x

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Belajar dari Kearifan Messi

Messi berbicara ihwal kecintaan kepada sepak bola, momen-momen bagus, dan dukungan orang-orang sekitar.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

 

“Ada hal-hal yang lebih penting dalam hidup ketimbang menang atau kalah dalam suatu pertandingan.”

--Lionel Messi (1987-...)

 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Lionel Messi membuktikan bahwa ia masih yang terbaik: lima kali meraih Ballon d’Or adalah bukti yang cukup. Sebagai pesepakbola, beragam capaiannya bersama Barcelona selama ini dianggap tidak komplit tanpa gelar juara dunia bagi negara asalnya, Argentina. Toh, ia tetap layak memperoleh pujian—apa yang ia capai adalah buah kerja keras.

Di laman Facebook-nya, Messi menorehkan perasaannya. Begitu rendah hati dan tidak ada kesan keangkuhan. Saya rasa, ada beberapa kearifan yang patut diserap darinya.

Pertama, ihwal kecintaan terhadap sepak bola. Messi begitu mencintai sepak bola, bahkan ia berterima kasih kepada olah raga sepak bola—yang ia sukai sejak kecil. Passion, hasrat yang luar biasa, menjadikan sepak bola bagian penting dari hidupnya, yang membesarkannya. Tanpa passion niscaya Messi tidak akan sampai kepada tataran seperti sekarang.

Dalam lapangan hidup apapun, banyak orang memiliki apa yang disebut anugerah berupa bakat, tetapi bakat itu tidak akan terasah dengan tajam tanpa kecintaan pemiliknya. Kecintaan membuat Messi sanggup belajar tanpa henti, sekalipun ia sudah dianggap superstar. Ia tetap berlatih menendang, mengocek, mengoper, mengumpan, maupun mengeksekusi penalti. Ia mengaku masih mencintai sepak bola dengan membabi buta bahkan hingga kini.

Kedua, kecintaannya kepada sepak bola membuat Messi sangat menghargai momen-momen kemenangan, sebab ia tahu persis apa rasanya menjadi tim yang kalah di hadapan ribuan penonton yang memadati tribun stadion. Menghargai momen bagus tidak dengan berpesta pora, melainkan dengan berlatih lebih giat. Setiap momen bagus adalah tonggak yang kita tancapkan untuk melangkah lebih jauh menuju tujuan.

Orang kebanyakan kerap mengabaikan prestasi-prestasi kecil maupun kebahagiaan-kebahagiaan kecil, karena menginginkan sesuatu yang amat besar. Ambisi besar tanpa disertai penghargaan atas pencapaian kecil akan membuat kita mudah runtuh tatkala diterpa badai besar—kekalahan dari tim lawan bermain. Jangan biarkan sebuah kekalahan menghancurkan kita seolah-olah dunia kiamat. Kita pernah meraih prestasi sekalipun kecil, dan prestasi ini masih mungkin diperbesar.

Ketiga, betapapun penghargaan Ballon d’Or dan penyerang terbaik bersifat individual, namun Messi mengakui bahwa prestasi itu tak mungkin tercapai tanpa dukungan orang-orang di sekelilingnya: Suarez, Neymar, pemain-pemain lain, manajer, dokter, manajemen, maupun penggemar. Juga orang-orang dekat: keluarga, teman, orang tua. Langsung atau pun tidak, mereka telah berkontribusi positif bagi keberhasilan Messi. Tak ada kesuksesan tanpa orang-orang yang mencintai dan mendukung kita.

Orang-orang di sekeliling kita adalah tempat bersandar tatkala kita dirundung rasa frustrasi, tapi juga tempat berbagi ketika kita diliputi kebahagiaan. Messi sungguh beruntung dikelilingi orang-orang yang mendukungnya—bahkan Suarez dan Neymar tidak menempatkan diri sebagai pesaing di dalam kesebelasan yang sama, kendati keduanya niscaya punya ambisi untuk menjadi superstar pula. Barangkali, ini karena Messi tidak selau berambisi untuk mencetak gol sendiri—ia lebih menginginkan kemenangan timnya, sekalipun untuk itu ia harus memberi umpan kepada Suarez atau Neymar yang kemudian mencetak gol. Tentu saja, umpan yang matang.

Messi telah berbagi rahasia menjadi sukses dengan tetap rendah hati. (sumber foto: espnfc.com) **

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler