x

Iklan

Bernadus Guntur

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Selamat Datang Kembali, AS & BW

Semangat negeri dalam memberantas korupsi seolah enggan surut berhenti. Hingga suatu ketika “badai” datang menerjang.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Foto ini diambil oleh salah satu jurnalis media nasional, tepatnya pada 21 April 2014 ketika Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memberikan keterangan pers terkait ditetapkannya mantan Ketua Badan Pengawasan Keuangan Hadi Poernomo sebagai tersangka dalam penyalahgunaan wewenang ketika menjabat sebagai Dirjen Pajak Kementerian Keuangan periode 2002-2004 yang menyebabkan negara merugi hingga Rp 375 miliar.

Di bawah kepemimpinan Abraham Samad (AS) dan Bambang Widjojanto (BW), KPK tampil trengginas. Berbagai macam terobosan internal maupun eksternal dilakukan. Integritas komisi antirasuah semakin terwujud nyata. Dukungan masyarakat pun mengalir deras. Mungkin tak jauh berbeda ketika pendahulu mereka, Antasari Azhar, memegang kendali pimpinan. Kala itu, pamor KPK juga berkilat. Sejumlah anggota DPR ditangkap dan kasus suap dana Bank Indonesia dikuak. Semangat negeri dalam memberantas korupsi seolah enggan surut berhenti. Hingga suatu ketika “badai” datang menerjang.

Bak petir di siang hari bolong, publik dibuat terperangah. Para pahlawan anti-korupsi satu per satu dilucuti. Dalam kasus yang menimpa AS dan BW tersebut disinyalir berangkat dari panasnya situasi antara Trunojoyo-Kuningan. Pekik dukungan serta upaya dari pelbagai pihak di meja hijau ternyata tak dapat membendung cerdiknya “politic game” dari mereka yang selama ini sudah merasa gerah dengan tingkah polah para penjabat komisi antirasuah. Sampai pada akhirnya AS dan BW harus rela melepas jabatan sebagai pimpinan KPK.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sempat digawangi Taufiequrachman Ruki, KPK malah menjadi tak bertaji. Sial.

Kamis, 17 Desember 2015, Komisi Hukum DPR telah menetapkan para pemimpin baru di KPK melalui voting yang dilakukan dua kali. Agus Rahardjo didapuk menjadi Ketua, disusul dengan empat Wakilnya. Agus sudah dikenali wartawan karena komentarnya yang fenomenal. Ia mengajak masyarakat meludahi koruptor. Namun, bagaimana dengan para Wakil yang bakal mendampingi Agus nanti? Jujur saja, saya sangsi. 

Bagaimana tidak, salah satu Wakil KPK terpilih menegaskan bahwa dibawah kepemimpinan baru ini, KPK harus memulai semuanya dari nol. Sungguh menjengkelkan lantaran penegasan tersebut disampaikan saat para jurnalis bertanya perihal kasus-kasus KPK yang belum terselesaikan, seperti Bank Century dan BLBI. Edan! That was totally gendeng! Apakah ini hadiah yang pantas diperoleh Antasari setelah menjalani vonis 18 tahun di dalam penjara? Silakan nilai dengan nurani sampeyan masing-masing.

Kembali menyinggung pada sesi prolog, mungkin tidak ada yang begitu spesial dengan foto diatas. Hanya, jika dilihat kembali, kepala AS menutupi logo kebanggaan KPK yang utuh, sehingga hanya tersisa K. Korupsi maksudnya? Dan jika melihat raut wajah BW, ia begitu sendu. Tatapan matanya sayu, lekuk bibirnya jauh dari kata tersenyum. Apa itu representasi KPK di masa mendatang, yang sekarang ini sedang berlangsung? Tidak ada yang tahu. 

Namun kini, baik AS maupun BW, sudah kembali ke masyarakat. Publik pun menyambut dengan penuh sukacita, meski masih terselip rasa iba lantaran beratnya beban yang telah mereka pikul.

Ucapan serta harapan sederhana saya sebagai penutup: 

Selamat datang kembali Pak Abraham Samad, Pak Bambang Widjojanto. Terima kasih karena sudah rela menyempatkan diri dengan tulus ikhlas membenahi negeri. Semoga semangat, nyali, serta tekad gigih Anda dalam memberantas korupsi menular pada para pimpinan KPK terpilih.

Ikuti tulisan menarik Bernadus Guntur lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler