x

Iklan

Wulung Dian Pertiwi

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Miniatur Tugu di Laut Biru

Mau menyaksikan Tugu Kilometer Nol Indonesia di dalam laut? Ayo ke Sabang.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Setelah diresmikan pada perayaan HUT RI ke-70 Agustus kemaren, Tugu Kilometer Nol Indonesia yang baru, akan punya duplikatnya dalam laut Sabang. Saat ini, Lembaga Panglima Laot Lhok Iboih Kota Sabang sedang membangun beton berbentuk miniatur tugu setinggi 2 meter lebih yang rencananya Sabtu pagi nanti, 12 Desember 2015, ditenggelamkan di kawasan Taman Wisata Alam Laut (TWAL) Pulau Rubiah.

“Nelayan akan bergotong royong untuk itu, menggunakan beberapa boat (perahu bermesin) dan penyelam-penyelam,” ujar Panglima Laot Lhok Iboih. Ia menggambarkan bahwa sebenarnya beton miniatur Tugu Kilometer Nol Indonesia terdiri dari beberapa bongkah. Bagian-bagian itu akan dibawa dalam beberapa perahu.

Rencananya Sabtu pagi, nelayan-nelayan Lhok Iboih akan mengangkut bongkahan-bongkahan miniatur tugu dari Teupin Sirkui, sebuah pantai di Desa Iboih, tempat penggarapan. Saat ini, miniatur Tugu Kilometer Nol Indonesia di ujung  proses penyelesaian. Menurut Pak Panglima, miniatur akan dilepas dalam bagian-bagian dan masing-masing bagian dalam satu perahu. Beberapa meter dari pantai, tepatnya di Selat sempit antara Pulau Rubiah dan daratan Weh Teupin Sirkui, masih di kawasan TWAL Pulau Rubiah, bongkahan beton akan ditenggelamkan. “Para penyelam yang akan menatanya kembali di dasar laut menjadi persis bentuk semula, bentuk Tugu Nol Kilometer Indonesia,” tambah Pak Panglima.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tugu Kilometer Nol Indonesia di dasar laut, diharapkan penduduk menjadi daya tarik tambahan wisata selam perairan Sabang, selain tujuan utamanya melestarikan terumbu karang. Beton atau benda keras lain, kerangka kapal tenggelam misalnya, atau semacam kerangka mobil atau becak yang ditenggelamkan, memang dapat menggantikan fungsi terumbu karang sebagai rumah bagi ikan. Ini adalah terumbu buatan. Selain itu, ini menjadi substrat keras yang memungkinkan ‘bayi’ karang menempel dan tumbuh.

Terumbu karang kumpulan hewan kecil masih kerabat ubur-ubur. Awal kehidupan, hewan karang melayang-layang di perairan hingga menemukan sesuatu, yang keras, untuk menempel. Itu sebabnya, beberapa melakukan penenggalaman benda keras. Jika seratus persen alami hewan karang menempel pada bebatuan di dasar laut, maka dibantu manusia, bisa saja larva karang menempel pada benda-benda keras tadi. Demikian lebih kurang teorinya. Silahkan membaca kembali ‘Mengenal Si Lembut Benteng Laut’, tulisan saya di blog ini 11 November 2013 lalu tentang terumbu karang jika menginginkan informasi lebih detail tentang terumbu karang.

Jika ingin bergabung Sabtu nanti, silahkan menghubungi koordinator, Bapak Zariansyah, di 085260800862 atau di 08126973943. Anda bisa menjadi saksi dan membantu mengenalkan ajaran baik pelestarian laut pada lebih banyak orang. Kalau bisa menyelam, anda juga dapat membantu langsung pembangunan Tugu Kilometer Nol Indonesia di dasar laut. Mau bergabung? Ayo ke Sabang.

Ikuti tulisan menarik Wulung Dian Pertiwi lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler