x

Pemulangan 26 WNI/TKW dari KBRI Suriah di Bandara Internasional Damaskus, 24 Desember 2015. Rombongan merupakan gelombang repatriasi ke-270 yang dilakukan KBRI Suriah. (Foto: KBRI Suriah)

Iklan

Agus Supriyatna

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Tak Sekedar di Dapur, Tapi Juga Mampu Jadi Sepur

Jangan pernah sekali-sekali meremehkan peran para Ibu.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Tanggal 22 Desember, adalah hari istimewa bagi para Ibu. Di tanggal itu, hari Ibu selalu diperingati. Diharapkan setiap tiba hari Ibu, ada refleksi yang bisa dilakukan untuk melihat kembali betapa pentingnya peran seorang ibu, baik dalam keluarga maupun dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Ada harapan yang mencuat, para Ibu kian berperan dalam pembangunan. Dan, menjadi penentu bagi masa depan bangsa. Jadi, jangan pernah sekali-sekali meremehkan peran para Ibu. 
 
"Wanita sekarang adalah wanita yang harus andil dalam membangun bangsa dan negara," demikian pernyataan Menteri Dalam Negeri Pak Tjahjo Kumolo menanggapi peringatan hari Ibu di Jakarta, Selasa 22 Desember 2015. 
 
Kata Pak Tjahjo, para wanita atau kaum ibu tidak saja melahirkan anak-anak, yang berguna untuk keluarga, sesama dan negara tapi juga harus menjadi tulang rusuk dalam pembangunan. Peran para ibu sangat dibutuhkan untuk  mencapai cita-cita mewujudkan Indonesia yang berdaulat di bidang politik, berdikari di bidang ekonomi dan berkepribadian dalam berkebudayaan. 
 
Karena itu kata Pak Menteri, Jangan sekali-sekali meremehkan, apalagi melupakan peran dan jasa para ibu. Sejarah pun mencatat, betapa banyak kiprah para perempuan atau kaum Ibu yang telah memberi warna bagi republik ini. Mereka, ikut membebaskan negeri ini dari belenggu penjajahan. Mereka, telah memberi cahaya pencerahan juga pembebasan. Raden Ajeng Kartini dan Dewi Sartika, adalah dua Ibu yang begitu berjasa bagi negeri ini. Dan, tentu masih ada jutaan kaum ibu lainnya dengan berbagai perannya ikut memberi andil bagi kemajuan Indonesia. 
 
Jadi, republik ini perlu berterima kasih kepada kaum Ibu. Peran mereka tak boleh lagi diremehkan. Mereka pun bukan warga kelas dua. Bahkan mungkin, mereka warga kelas utama, karena lewat sentuhan tangan serta kasih sayang mereka, karakter generasi penerus sejarah dibentuk. Kini, kiprah kaum Ibu tak sekedar di dapur, bahkan sudah mampu jadi 'sepur' atau lokomotif bangsa. Megawati Soekarnoputri, adalah perempuan Indonesia yang mempu membuktikan diri. Mampu jadi pemimpin di negeri ini. Pastinya pula, masih banyak Megawati-Megawati lainnya yang punya potensi tampil di depan. Terlebih setelah kran demokrasi terbuka lebar. 
 
Di Surabaya misalnya, kini tampil Ibu Tri Rismaharini atau biasa dikenal dengan Ibu Risma. Pun di kabinet, perempuan sudah berkiprah. Bahkan bisa memikat. Ibu Susi Pudjiastuti misalnya. Dan, di luar pemerintahan, banyak kaum Ibu dengan segala perannya telah memberi warna bagi perjalanan bangsa ini. Mereka berkiprah di segala lini kehidupan. Ada yang di LSM, maupun di sektor lainnya. 
 
Jadi kata Pak Menteri, jangan sekali-sekali meremehkan kaum ibu. Jangan pandang mereka hanya pintar di dapur. Tapi, mereka pun mampu jadi 'sepur' bagi bangsa ini. 
 

Ikuti tulisan menarik Agus Supriyatna lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler