x

Iklan

Agus Supriyatna

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Pejabat yang Setia dengan Handphone Jadulnya

Di era keemasannya telepon pintar Blackberry sempat jadi primadona.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Di era keemasannya telepon pintar Blackberry sempat jadi primadona. Dulu, orang yang pakai smartphone besutan Research In Motion Limited Kanada itu akan dianggap orang berpunya, karena harga Blackberry memang terbilang mahal. Ya, di saat Blackberry jaya, telepon pintar asal Kanada itu masuk kategori barang mahal. Siapa yang pakai itu, dianggap orang yang punya 'kelas'. 
 
Tapi, setelah hadirnya telepon-telepon pintar dengan operating system android, pamor Blackberry mulai meredup. Belum lagi dengan makin memikatnya pamor telepon pintar keluaran Apple, perusahaan yang didirikan mendiang Steve Jobs. Pamor Blackberry pun semakin tenggelam saja. 
 
Terlebih kemudian, para vendor atau pembuat handphone seperti berlomba-lomba mengeluarkan produknya. Tiap tahun, beragam tipe smartphone dilaunching. Semua segmen disasar, mulai dari kelas premium sampai low end. Pasar gadget pun dibanjiri ratusan model handphone setiap tahunnya yang dikeluarkan oleh para produsen telepon pintar. 
 
Orang pun kini doyan gonta-ganti handphone. Bagi yang punya duit berlebih, tentu smartphone kelas premium jadi pilihannya. Sementara yang cekak, memilih produk kelas low end. Gonta-ganti handphone pun jadi tren. Terutama handphone layar sentuh yang kemudian jadi favorit. Smartphone pun jadi barang yang laris bak kacang goreng. Lalu bagaimana dengan Blackberry? 
 
Di tengah pesta gadget yang dikuasai Apple dan smartphone android, Blackberry coba bangkit. Namun hingga kini, pamor Blackberry belum kembali seperti dulu lagi di era kejayaannya. Tidak banyak model dan tipe smartphone yang dilaunching perusahaan asal Kanada itu untuk merebut pasar. Maka, model-model smartphone mereka yang dulu sempat begitu diminati dan dibanggakan kini jadi 'barang jadul'. 
 
Tapi ternyata, di tengah tren gonta ganti smartphone, masih ada yang setia menenteng handphone jadul. Tentang ini, saya punya cerita. Suatu siang, usai menghadiri liputan acara peluncuran buku berjudul Politik Hukum Pilkada Serentak yang ditulis Menteri Dalam Negeri, Tjahjo Kumolo, saya ikut merubung Direktur Jenderal Keuangan Daerah Reydonnyzar Moenek yang juga menjabat sebagai  Penjabat Gubernur Sumatera Barat. 
 
Lelaki berkumis tebal itu memang akrab dengan para wartawan yang kerap meliput di Kementerian Dalam Negeri. Maklum, Reydonnyzar sebelum jadi Dirjen, ia juga sempat jadi Kepala Pusat Penerangan Kementerian Dalam Negeri. Kala jadi juru bicara Mendagri dan juga Kementerian Dalam Negeri itulah pamor Reydonnyzar mulai mencorong. Ia bahkan disejajarkan dengan Johan Budi, juru bicara KPK.
 
Gaya bicaranya khas. Bersuara berat, dan sedikit meledak-ledak. Nama Reydonnyzar makin mencorong, kala ia dengan gagah berani 'berkonfrontasi' dengan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Padahal ketika itu, Ahok sedang jadi media darling. Tapi, Reydonnyzar tak peduli, ia dengan gagah berani balik menyerang Ahok, yang sebelumnya 'menyerang' Mendagri saat itu, Gamawan Fauzi. Ahok ketika itu mengeluarkan pernyataan yang bikin Merdeka Utara, jalan dimana kantor Kementerian Dalam Negeri berada memanas. Dalam pernyataannya meminta Mendagri untuk belajar kembali memahami konstitusi. Pernyataan Ahok itu mengomentari pernyataan Gamawan yang menanggapi masalah Lurah Susan. 
 
Reydonnyzar-lah yang kemudian pasang badan bagi bosnya menyerang balik Ahok. Dan, Elshinta sebuah radio swasta terkenal kemudian mengganjarnya dengan sebuah Award. Reydonnyzar oleh radio swasta itu dinilai sebagai juru bicara lembaga yang jempolan. 
 
Kembali ke cerita tentang kesetiaan kepada handphone jadul. Saat dikerubuti wartawan, Reydonnyzar dengan gaya khasnya dengan santai melayani serbuan pertanyaan wartawan yang banyak menanyakan tentang anggaran Pilkada dan juga masalah anggaran lainnya. Ya, ketika itu memang mencuat masalah di beberapa daerah, anggaran Pilkada tak dicairkan seluruhnya yang membuat penyelenggara pemilihan kelabakan. Reydonnyzar pun menjawab dengan runut satu persatu pertanyaan yang diajukan kepadanya. Bahkan, demi menguatkan jawabannya, ia sampai meminta stafnya agar mengambilkan dokumen yang terkait dengan itu.
 
Tapi ada yang menarik saat sesi tanya jawab itu. Saya melirik ke tangan Reydonnyzar. Tangannya tampak menggenggam erat sebuah smartphone yang dulu sempat tenar. Saya pun coba memperjelas tipe smartphone apa yang digenggamnya. Ternyata, smartphone yang digenggam tangan Reydonnyzar adalah Blackberry Bold 9000. Ini bisa dikatakan Blackberry jenis jadul, karena sudah tak diproduksi lagi. 
 
Blackberry Bold 9000 memang sempat populer, bentuknya agak bongsor. Tapi, Blackberry Bold untuk ukuran sekarang bisa dikatakan smartphone kuno. Apalagi setelah Blackberry kemudian mengeluarkan penggantinya yakni Blackberry Bold Dakota yang dilengkapi trackpad. Sementara Bold 9000 masih menggunakan trackball yang digulir-gulir. 
 
Ya, Blackberry kuno itu yang digenggam oleh tangan Reydonnyzar. Bentuknya pun sudah tak menarik lagi. Cover belakangnya sudha banyak yang terkelupas, mungkin karena seringnya digenggam. Saya pun coba lirik kantung bajunya, siapa tahu ada smartphone lainnya yang lebih canggih. Karena sepengetahuan saya, para pejabat kini lebih banyak pakai smartphone layar sentuh, bila tak android, pasti smartphone keluaran Apple. 
 
Tapi, tak ada smartphone lainnya yang terselip dikantung baju Reydonnyzar. Makin penasaran, saya pun kemudian mendekat ke stafnya. Saya kemudian bertanya, apakah Blackberry Bold, adalah alat komunikasi utama Reydonnyzar Moenek. Staf Reydonnyzar mengiyakan, bahwa Blackberry Bold memang  alat komunikasi utama bosnya. " Bapak ya handphonenya itu. Itu yang selalu dipakai bapak," katanya. 
 
Padahal sebagai seorang Dirjen, Reydonnyzar bisa saja tampil seperti pejabat lainnya menenteng smartphone kelas premium dari merek kondang dunia, entah itu Samsung atau Apple, duo merek yang merajai pasar smartphone dunia. Tapi, Reydonnyzar sepertinya memilih setia dengan Blackberry jadulnya. Semoga, dia juga setia dengan mandatnya sebagai abdi rakyat. Dan, juga setia kepada anak dan istrinya he.he.he
 
 

Ikuti tulisan menarik Agus Supriyatna lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler