x

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Cara Baru Sensor Buku, Pengalaman Fukuyama

Karya Francis Fukuyama terbit dalam Bahasa Cina, tapi banyak teks yang diubah dan dihapus. Sensor cara baru?

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

 

“Perpustakaan harus terbuka untuk semua, kecuali sensor.”

--John F. Kennedy (1917-1963)

 

Sebuah buku dilarang beredar di sebuah wilayah merupakan peristiwa yang sudah jamak terjadi sejak ratusan tahun yang silam. Karya Karl Marx, Das Kapital, pernah dilarang di sini. Di Bavaria, Jerman, karya Hitler Mein Kampf juga masih dilarang beredar. Ribuan judul buku pernah mengalami pelarangan meskipun sebagian di antaranya kemudian diizinkan dibaca umum.

Tapi, apa yang terjadi pada karya Francis Fukuyama, penulis karya mashur The End of History and the Last Man, amat berbeda. Buku mutakhirya, Political Order and Political Delay: From the Industrial Revolution to the Globalization of Democracy baru-baru ini terbit dalam Bahasa Cina. Alangkah terkejutnya Fukuyama, karena banyak teks dalam buku itu yang membahas Republik Rakyat Cina ternyata diubah dan dihapus.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Bagian naskah yang diubah itu menyinggung topik yang sensitif bagi pemerintah Cina, seperti sistem politik Cina dan legitimasinya, ideologi negara, sosok Mao Zedong, protes Tiananmen, kelaparan besar, praktik korupsi, faksi-faksi politik, serta aturan hukum dan konstitusi. Di situs the-american-interest.com, 25 Februari 2016, dengan judul tulisan What’s Been Censored from the Chinese Edition of Political Order and Political Decay, Fukuyama menunjukkan daftar teks bukunya yang diubah maupun yang dihapus.

Teks yang dihapus itu, menurut Fukuyama, antara lain (diterjemahkan secara bebas ke dalam bahasa Indonesia):

“Under Mao Zedong, law virtually disappeared and the country became an arbitrary despotism.” (edisi Bahasa Inggris, kalimat ini dihapus)

“Di bawah Mao Zedong, hukum nyaris menghilang dan negara menjadi despotisme yang sewenang-wenang.”

“The [Great Leap Forward] was an ideologically driven campaign whose goal was to mobilize mass support for industrialization but instead brought about a famine estimated to have killed thirty-six million people [deleted].”

“Lompatan Besar adalah kampanye yang digerakkan ideologi dengan tujuan memobilisasi dukungan massa bagi industrialisasi tapi malah membawa bencana kelaparan, diperkirakan telah menewaskan 36 juta orang [bagian tebal dihapus].”

“The party leadership itself has fallen into patterns of corruption that make reform personally dangerous for many of them. The party continues to cling to Marxism-Leninism as an ideology, despite the fact that most Chinese ceased to believe in it many years ago. [deleted]”

“Kepemimpinan partai sendiri telah jatuh ke dalam pola-pola korupsi yang membuat reformasi secara pribadi membahayakan banyak di antara mereka. Partai terus berpegang teguh pada Marxisme-Leninisme sebagai ideologi, meskipun faktanya kebanyakan orang Cina sudah berhenti percaya bertahun-tahun yang lalu [seluruh paragraf ini dihapus].”

Fukuyama juga menunjukkan kalimat yang diubah sehingga maknanya berbeda, di antaranya:

“Hence the People’s Republic of China has a strong and well-developed state but a weak rule of law and no democracy [rephrased as “a democracy that needs enhancement”].”

“Oleh karena itu, Republik Rakyat China mempunyai negara yang kuat dan berkembang baik tapi aturan hukumnya lemah dan tidak ada demokrasi [ditulis ulang sebagai ‘demokrasi yang perlu peningkatan’].

Inilah sensor gaya baru. Buku Fukuyama ini tetap boleh terbit dalam Bahasa Cina dan beredar, tapi dengan bagian teks tertentu diubah bunyinya serta banyak kalimat lain yang dihapus sama sekali. Dalam hemat saya, pandangan kesarjanaan Fukuyama yang asli telah dimanipulasi sehingga melenceng dari yang ia maksudkan. (sumber ilustrasi: workingwiththegrain.com) ***

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu