x

Iklan

Intan Siti Noer Rita Daswan

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Menginspirasi Tanpa Henti

Ia bukan seorang pejabat ataupun konglomerat. Ia hanya seorang rakyat biasa. Namun, karenanya aku belajar untuk menjadi pribadi yang tidak biasa.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

 

Bagai api menerpa besi

Bagai air hujan menimpa batu

Tak cukup sedikit waktu

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Butuh beribu cara untuk merubahnya

 

Suruhan berbalas anggukan tanpa sepenuh hati

Nasihat berbalas senyuman tanpa perbuatan

Semuanya hanya keterpaksaan

Berjalan karena ketakutan

Tapi,

Dengan sabarmu kau tetap bertahan

Dengan tulusmu kau ajari kami tanpa lelah

Dengan caramu kau jadikan kami seperti sekarang

 

Ia bukan seorang pejabat. Ia juga bukan seorang konglomerat. Ia hanya seorang rakyat biasa. Namun, karenanya aku belajar untuk menjadi pribadi yang tidak biasa. Kini usianya sudah tidak bisa dikatakan muda lagi. Namun, semangat dan cara mendidiknya masih jelas terasa.

Mengenal dan dekat dengan sosok ini, membuatku semakin mengerti arti sebuah perjalanan kehidupan. Bagi sebagian orang, dan mungkin aku dulu pun berpikiran yang sama, ia pribadi yang keras, tanpa toleran, disiplin tinggi dan nggak asyik. Caranya berpikir kadang sangat berbeda dari orang kebanyakan.

Aku masih ingat ketika ia berusaha keras mencetak kelima anaknya untuk menjadi pribadi yang mandiri. Ia terapkan disiplin waktu yang sangat ketat. Sejak kecil ia ajarkan agama, beladiri dan bahasa asing kepada anak-anaknya. Ia juga menuntut anak-anaknya untuk memiliki jiwa wirausaha dan berbagi ilmu.  Tidak ada kata membuang watu dan malu dalam kamus kehidupannya.

Perjalanan hidupnya yang luar biasa, menjadikannya mendapat pelajaran berharga untuk disampaikan kepada anak-anaknya. Ia tak ingin sejarah kelam terulang. Ia ingin anak-anaknya lebih hebat darinya. Ia anak-anaknya bisa mengenyam pendidikan setinggi-tingginya. Ia tak pernah lelah untuk menuntun anak-anaknya menjadi pribadi yang memiliki ilmu.

Bapak, begitulah aku memanggilnya. Ya, dialah bapakku. Orang yang telah mendidikku. Ia adalah guru kehidupan bagiku. Ia telah mendampingiku hingga aku bisa melangkah sejauh ini. Ia telah menemaniku menjemput setiap impian.

Dengan kecerdasan bahasa yang ia miliki, ia adalah guru pertama kami untuk mengenal dan mempelajari bahasa asing. Ia juga membekali anak-anaknya dengan ilmu agama. Bapak adalah orang yang pertama memperkenalkan agama kepada kami.

Bapak adalah sosok yang sangat baik. Entah berapa kali ia dikhianati oleh sahabat-sahabatnya, tapi ia balas dengan kebaikan. Ia tak pernah menjadikan mereka musuh. Bapak selalu mengatakan kalau semua orang pastilah punya kesalahan.

Jangan pernah bertanya tentang berapa banyak uang yang ia miliki. Jangan pula bertanya apakah sampai saat ini ia memiliki tempat tinggal sendiri. Karena menurutnya kekayaan yang paling berharga ialah ilmu. Hadiah terindah dalam hidupnya bukanlah materi, tapi melihat anak-anaknya menyelesaikan pendidikan setinggi-tingginya dan membagikan ilmu itu kepada sesama.

Di usianya yang sudah sangat sepuh, ia masih rajin membaca dan menulis. Ia juga masih mempelajari beberapa kitab. Selain itu, ia juga masih memiliki semangat yang luar biasa untuk belajar beberapa bahasa asing. Haus akan ilmu terlihat sangat jelas dari bagaimana ia sangat bahagia ketika diberi buku bacaan baru.

Meskipun sekarang ia harus mengentikan aktifitasnya mengajar dan mengisi ceramah, tapi semangat berbagi ilmunya tak pernah padam. Setiap obrolannya pastilah mengandung pesan dan ilmu bagi siapapun yang mendengarnya. Ia pun tak pernah berdiskusi dan berbagi ilmu dengan anak-anak serta cucu-cucunya.

Terkadang aku merasa malu dengan semangat dan keuletannya. Bahkan ketika keadaan mengharuskannya untuk duduk di kursi roda, semangat mencari ilmu tak pernah surut. Ia adalah sosok pembelajar sejati.

Bagiku, ia bukan hanya sosok seorang ayah yang keberadaannya menggenapkan hidupku. Tapi, ia juga sosok inspiratif yang menjadikanku berani untuk melangkah menatap dunia. Ia guru kehidupan bagiku. Kata-katanya ialah suntikan semangat yang menjadikanku lebih baik. Ia telah membekaliku banyak hal, hingga aku bisa menjemput segala impianku. Bahkan sampai saat ini, ia terus menginspirasi tanpa henti. 

Ikuti tulisan menarik Intan Siti Noer Rita Daswan lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB

Terkini

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB