x

Iklan

Iwan Kurniawan

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Buku 'Ekaristi' Mario F Lawi: Antara Alkitab, Sawu, & Puisi

Mario Lawi menggali kearifan lokal dan Alkitab sebagai sumur inspirasi kesastraannya.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Bagi Mario F. Lawi, sastra dan agama itu berhubungan erat. Keduanya dia satukan dalam puisi-puisi yang dilahirkan dan terhimpun dalam buku Ekaristi. "Isi Alkitab hampir sama dengan sastra," kata Mario di Kupang, Nusa Tenggara Timur, pada akhir Desember lalu.

Lelaki kelahiran Kupang, 18 Februari 1991, itu tumbuh dengan menyerap dua tradisi keagamaan: Katolik dan Jingitiu, agama tradisional yang hingga kini masih dianut orang Sawu di Pulau Sabu dan Raijua, Nusa Tenggara Timur. Kisah-kisah tradisional dia dapat dari ayahnya dan kisah-kisah Alkitab didengarnya dari ibunya. Ketika kecil, Mario menyerap semuanya sebagai dongeng.

Jingitiu punya pandangan dan ritual yang khas. Dalam kepercayaan orang Jingitiu, misalnya, jika meninggal, orang ini dikubur tanpa peti. Mayatnya hanya dibungkus dengan tikar, lalu ditekuk dalam posisi duduk dan dimasukkan ke dalam lubang untuk dimakamkan. Kakek Mario masih dikuburkan dengan cara demikian. Berbagai ritual Jingitiu kemudian diangkatnya dalam berbagai puisi di buku ini, seperti Pemelli, Tuan Padoa, Kelaga Rai, Gela, Roa, dan Bui Ihi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Mario menangkap khazanah biblikal dan kearifan lokal itu “sama-sama mengarahkan para penganutnya kepada pesan keselamatan”. Dalam puisi Tuan Padoa, Mario menyatakan tafsirnya: Telah nenek taburkan semerbak bunga, Tuan, di atas selimut tenunnya,/Ketika doa kepada Selatan sangat dibutuhkan untuk menegaskan/Makna pembaptisan. Tanpa kitab suci kami dipersatukan, Tuan,/Oleh genggaman tangan angin yang berputar mengelilingi rumah.

Dalam Ekaristi, kita akan menemukan metafora-metafora dari dua tradisi tersebut. Puisi “Nazarenus”, misalnya, meringkas kisah Yesus Kristus: Pelajaran berjalan di atas air selesai./(Suara angin yang lembut./Beberapa nelayan melintas dengan perahu menuju pantai.)

“Nazarenus” adalah kata dalam bahasa Latin yang berarti “Nazaret”, kota tempat Yesus dibesarkan. Puisi itu sama sekali tak menyebut kata “Yesus”, tapi kita menangkap alusi tentang Kristen dan Yesus di situ. “Pelajaran berjalan di atas air selesai,” baris pertama dalam puisi itu, juga sebuah alusi tentang selesainya satu tahap perjalanan Yesus setelah disalib.

Menurut Mario, puisi-puisi dalam Ekaristi mengisahkan tentang perjalanan Yesus setelah disalibkan dan wafat. Puisi “Nazarenus” adalah cara Mario menafsirkan apa yang dilakukan Yesus setelah bangkit. Pada puisi “Nazarenus, 2”, “Yesus menemui ibunya, Maria, yang sedang menangisi dirinya yang wafat,” kata dia.

Mario sempat belajar di Seminari Menengah Santo Rafael Oepoi, Kupang, tapi tak melanjutkan ke seminari tinggi untuk menjadi seorang imam Katolik. Dia memilih untuk melanjutkan studi di Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Nusa Cendana, Kupang, dan menulis beragam karya sastra, yang sudah dimulainya dengan menulis puisi saat duduk di bangku kelas IX sekolah menengah pertama.

Hampir segala hal dapat menjadi inspirasinya. “Banyak inspirasi kalau ingin menulis. Saat di gereja, di atas sepeda motor maupun saat mandi," katanya. Dalam buku ini, selain tema biblikal, kita bisa temukan tema keseharian, seperti dalam puisi Panen, tentang sebuah peristiwa panen tapi tetap dalam bingkai religiositas: Ladang telah kami garap demi kehidupan dan rasa sakitmu. Lima langkah dari ibumu, para pemanen menundukkan kepala.

Banyak sastrawan yang menggali khazanah kitab suci dalam puisinya, seperti W.S. Rendra, Abdul Hadi W.M., dan Emha Ainun Nadjib. Pada Ekaristi, Mario mengawinkannya dengan kearifan Jingitiu, yang membuatnya berbeda dari pengarang-pengarang lain.

Penyumbang bahan: YOHANES SEO

***

Judul: Ekaristi

Pengarang: Mario F. lawi

Penerbit: PlotPoint Publishing

Edisi: Cetakan Pertama, Juni 2014

Tebal: vii + 240 halaman

***

Ikuti tulisan menarik Iwan Kurniawan lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler