x

Iklan

Muhammad Fikri

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Sahilin Ikon Musik Batang Hari Sembilan

Darah seni yang ada pada dirinya diturunkan oleh sang ayah. Menginjak usia remaja Sahilin belajar gitar secara auotodidak lambat laun mulai tampil dalam

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Sosok Sahilin bagi masyarakat Sumatera Selatan demikian melekat, teristimewa bila bicara soal kesenian Batang Hari Sembilan yang menjadi ciri khas daerah ini. Batang Hari Sembilan merupakan seni tradisional yang tumbuh di Sumatera Selatan. Pengambilan nama Batang Hari Sembilan berasal dari 9 anak sungai Musi. Kesenian Batang Hari Sembilan berisikan pantun-pantun kehidupan sehari-sehari mulai dari masalah cinta, derita, nasib kehidupan, dan fenomena yang terjadi di masyarakat biasanya pantun dibawakan dengan iringan petikan gitar tunggal, lantunan jenaka, sampai lantunan mendayu-dayu penuh ratapan. Ciri khas Sahilin lainnya di setiap penampilannya adalah kaca mata hitam untuk menutup matanya yang buta. 

Sahilin lahir pada tahun 1948 di Desa Benawa OKI, Kecamatan Tanjung Lubuk, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan dari pasangan Muhammad Saleh dan Demah. Sewaktu berusia lima tahun Sahilin mengalami kebutaan akibat penyakit cacar yang diidapnya dan ia juga tidak pernah mengenyam pendidikan di sekolah. Darah seni yang ada pada dirinya diturunkan oleh sang ayah. Menginjak usia remaja Sahilin belajar gitar secara auotodidak dan lambat laun mulai tampil dalam acara-acara pesta yang ada di kampungnya. Sejak itu kegiatan tampil Sahilin secara kuantitas semakin sering hingga kemudian disiarkan di radio lokal.

Sahilin sangat konsisten dengan musiknya dan hidup dengan hanya menggantungkan pada musik tersebut. Kesederhanaan dan profesionalisme membuat Sahilin begitu berharga di mata masyarakat. Beliau juga selalu menghargai janji untuk tampil dan tidak pernah mengecewakan pelanggan sekalipun tawaran yang datang harganya lebih tinggi. Kekurangan pada penglihatan tidak membatasi beliau dalam berkarya dan larut dalam kesedihan

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Berkat ketekunannya di bidang musik, Sahilin mendapatkan sejumlah penghargaan seperti Anugerah Batang Hari Sembilan 2009 oleh Dewan Kesenian Sumatera Selatan (DKSS) dan Gubernur Sumatera Selatan H. Alex Noerdin, Penghargaan Dewan Kesenian Daerah (DKD) OKI 2007 atas jasa-jasanya dibidang seni budaya, Menteri Kebudayaan dan Pariwisata RI 2007 sebagai Sang Maestro, dan DKP 2006 serta Komite Relawan Sedunia tahun 2000. Sebagai seorang seniman tradisional, tentunya Sahilin berharap berharap akan ada generasi baru yang kelak meneruskan kesenian daerah ini agar tetap lestari.

Ikuti tulisan menarik Muhammad Fikri lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler