“Jangan terlalu mengandalkan bimbingannya para pengajar atau pihak calon sekolah anak kita nantinya , kitalah orang tuanya yang harus memicu dia untuk belajar menulis dan memicu kreatifitas lainnya agar dia “re’se’p” (Suka) dengan alat tulis untuk sekedar mengenalkan kepada dia bahwa belajar menulis dan membaca itu sangatlah penting untuk kemajuan dia nantinya!” lontaran kata-kata itu tercurah begitu saja dari mulutku yang ditujukan untuk Ibunya Anak-anakku pada sebuah kesempatan.
Pengalaman “super sederhana” ini aku sengaja tuangkan semoga ada manfaatnya bagi pembaca sekalian , ketika kita semua terkadang bingung darimana kita akan memulai memicu (start) bagi semangat sikecil untuk mulai belajar mengenali dunia baca tulis yang wajib mereka “rengkuh ilmunya” dikemudian hari.
Sebelum sikecil menginjakan kakinya dibangku Sekolah , bagusnya si anak kita itu kita kenalkan dulu apa itu Pencil ?,untuk apa pencil itu dituangkan? Kepada barang apa isi pencilnya itu sebaiknya tertuangkan? , dan bagaimana agar isi pencil itu bisa mewarnai dan membentuk apa yang kita inginkan dari huruf dan gambar-gambar yang dia inginkan pada tuangan alamiahnya tersebut.
Pemanfaatan situasi yang pass untuk mengenalkan sikecil akan alat-alat tulis yang telah ada bisa juga awal dari segalanya , hal itu bisa jadi awal bagaimana dia seharusnya menyukai alat tulis walaupun bekas saudara atau bekas kakak-nya dia ataupun dia mesti dikenalkan dulu apa benda yang ada disampingnya tersebut ketika kita menggunakan alat tulis tersebut pada sebuah kesempatan.
Lalu setelah itu tingkat “ kepenasaranan “ sikecilpun bisa kita manfaatkan sebagai bahan agar dia lebih mengenal benda itu dan diapun harus tahu “untuk apa benda tersebut , dan mulailah perkenalkan kepada dia “dimana” pencil itu seharusnya dituangkan.
Disinipun kita bisa punya masalah tersendiri ketika tingkat Penasarannya dia itu rada tinggi , dan biasanya bila daya “penasaran alamiah” yang dimiliki setiap anak tersebut bisa menyasar lain tempat seperti menuangkan isi pencil (potlot) kepada benda yang ada disekitarnya seperti bisa saja menuangkan alat tulis tersebut pada dinding,kain dan barang-barang yang dianggap oleh kita seharusnya aman dari jangkauan tangannya yang sedang memegang alat tulis tersebut.
Kreatifitas anak seumuran kurang lebih 3,5 tahunan itu (Misalnya) tidak akan sama tingkat penasarannya , hal itupun bisa kita ( orang tua ) kenali gejalanya dan kitapun bisa mengukur sampai sejauh mana tingkat “kecerdasan” seorang anak seumuran dia tersebut.
*Catatan; Masing-masing orang tuapun (mungkin) telah punya kiat-kiat tersendiri untuk mengantisipasinya , namun saran dari orang-orang “hebat”-pun dapat kita jadikan patokan bahwa sebagai orang tua yang terkatagory baik maka hal mengenai menerapkan idea dari para motivator cara baik mengurus anakpun patut kita ikuti saran dan kiat-kiatnya.
Salah satu kiat sederhana memicu kreatifitas “tingkat kepenasaran” sikecil agar dia itu “re’se’p” (suka) belajar menulis diantaranya adalah ;
-1.Mendekatkan alat tulis yang kita anggap tidak berbahaya bagi diri sikecil dan barang yang ada disekitarnya.
-2.Mendekatkan Buku-buku tulis bekas kepada diri sikecil dan berusaha memberi tahu lebih awal kepada dia agar cara memegang pencil itu tertuangkan secara benar.
-3.Berusaha mendekatkan majalah-majalah Anak yang didalamnya banyak gambar warna-warni agar syaraf “penasarannya” dapat cepat terpicu, dan dia secepatnya bergerak/ menggerakan tangannya secara reflex kepada buku tulis bekas apapun bentuk karya awalnya.
*Catatan; Kita (Orang Tua) jangan dulu mengatur bentuk coretan sang anak , apapun bentuknya biarkanlah dia menuangkan karya alamiahnya , karena sebuah bentuk karyanya akan secara alamiah pula dia nikmati ketika semua telah pada waktunya.
Sekian dulu kiat-kiat “Agar Sikecil Cepat Pintar Menulis dan Menggambar” kiat super sederhana ini mudah-mudahan bisa bermanfaat bagi semuanya,,,amiin,,,
*Singaparna Kabupaten Tasikmalaya Jawa Barat Indonesiana.tempo.co (25/12/2015).
Asep Rizal.
Ikuti tulisan menarik Asep Rizal lainnya di sini.
