x

Iklan

Indri Muin

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Berbagi Kebaikan dalam Sebungkus Nasi

Aksi sosial yang dilakukan oleh segelintir anak muda di Semarang ini cukup sederhana dan bisa dilakukan oleh siapa saja

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Mungkin untuk sebagian dari kita sebungkus nasi tidaklah berarti banyak, namun untuk sebagian yang lainnya tentu saja sebungkus nasi bisa sangat berarti. Hanya dengan memberikan sebungkus nasi kepada mereka yang kurang diperhatikan ternyata mampu memberikan pelajaran bagi kita lho.

“Sebungkus berarti lebih”, ya itulah motto dari salah satu komunitas aksi sosial di kota Semarang, Berbagi Nasi Semarang. Makna yang terkandung dalam motto itu cukup bagus yaitu walaupun sebungkus nasi tidak berdampak begitu besar namun, sebungkus nasi bisa mengajarkan kita tentang rasa syukur dan untuk selalu berbagi kepada sesama mulai dari hal-hal yang sederhana.

Awalnya komunitas Berbagi Nasi ini hanya terdapat di kota Bandung saja, namun saat ini sudah tersebar di banyak kota di Indonesia dan salah satunya adalah di kota Semarang. Komunitas Berbagi Nasi Semarang dibentuk pada 9 Februari 2013, komunitas Berbagi Nasi Semarang tidak memiliki keterikatan bagi anggotanya. Komunitas ini terbuka bagi siapa saja yang ingin ikut berpartisipasi dalam aksi sosial mereka.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sesuai dengan namanya, komunitas ini melakukan aksi sosial dengan membagi-bagikan sebungkus nasi kepada tunawisma di daerah sekitar Johar dan Kauman, walaupun difokuskan untuk para tunawisma namun terkadang mereka juga membagikan kepada tukang becak dan juga pemulung. Berbagi Nasi Semarang memiliki visi ‘memperhatikan yang belum diperhatikan’, hal itu karena mereka ingin memperhatikan tunawisma yang dianggap jarang diperhatikan oleh pemerintah. “Aksi kita emang bagi-bagi nasi ke tunawisma, kan, ya gitu, kita lihat, kan, tunawisma jarang diperhatikan sama pemerintah atau kita-kita”, ujar Pandu Pujo Wicaksono selaku Humas Berbagi Nasi Semarang.

Tidak hanya membagi-bagikan nasi bungkus saja, selimut dan obat-obatan pun terkadang juga dibagikan kepada para tunawisma. “Kita juga bagi kayak selimut gitu, kan kadang tuh ada tunawisma yang sekeluarga gitu, kan, ada anak yang kecil-kecil gitu, kan kasian kedinginan”, ucap Pandu.

Berbagi Nasi Semarang memanfaatkan media sosial seperti Twitter, untuk memperkenalkan aksi sosial mereka kepada masyarakat Semarang, khususnya kepada anak muda di Semarang. Berbagi Nasi Semarang menggunakan Twitter untuk memberitahu mengenai jadwal aksi mereka, bagaimana berlangsungnya aksi dan apa saja kegiatan yang dilakukan diluar aksi rutin mereka.

Melalui Twitter juga mereka  mencoba mengajak warga Semarang untuk ikut berpartisipasi dan bahkan Berbagi Nasi Semarang pun melaporkan laporan keuangan mereka. Seperti misalnya seberapa banyak donasi yang sudah diterima dan berasal dari mana saja donasi yang diterima.

“Gimana ya, medsos penting sih.  Karena bisa menjangkau orang yang gak kita duga gitu. Kan kalau dari mulut ke mulut jangkauan kita terbatas juga kan. Juga medsos tuh juga seperti kayak laporan gitu, report gitu. Ya kita juga pengen terbuka, jadi di medsos tuh kita bisa tau, kayak misalkan keuangan juga udah kita coba terbuka,” jelas Pandu.

Walaupun konsep gerakan sosial dari Berbagi Nasi Semarang sangatlah sederhana, namun mereka juga terkadang menemui kendala. Salah satunya adalah masalah cuaca. Para Pejuang (sebutan bagi mereka yang melakukan aksi membagikan nasi bungkus)yang melakukan aksinya dengan berjalan kaki menyusuri daerah pasar Johar dan sekitarnya ini acapkali direpotkan karena turunnya hujan, namun hal itu tidak menjadi masalah yang besar bagi mereka. Bagaimanapun para pejuang tetap harus membagi-bagikan nasi bungkus kepada mereka yang berhak.

Pandu pun sempat menceritakan pengalamannya ketika melakukan aksi saat hujan. “…di Kauman jam 9 gitu, kan, trus kita jalan kaki menyusuri Johar, trus kalau misalkan hujan gitu ya, susah. Tapi, ya, biasanya gak terpengaruh sih, kayak tetap jalan (melakukan aksi), kan, ada mantel, macam-macam, gitu kan. Dulu malah pernah waktu hujan tuh kita pakai terpal (MMT) Berbagi Nasi gitu”,kata dia.

Respon yang beragam ditunjukkan oleh para tunawisma yang mendapatkan nasi bungkus. Sebagian dari mereka jelas sangat senang, bersyukur dan berterimakasih dengan pemberian nasi bungkus dan bahkan tak sedikit dari mereka yang langsung mengucapkan doa bagi para Pejuang yang membagi-bagikan nasi bungkus. Selain itu, ada juga mereka yang tidak mau menerima nasi bungkus yang diberikan, mereka beralasan bahwa masih ada orang lain yang lebih membutuhkan dibanding mereka.

Berbagi Nasi Semarang rutin mengadakan aksi mereka setiap hari Jumat. Biasanya sebelum memulai aksi, mereka berkumpul di depan Gedung DPRD Provinsi Jawa Tengah pukul 20.00 kemudian pukul 21.00 mereka menuju daerah Kauman atau Pasar Johar, selanjutnya mereka mulai aksi dengan berjalan kaki, membagi-bagikan nasi kepada para tunawisma. Karena tidak ada keterikatan anggota, maka siapa saja bisa merasakan langsung keseruan membagikan nasi bungkus dengan menjadi Pejuang Berbagi Nasi. Selain mendonasikan tenaga, kita juga bisa lho mendonasikan sebagian uang kita ataupun langsung mendonasikan dalam bentuk nasi bungkus. Ternyata walaupun hanya dengan sebungkus nasi, kita tetap bisa berbagi kebaikan kepada sesama.

Tulisan ini pernah saya gunakan untuk lomba menulis feature yang diadakan oleh Jurusan Komunikasi UAJY tahun lalu, saya pun pernah memposting tulisan ini juga di blog saya yang lainnya. Semoga bisa menginspirasi kita semua untuk berbuat kebaikan kepada sesama

Ikuti tulisan menarik Indri Muin lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB