x

Iklan

Nanda Ruli Maulidiyah

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Pesona Azuki yang Tak Pernah Pudar

Tulisan ini bercerita tentang tim Azuki Yosakoi FBS Unipdu Jombang ketika mengikuti Festival tari Remo dan Yosakoi di Surabaya.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Tepat pukul 13.30 pada hari Minggu pada tanggal 2 Agustus 2015 menjadi hari yang bersejarah untuk kami para punggawa Azuki Yosakoi. Azuki adalah nama tim kebanggaan kami sebagai penari yosakoi. Hari itu langit Surabaya cerah, secerah wajah kami yang siap untuk menggebrak balai pemuda yang dipenuhi para penonton yang ingin menyaksikan penampilan tari remo dan yosakoi. Kami yang sudah berlatih sekitar 5 bulan siap untuk memberikan penampilan terbaik kami,kalah menang tak jadi masalah karena disini kami siap untuk berproses meskipun kemenangan menjadi satu titik penting yang menjadi tujuan kami. Ketika selesai shalat subuh kami langsung berlatih lagi untuk memantapkan performa. Melawan rasa kantuk lalu berlari mengelilingi balai pemuda di tengah suasana pagi kota pahlawan membuat semangat kami kembali berkobar.

Setelah itu kami bersiap-siap untuk mandi lalu make up. Meskipun masih pagi dan jadwal penampilan kami agak siang karena menunggu penampilan remo terlebih dahulu, kami tetap bersiap-siap dari awal karena make up membutuhkan waktu yang tak sebentar. Setelah semua selesai ternyata di tengah pementasan tari remo dihentikan dan diganti dengan tari yosakoi setelah itu tari remo kembali dan yosakoi lagi. Hal itu sempat membuat kami lelah menunggu karena hal tersebut tak disampaikan di technical meeting. Ada yang menahan sakit perut, menahan kantuk hingga menahan lapar, meski sudah mendapat makan ada sebagian diantara kami yang tak ingin makan hingga selesai tampil. Di tengah-tengah waktu menunggu ada beberapa penonton yang memnita berfoto bersama tim Azuki, dan itu sedikit mengurangi rasa bosan kami. Setelah sekian lama menunggu akhirnya waktu tampil kami pun tiba. Dag dig dug perasaan kami yang mengikuti pengarah memasuki belakang panggung menunggu giliran tampil.

Selang beberapa menit kami menuju pintu sebelah panggung untuk bersiap-siap memasuki arena tempat kami tampil. Nomor urutan 13 membuat beberapa tafsiran di antara para punggawa Azuki, mereka menganggap bahwa nomor 13 adalah unlucky number, tapi sebagian dari kami tak peduli dengan nomor berapapun. Inilah peserta nomor 13 Azuki Yosakoi Unipdu nyaring suara MC memanggil kami.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Azuki Yosa, baaaanzaaaaiiii” teriak kami memasuki ruangan dengan kostum warna pink yang dipadukan dengan batik untuk sabuk atau obi dan make up serta jilbab ala cosplay Jepang. Di situ kerja keras dan latihan kami selama ini dipertaruhkan, sebisa dan sebaik mungkin kami menampilkan performa terbaik kami di depan juri. Di atas karpet merah nyaring suara naruko ikut memeriahkan penampilan ceria kami. Rasa gugup dan tidak percaya diri hilang seketika di gerakan ketiga, yang ada hanya keceriaan dan do’a agar lancar. Setelah selesai kami menari di stage 2 dan 3. Banyak penonton yang memberikan tepuk tangan sambil berteriak seakan memberikan apresiasi untuk penampilan kami. Pesona Azuki memang tak pernah pudar .Syukur kami panjatkan kepada Allah SWT setelah selesai tampil karena kami diberi kelancaran.Tak lupa setelah itu kami berfoto bersama sambil berselfi ria.

Membersihkan make up lalu shalat duhur dan ashar dan menunggu pengumuman. Riuh suara kami paling ramai diantara suara penonton lainnya,kami seakan larut dalam kebahagiaan mereka yang mendapat juara. Meskipun tahun ini kami belum berhasil membawa pulang juara tapi kami sudah memberikan yang terbaik untuk kampus tercinta kami. Kami pun pulang dengan sejuta pengalaman. Senang berada diantara orang-orang hebat yang berjuang untuk Azuki Yosakoi.

Ikuti tulisan menarik Nanda Ruli Maulidiyah lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler