yuddy tak lagi melarang pegawai plat merah 'nongkrong dan rapat' di hotel. Eh kok melantur begini. Ya, kita saksikan saja pertarungan dari panggung yang terus saja tak berhenti gaduh. 
 

Bagikan Artikel Ini
img-content
Agus Supriyatna

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

Baca Juga











Artikel Terpopuler