x

Iklan

TEMPO INSTITUTE Indonesia

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Bongkar Rahasia Menulis di Seminar Menulis Itu Asyik

Seminar Menulis Itu Asyik membongkar tips-tips menulis yang menjadi kendala para penulis kebanyakan.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Sabtu siang yang riang, 12 Maret 2016, para orang-orang dari berbagai latar belakang profesi berkumpul di Lantai 5 Gedung TEMPO, Palmerah Barat No:8, Jakarta Barat. Mereka telah bersiap memadati deretan kursi di ruangan yang disulap menjadi tempat seminar. Seminar ini berjudul Menulis Itu Asyik yang diselenggarakan oleh TEMPO INSTITUTE.

“Ada peserta seorang dokter, dari ekonom, aktivis, desainer, pasti luar biasa kalau semuanya menulis pengalamannya di bidang masing-masing,” ujar Mardiyah Chamim, Direktur Eksekutif TEMPO Institute, membuka acara. Mbak Mar, begitu dia disapa, menjadi salah satu pembicara pada seminar ini.

Hadir juga para jurnalis TEMPO untuk membagikan pengalaman dan ilmunya tentang dunia tulis menulis, seperti Jurnalis senior, Amarzan Loebis, Philipus Parera (Redaktur Utama desk Investigasi), dan Putri Adityo (Reporter muda).

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sesi seminar dibuka oleh Amarzan Loebis tentang tujuan menulis. Menurut Amarzan Loebis, ada tiga tujuan menulis. Yang pertama, untuk mentransfer pemahaman atau pengetahuan yang penulis miliki. Kedua, untuk berbagi pengalaman, pengalaman si penulis yang bisa dibagi untuk orang lain. Lalu yang Ketiga, untuk menginterpretasikan realitas. “Tulisan bukanlah realitas,” kata Amarzan.

Di seminar ini, para pembicara memberikan tips bagaimana membuat tulisan yang enak dibaca. “Tidak ada tulisan yang sekali jadi. Mulailah tulisan tidak dengan judul. Setelah menulis, tinggalkan tulisan, sekitar 30 menit. Lalu lakukan proses pengeditan. Kemudian dibuat judulnya,” kata Amarzan. Sama halnya dengan Amarzan, Mardiyah Chamim juga berbagi tips bagaimana memulai sebuah tulisan. Saran Mbak Mar, untuk memulai sebuah tulisan, si penulis harus menentukan angle setelah si penulis sudah punya ide tulisan. “Angle adalah perspektif penulis. Bagian mana yang akan kita tulis,” kata Mbak Mar.

Putri Adityo sebagai reporter muda di TEMPO, memberikan tips pengalaman saat awal-awal menjadi penulis. Putri juga memberikan menjelaskan bahwa sebelum menulis, penulis harus memperbaiki dahulu kebiasaan menulis dengan menggunakan EYD atau Ejaan Yang Disempurnakan. “Misalnya, kata imbuhan, di-, ke-, kalau kata di- menunjukkan tempat dan kata kerja berbeda,” kata Putri.

Yang membedakan seminar ini dari seminar-seminar lainnya yaitu, peserta juga diajak lebih dekat kepada pembicara dengan dibagi ke dalam kelompok-kelompok. Setiap kelompoknya, sudah ada satu pembicara yang siap menjadi “ruang bertanya” tentang kendalanya dalam menulis. “Diskusi kelompok dibuat agar ekslusif, peserta bebas berdiskusi dengan pembicara, lebih dari hati ke hati,” kata Mbak Mar.

Banyak peserta menyambut baik mengenai seminar ini. Seperti Ellyzabeth Siswardani, seorang ibu yang membawa turt serta anak remajanya ke seminar ini. “acara ini memberi informasi mengenai cara menulis. Pembicaranya menarik, informatif, dan interaktif” komentarnya. Senada dengan Dedison Jupray, peserta yang terbang langsung dari Kalimantan Barat hanya untuk mengikuti seminar ini. “Mantaplah acaranya. Saya jadi kenal hatinya TEMPO. Bagaimana TEMPO dalam menulis, cara bikin judul juga,” kata Dedison. “Wah saya jadi nggak sabar untuk ikut pelatihan selanjutnya,” ujar Akmal Kamil yang akan mengikuti pelatihan menulis Opini TEMPO Institute, 15 Maret 2016 nanti.

Ikuti tulisan menarik TEMPO INSTITUTE Indonesia lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB