x

Ilustrasi Listrik dan PLN. Getty Images

Iklan

Mukhotib MD

Pekerja sosial, jurnalis, fasilitator pendidikan kritis
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Empat Kebahagiaan Seorang Blogger

Menulis blog bagi seseorang bisa terasa berat. Tapi bagi orang yang lain justru melahirkan kebahagiaan. Bagi mereka, setidaknya mendapatkan 4 Kebahagiaan

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Dalam sebuah obrolan santai di warung kopi tentang kepenulisan, seorang dari mereka bertanya, "di mana letak nikmatnya menjadi Blogger?" Agak sedikit jeda menjawab pertanyaan itu.

Saya mencoba berpikir keras, mengingat-ingat, mengais dengan serius apa yang saya rasakan sejak menulis pertama kali ngeblog pada tahun 2004. Dimulai dari blog gratisan, sampai sekarang saya membeli domain sendiri. Lama menulis di blog komunitas yang disediakan sebuah media mainstream, dan sekarang asyik menulis di blog yang difasilitasi tempo.

Bagi saya, setidaknya ada 4 kebahagiaan yang didapat dalam ngeblog. Dan bagi yang lain mungkin saja menjadi berbeda. Pertama, bisa mengekspresikan apa yang terpikir dalam benak. Saat terlintas gagasan mengenai suatu peristiwa, melalui berita di media massa, melalui cerita langsung dari orang lain, dan ketika terlibat langsung dalam peristiwa itu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ekspresi gagasan ini menjadi semacam imbal balik. Pada satu sisi, saya mendapatkan banyak pengetahuan dan informasi dari banyak orang, pada saat yang sama saya membagi pengetahuan dan informasi kepada orang lain. Terlepas dari seberapa bermutu kadar pengetahuan dan informasi yang saya bagikan.

Kadang-kadang ekspresi ini sampai pada level katarsis. Artinya, ngeblog sebagai wadah memuntahkan kejenuhan, kemarahan, ketersinggungan atau kesetujuan dan ketidaksetujuan terhadap pendapat orang-orang. Ngeblog menjadi pilihan strategis melontarkan semuanya. Maka jangan terlalu heran, manakala membaca postingan dalam blog saya, terasa sesuka-suka, berlompat menyentuh berbagai ruang dan wacana.

Kedua, pada saat tulisan yang kita unggah ternyata mendapat banyak pembaca. Rasa suka cita begitu mendalam, manakala banyak orang yang membacanya. Dengan semakin banyak orang membaca, berarti semakin banyak orang yang mungkin memanfaatkan pengetahuan dan informasi yang diragukan.

Saya akan merasa sangat sedih, manakala tulisan itu hanya sedikit orang yang membacanya. Artinya, kualitas pengetahuan dan informasi mungkin saja tak terlalu menarik dan menjadi kebutuhan banyak orang yang sering bermain-main di blog tempat tulisan itu dipajang.

Meski ada juga teman yang mengatakan, keahlian membulat judul yang menarik, dan kadang-kadang bisa jadi judul yang cukup mengecoh, bombastis, atau sedang diramaikan publik. Mungkin mendapat ini ada benarnya juga. Dan mencoba memerhatikan, manakala sebuah judul tulisan mendapatkan banyak pengunjung, biasanya blogger lain terus menulis dengan tema dan judul yang hampir sama.

Tetapi tak mengapa, sebab meski yang dibahas topiknya sama, tetapi bisa dipastikan sudut pandang yang digunakan berbeda. Bukankah pengetahuan dan pengalaman seseorang memang akan memengaruhi kejelian dalam sudut pandang dan ketajaman dalam pembahasannya.

Ketiga, kebahagiaan menjadi lebih manakala para pembaca meninggalkan komentarnya. Komentar yang ditinggalkan seorang pembaca blog, setuju atau tak setuju dengan gagasan yang dilontarkan setidaknya menjadi indikasi pembaca benar-benar membaca tulisan itu.

Tetapi bukan berarti saat tak ada komentar, tetapi dengan jumlah pembaca yang tunggu, pembaca tak sungguh-sungguh membaca tulisan itu. Hanya saja rasa bahagia itu sedikit berkurang kadarnya.

Seperti juga mungkin dialami banyak blogger, memang di kolom komentar tak ada yang meninggalkan jejak, tetapi pembaca memberi komentar atas tulisan itu melalui media yang lain, melalui media sosial misalnya.

Dalam kadar yang sama, selain mendapatkan komentar, manakala tulisan kita dibagikan link ke teman atau pengikut pembaca melalui media sosial yang mereka miliki.

Keempat, mendapatkan ruang pelampiasan dari persoalan insomnia, sulit tidur. Ketika mata tak bisa segera terpejam, mengunggah tulisan di blog menjadi jalan paling efektif terhindar dari penderitaan kelap-kelip mata yang tak hendak tertutup.

Meski tak berarti mereka yang menulis blog di tengah malam, menunjukkan orang-orang insomnia. Bisa jadi mereka terbiasa menulis dalam suasana tentang, sepi, dan ide-ide mengalir deras. Sebagiannya, mungkin memang telah menjadwalkan waktu menulis ketika sudah larut malam.

Kalau And sendiri mungkin bisa memiliki kebahagiaan yang lebih dalam ngeblog. Buktinya, And semua tetap menulis, baik di blog publik seperti indonesiana atau blog pribadi. Kalau pengunjung blog pribadi Anda masih sepi-sepi saja, untuk bisa mendapatkan kebahagiaan dalam ngeblog, saya anjurkan menulis blog publik. Sebab di sana, pembaca memang sudah siap melahap setiap gagasan yang dilontarkan blogger lain.

Ikuti tulisan menarik Mukhotib MD lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler