x

Iklan

indri permatasari

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Citra Rashmi, Konspirasi Putri Mahkota

Pusaran konflik sudah ada sejak dulu kala, dalam jaman dan kemasan yang berbeda. manusia toh memang begitu bukan?

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

 

Berawal dari sebuah status seorang kawan di facebook setelah membaca Muhammad Lelaki Penggenggam Hujan. Ingatan malah melayang menuju karya Tasaro GK yang lain Citra Rashmi Konspirasi Putri Mahkota. Sebagai penikmat fiksi berbalut fakta sejarah, saya sunguh menantikan kehadiran sekuel lanjutan dari kisah Citra Rashmi yang entah mengapa sampai saat ini belum juga terbit. Sembari menunggu penantian saya berakhir, sepertinya tidak ada salahnya untuk menulis sedikit review  tentang novel pertamanya, ya siapa tahu ada di antara anda yang jadi tertarik untuk ikut menyelami kehidupan sang putri.

Sudah lebih dari dua tahun yang lalu saya membaca Citra Rashmi, atas rekomendasi seorang kawan yang ngefans banget dengan sang penulis. Berangkat dari sebuah rasa penasaran, terutama karena setting waktu seputar perang bubat yang sampai sekarang masih banyak diperdebatkan. Halaman demi halaman terlewati dan untuk selanjutnya saya mulai jatuh cinta dengan cara bertutur Tasaro yang melenakan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ditilik dari sejarah masa lalu, Citra Rashmi ialah putri dari tlatah pasundan, buah hati dari sang prabu Linggabuana yang lebih dikenal dengan nama Dyah Pitaloka. Dalam tragedi perang bubat, sebuah versi menyebutkan , Hayam Wuruk yang telanjur gandrung akan kecantikan Dyah Pitaloka ingin mempersuntingnya menjadi permaisuri kerajaan Majapahit. Namun, demi tegaknya idealisme dan ambisi besar penyatuan Nusantara di bawah Wilwatikta, Gadjah Mada melakukan penumpasan terhadap calon besan kerajaan yang kelak menjadi penyesalan tak berkesudahan dalam hidup sang Mahapatih. Dalam peristiwa berdarah itu, semua rombongan wanita melakukan lampus atau bunuh diri demi mempertahankan kehormatan, tak terkecuali Citra Rashmi.

***

Cerita pun dimulai dengan bergulir ke masa silam, sepenggal episode kehidupan Citra Rashmi dimasa kanak-kanak saat masih menyaru menjadi Sannaha yang sengaja dikirim ayahnya untuk menjadi murid dari seorang guru sakti bernama Candrabhaga. Sannaha harus menghabiskan sebagian masa kecilnya di sebuah padepokan di lereng gunung Pangrango, jauh dari pusat kekuasaan sang Ayahanda dan indahnya taman keputren untuk mengemban misi tersembunyi menjadi spionase demi kelanggengan tahta sang raja. Ah.. bahkan sejak kecil, Citra Rashmi sudah menjalani rumitnya sebuah dilema hidup dalam konspirasi.

Petualangan seru Sannaha menuntut ilmu terpaksa harus terpotong karena ulah Yaksapurusa yang menculiknya. Yaksapurusa adalah seorang biang kerok pembuat onar, pemberontak yang mengancam kekuasaan Raja. Tapi Sannaha bukanlah manusia cengeng walaupun ia seorang putri. Di tempat inilah dia kenal dengan Purandara, anak angkat Yaksapurusa. Sebagaimana anak begundal, Purandara pun memiliki watak yang hampir dengan ayahnya. Berwatak keras, arogan dan tak tahu aturan meski jauh di dalam sana Purandara adalah manusia baik. Meski sifat bertolak belakang, tapi siapa yang kuasa menolak rasa, demikian pula keduanya. Sannaha dan Purandara saling jatuh cinta, tanpa pernah saling menyatakan, hanya merasakan. Kalau Purandara ada beneran, saya pun tentu bakal klepek-klepek dibuatnya.

***

Waktu berlalu begitu cepatnya, kisah penculikan pun tinggal kenangan. Sampai pada suatu saat Purandara dan Sannaha alias Citra Rashmi bertemu kembali. Mereka pun terlibat dalam berbagai peristiwa pertarungan. Bagian romansa ini diceritakan dengan penggambaran yang sungguh menyenangkan. Tidak ada kalimat berbunga yang memesona, ataupun adegan menye-menye galau layaknya sinetron masa kini. Namun semuanya tak mengurangi keromantisan kisah mereka berdua, kisah cinta yang diyakini tak mampu direngkuh karena perbedaan yang sangat mendasar diantara keduanya.

Tentunya novel setebal 624 halaman ini tidak melulu berisi pertempuran ala pendekar serta kisah cinta malu-malu kucing Citra Rashmi dan Purandara. Ada intrik juga yang tak kalah menarik untuk disimak. Dimana Dewi Pwahaci, selir sang baginda yang ternyata juga memiliki keinginan untuk berebut tahta. Semua tersaji dengan enak, pas dan sesuai porsi.

Sampai tiba waktunya Citra Rashmi mengamini ketika diinginkan untuk menjadi permaisuri raja Majapahit. Tentu saja Citra Rashmi sebenarnya tidak mau, karena hatinya sudah tertambat di suatu tempat. Namun demi kehormatan, harga diri dan tegaknya kerajaan pasundan, maka dia pun rela berkorban.

***

Ditengah kegalauan menantikan seri selanjutnya, saya berharap Tasaro GK mengubah nasib Citra Rashmi sehingga dia tidak bunuh diri dalam perang bubat. Perang yang membuat hubungan tatar pasundan dan tlatah majapahit menjadi berantakan. Bahkan sampai ada mitos kalau gadis sunda jangan sampai dapat pria jawa. Yach siapa tahu, ternyata Citra Rashmi punya kembaran yang tiba-tiba muncul menggantikannya bunuh diri gitu. Sekali-kali berkhayal tentunya tak mengapa to.

Kisah ini memang belum berakhir, saya yakin Citra Rashmi pasti akan berjuang, baik untuk dirinya sendiri maupun bangsa dan negaranya. Mengunyah Fiksi Sejarah memang menyenangkan. Kita bisa belajar dan mengenal perjuangan di masa lampau. Mengingat bagaimana kekuasaan itu diperebutkan, mengetahui berapa banyak darah ditumpahkan untuk mencapai tujuan, memahami bagaimana sebuah kerajaan dan peradaban dibangun hingga akhirnya kita bisa ada di masa sekarang.

***

Pusaran konflik memang sudah ada sejak dulu kala, dalam jaman dan kemasan yang berbeda. seringkali keyakinan menjadi sumber pergolakan yang berujung pada pengkhianatan, konspirasi, intrik dan perebutan kekuasaan. Jadi apa bedanya dulu dan sekarang?

***

Buat Mas Tasaro, mbok ya tolong seri dua nya cepat diterbitkan. Jangan biarkan saya lelah menanti akhir kisah Citra Rashmi, seperti lelahnya saya mencari mash-mash ..eaaa

“setiap hal di dunia ini sedang berputar sesuai rencana langit.

Tak perlu bersedih, jangan terlalu bergembira”

Judul                : Citra Rashmi Konspirasi Putri Mahkota

Penulis             : Tasaro GK

Penerbit          : Qanita

Tebal Buku      : 624 Halaman

Tahun Terbit   : Cetakan I, September 2013

 sumber foto www.goodreads.com

Ikuti tulisan menarik indri permatasari lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler