x

Anggota DPR dari fraksi Partai Kebangkitan Bangsa Arzeti Bilbina, memberikan keterangan kepada awak media, di Jakarta, 28 Oktober 2015. TEMPO/Imam Sukamto

Iklan

Agus Supriyatna

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Mbak Arzeti, Jika Mau Ngobrol Lagi, di Teras Rumah Saya Saja

Pekan kemarin, ramai diberitakan, bahwa Mbak Arzeti Bilbina, digerebek, 'sepasukan' tentara dari Denpom Divif 2 Kostrad.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Pekan kemarin, ramai diberitakan, bahwa Mbak Arzeti Bilbina, digerebek, 'sepasukan' tentara dari Denpom Divif 2 Kostrad. Bahkan 'penggerebekan' dipimpin langsung Wakil Komandan Denpom Divif 2 Kostrad Kapten CPM  Sandri. Waduh, yang pimpin sampai Wakil Komandan, kayak menggerebek tentara yang sedang transaksi narkoba saja. 
 
Ramai sekali berita itu. Katanya, Mbak Arzeti digerebek, karena berduaan dengan seorang perwira TNI AD, yakni Pak Letkol Kavaleri Rizeki Indra Wijaya.  Dandim di Sidoarjo. Namun berita itu simpangsiur. Isu yang kemudian mencuat ke permukaan Mbak Arzetyy 'berselingkuh' dengan Pak Dandim, hingga mesti di 'gerebek' beberapa tentara berpakaian preman di Hotel Arjuna, Malang. 
 
Dari sebuah kamar  di Hotel Arjuna, kemudian Mbak Arzeti dan Pak Dandim dibawa ke markas tentara untuk diperiksa. Tapi, itu masih dugaan. Benar atau tidaknya, saya tak tahu. Yang pasti, dari pihak TNI-AD, sudah ada suara, bahwa mereka akan memeriksa dengan transparan. Bahkan, tak hanya itu Panglima TNI, Pak Gatot Nurmantyo sudah menegaskan, kalau ada tentara yang selingkuh, tak ada ampun, sanksi bakal dijatuhkan. 
 
Ya memang, kalau melihat kronologis kisah, pertemuan Mbak Arzeti dengan Pak Dandim, rawan disalahpahami. Mbak Arzeti sendiri sudah secara khusus menggelar jumpa pers untuk mengklarifikasi kejadian di Hotel Arjuna. Mbak Arzeti menegaskan, ia bertemu dengan Pak Dandim, karena selama ini ia dengan Pak Dandim sering bermitra. Mbak Arzeti kerap jadi donatur bagi pesantrennya Pak Dandim. Jadi, kata Mbak Arzeti, pertemuan itu membahas tentang program 'CSR' yang akan dilakukan dirinya dengan Pak Dandim di Sidoarjo, Jawa Timur. Bahkan Mbak Arzeti menegaskan, ia bertemu dengan Pak Dandim, tak di dalam kamar. Tapi, di teras atau ruang tamu kamar, yang ada sofa serta mejanya. Bukan di kamar, yang hanya ada tempat tidur. 
 
Nuwun sewu Mbak, saya ikut ngomentari. Mohon maaf bukan ingin memperkeruh. Saya harap, Mbak Arzeti tabah hadapi ujian ini. Saya kira, kenapa pertemuan Mbak di salah pahami, pertama karena Mbak adalah figur publik. Status Mbak juga secara politik, mudah sekali di politisasi, karena sedang jadi anggota DPR. Kedua, Mbak juga cantik, ini yang acapkali 'pikiran-pikiran ngeres' itu mampir tak bisa dicegah. 
 
Ketiga, lokasi pertemuan itu kurang pas, dan rawan disalahpahami. Coba, jika Mbak bertemu di lobi, atau di restoran hotel, mungkin kecurigaan akan berkurang. Tapi, ini di kamar, meski Mbak mengatakan, itu di teras atau di ruang tamu kamar. Ya, tetap saja, karena ada 'embel-embel' kamar, kecurigaan tak bisa dibendung. 
 
Tapi, semua sudah terjadi. Pertemuan Mbak dengan Pak Dandim, terlanjur di bubarkan. Saya kira sekarang pihak Denpom punya tanggung jawab untuk menjelaskan, apa alasan mereka membubarkan pertemuan Mbak Arzeti dengan Pak Dandim. Kenapa pertemuan 'CSR' sampai harus dibubarkan? Apa informasi awal yang diterim Denpom sehingga mesti mengerahkan 'pasukan' berpakai preman ke Hotel Arjuna? Siapa yang melaporkan? Ini penting dijelaskan,  agar kecurigaan yang merugikan Mbak Arzeti bisa jelas duduk pangkal perkaranya. Apakah memang ada apa-apa antara Mbak Arzeti dengan Pak Dandim? Atau ini hanya salah paham saja? 
 
Kalau salah paham, kan kasihan Mbak Arzeti, nama baiknya tercemarkan. Juga nama baik Pak Dandim. Tapi, bila benar ada apa-apa, ya Mbak Arzeti mungkin bisa legowo, meminta maaf atau lebih jauh bersedia mundur dari DPR. Karena ya di mata publik, yang namanya selingkuh itu adalah perbuatan tercela dan dosa. Apalagi jika wakil rakyat yang melakukannya. Wakil rakyat, diberi tugas, bukan untuk selingkuh. Tak ada di UU, pasal tentang boleh selingkuh he.he.he. Tapi sekali lagi bila itu benar. Semoga keliru. 
 
Nah, saran saya, andai mau bertemu dengan Pak Dandim lagi, jangan di hotel. Jangan berdua, itu sangat rawan disalah pahami. Bertemulah di tempat terbuka, dimana banyak mata bisa menyaksikan. Bila perlu, karena itu menyangkut CSR, sebaiknya undang juru foto, juga juru warta. Kan jadi berita yang sangat mungkin menaikan rating Mbak, secara politik. Dan Mbak, akan diberitakan sebagai anggota DPR yang dermawan. Mbak pasti akan dapat citra positif. Partai Mbak, PKB juga akan ikut kecipratan senang.  Tak seperti kemarin, beritanya cukup negatif, Mbak dituding dan diduga berselingkuh. Tak enak-kan di tuding dan diduga seperti itu. Dan, yang tak enak bukan hanya Mbak, tapi juga keluarga serta kerabat Mbak. 
 
Dan, bila memang belum dapat tempat, Mbak bisa kontak saya. Saya akan senang, bila Mbak bersedia menggelar pertemuan dengan Pak Dandim di teras rumah saya. Tapi mohon maaf, pertemuan tak bisa di kamar saya, karena kamar saya tak punya teras. Di teras rumah saya saja. 
 
Walau kecil tapi lumayan sejuk. Di depan teras ada pohon jambu air, cukup untuk menghembuskan angin sepoi-sepoi. Saya pun akan senang, karena yang akan menggelar pertemuan adalah Mbak, legislator yang cantik, mantan model pula. Nanti, saya dan istri akan minta Mbak untuk foto bersama. Lumayan untuk koleksi foto. Pasti fotonya bagus, karena ada Mbak yang cantik. 
 
Bila perlu sekalian ajak Mas Muhaimin Iskandar, Ketua Umum PKB, partai tempat Mbak bernaung. Dengan adanya Mas Muhaimin, fitnah bakal diminimalisir. Sekalian, nanti saya akan tanya-tanya Mas Muhaimin, kenapa sampai KPK memeriksanya. Di tunggu ya Mbak....

Ikuti tulisan menarik Agus Supriyatna lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler