x

Iklan

irwan

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Upaya Gila Mengatasi Rasa Muak Pada Persoalan Sampah

Hanya sekedar copy paste dan sedikit ide gila untuk mengatasi persoalan sampah di lingkungan kita

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Salam lestari

Persoalan sampah pada saat sekarang masih menjadi sebuah permasalahan unik yang kadang sering dibicarakan namun juga terkadang menjadi misteri tersendiri.

Jumlah peningkatan timbulan sampah di Indonesia telah mencapai 175.000 ton/hari atau setara 64 juta ton/tahun.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Untuk mengimplementasikan kebijakan dan regulasi terkait pengelolaan sampah, pemerintah telah menetapkan target pengurangan dan pengolahan sampah, sampah plastik termasuk di dalamnya, sebesar 20% dari total timbulan sampah pada tahun 2019. Penetapan target tersebut mempertimbangkan (1) Penyusunan skala prioritas jenis sampah plastik apa yang perlu ditangani terlebih (misalnya: kantong plastik, styryofoam, bungkus makanan) (2) Jumlah target pengurangan dan daur ulang sampah plastik didasarkan hasil perhitungan realistik, terukur, dan bertahap. (3) Prioritas wilayah pengurangan dan daur ulang sampah plastik.

Saat ini pemerintah sedang melakukan berbagai upaya seperti:

  1. Pembatasan penggunaan kantong plastik belanja, baik di retailer modern maupun pasar tradisional. Program green mall atau green retailer bisa menjadi pilihan.
  2. Optimalisasi daur ulang sampah plastik yang sudah ada yang dilakukan oleh pemerintah daerah, sektor informal maupun masyarakat.
  3. Kemitraan pemerintah dan produsen penghasil barang dan/atau barang dengan kemasan plastik.
  4. Sosialisasi program pemilahan dan daur ulang sampah plastik melalui Program Bank Sampah. (http://www.menlh.go.id/rangkaian-hlh-2015-dialog-penanganan-sampah-plastik/)

Tampaknya upaya tersebut dapat berdampak cukup signifikan. namun belum dapat menyelesaikan persoalan dasar dari persampahan. kebutuhan persampahan yang menggunung hanya ditanggapi dengan pemecahan masalah sekubangan. tentu tidak akan mencukupi. dalam istilah Malthus bahwa persoalan sampah akan berjalan dalam laju sesuai deret hitung sedangkan ketersediaan solusi ( penyediaan TPA, Sumber daya, dan kapasitas) dalam hitungan deret ukur. tentu diperlukan solusi cerdas dan didukung dengan payung hukum yang kuat mengenai masalah persampahan.

Prinsip-prinsip produksi bersih adalah prinsip-prinsip yang juga bisa diterapkan dalam keseharian misalnya dengan menerapkan prinsip 4R yaitu ?Reduce (Mengurangi), sebisa mungkin lakukan minimalisasi barang atau material yang kita pergunakan. Semakin banyak kita menggunakan material, semakin banyak sampah yang dihasilkan.?

 

?Kemudian reuse (memakai kembali), sebisa mungkin pilihlah barang-barang yang bisa dipakai kembali. Hindari pemakaian barang-barang yang disposable (sekali pakai, buang). Hal ini dapat memperpanjang waktu pemakaian barang sebelum ia menjadi sampah.?

 

?Recycle (Mendaur ulang), yaitu sebisa mungkin, barang-barang yg sudah tidak berguna lagi, bisa didaur ulang, karena tidak semua barang bisa didaur ulang, tetapi saat ini sudah banyak industri non-formal dan industri rumah tangga yang memanfaatkan sampah menjadi barang lain.?

 

?Replace ( Mengganti), teliti barang yang kita pakai sehari-hari. Gantilah barang-barang yang hanya bisa dipakai sekali dengan barang yang lebih tahan lama. Juga telitilah agar kita hanya memakai barang-barang yang lebih ramah lingkungan, misalnya ganti kantong kresek kita dengan keranjang bila berbelanja, dan jangan pergunakan styrofoam karena kedua bahan ini tidak bisa didegradasi secara alami (http://www.karawangnews.com/2013/06/masalah-sampah-di-indonesia-dan.html)

Inti dari 4 R tersebut adalah bagaimana mengurangi volume sampah yang dibuang ke Tempat pembuangan akhir.

maka menurut hemat penulis perlu diberlakukan upaya drastis dengan himbauan untuk melarang membuang sampah organic ke tempat pembuangan akhir. setiap rumah tangga dan aktor yang berperan dalam proses pengangkutan sampah harus memahami mengenai hal tersebut dengan hanya mengangkut sampah anorganic.

sedangkan bagaimana dengan sampah organic. disinilah fungsi lingkungan di optimalkan dengan program komposisasi dan program lingkungan bersih dengan pembuatan pembuangan dan pengolahan sampah organic di setiap wilayah secara terpadu.

(bangun.. bangun kang.. udah siang)

hah ?

Astaghfirullah, belum Sholat Dhuhur.. Super Dede udah selesai belum ya?

Ikuti tulisan menarik irwan lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler