photo;ilustrasi (document Netter)
“Titik koma pada puisi ini kubuat , bagi saudaraku sebangsa senegara yang akan meraya Natalan”
Kawan,,,berangkatlah kalian dengan Injil-injil suciMu itu ditangan
Ketika kau langkahkan niat baikmu pada kaki-kaki pastimu itu menuju Gereja-gereja pada waktunya Natalan
Akupun disini melihatmu sebagai seorang manusia yang penuh Iman,,,,
Kawan,,,selamatkanlah hati kalian dengan Iman itu bukan hanya pada Hari Natalan!
Kitapun bersama punya niatan bahwa “Iman” itu harus tertancap dihati dan bathin
Aku ucapkan selamat Natalan untuk kalian , dengan kasih sayang yang sering kami dengarkan atas “nama” sebuah ajaran
Bilapun kita berpapasan ketika aku membawa sarung untuk bersembahyang , kaupun lemparkan senyuman kasih dan sayangmu bukan?,,,
Pada beda ada makna
Aku menahan terik mentari itu dimushola-mushola penuh yang lahirkan makna
Pada bedapun ada pertahanan cinta
Pada dinding-dinding bathin bernama Aqidahku pada ayat itu terdengar berjuta-juta makna kasih sayang nan penuh Cinta,,,
Aku disinipun dengarkan lagu-lagu Rohani yang sering ku dengarkan pada lagu puja-pujimu tentang TuhanMu yang Kuasa,,,
Ada lantunan bernada getarkan mega
Ditengah-tengah padang itu terlihat pula kerlap-kerlip lampu Natalmu menyeruak terangi jiwa-jiwa
Dan,,,akupun kembali kemushola-mushola dengan Do,aku “Kau bahagia dengan Natalmu pada Rumah Besar Yang Bernama Indonesia,,,!”…
*ditulis di Singaparna Kabupaten Tasikmalaya Jawa Barat Indonesiana.Tempo.co(23/12/2015).
Asep Rizal.
Ikuti tulisan menarik Asep Rizal lainnya di sini.