x

Iklan

maskusdiono

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Membongkar Kelompok Teroris Bravo Klaten dan Siyono

Nama Siyono sebetulnya sudah menjadi incaran anggota kepolisian setelah aparat penegak hukum itu menangkap Awang alis T bin Zahri di Temanggung.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Nama Siyono sebetulnya sudah menjadi incaran anggota kepolisian setelah aparat penegak hukum itu menangkap Awang alis T bin Zahri di Temanggung.

Dari keterangan Awang ini terungkap kelompok Bravo Klaten yang mempunyai ideologi melakukan teror dengan membuat senjata di Klaten. Dan nama Siyono inilah yang menguasai persenjatan termasuk perakitan.

Siyono membuat membuat pabrik senjata rumahan yang berlokasi di sebuah bengkel las di Dusun Sumber Wetan, RT 012/ RW 006, Desa Sumber, Kecamatan Trucuk, Klaten, Jateng

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Awang ini ditangkap Densus 88 pada 7/3/2016 di Temanggung. Awang ini mempunyai jaringan senjata api rakitan dan membuat kelompok baru jaringan Islamiyah.

Perakitan senjata termasuk fisik bagian dari I'dad (persiapan) dalam melakukan aksi penyerangan maupun Istisyhad atau bunuh diri yang dianggap bagian mati syahid.

Kelompok Bravo Klaten ini di antaranya Ibnu Khaldun alias Sigit alias Rifky alias Bondan alias Sularno. Jejak Rifky juga ditemukan dalam berbagai teror di Poso sejak 2004 lalu.

Saat itu juga ditangkap Salim alias Ustad Yahya, Setiawan, Arif alias Tomy, Slamet, Rofiq, Arifin, dan Yusuf.

Kelompok Bravo Klaten ini banyak didukung alumni Poso maupun yang punya satu ideologi dalam melawan pemerintahan yang dianggap thoghut.

Berdasarkan keterangan penyidik di lingkungan Densus 88, meninggalnya Siyono itu karena terduga teroris itu melakukan perlawanan saat berada di mobil.

Maka terjadi duel antara Siyono dan anggota Densus 88. Dalam kondisi ini, Siyono kalah dan mendapat pukulan dari anggota Densus 88 sebagai upaya untuk melumpuhkan. Namun naas, nyawa Siyono tidak tertolong.

Petinggi Mabes Polri pun merasa tersudut dengan pemberitaan kematian Siyono. Padahal Siyono ini petinggi kelompok radikal.

Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Anton Charliyan mempertanyakan balik dasar tudingan dan kecaman sejumlah pihak terhadap Densus 88 soal kematian Siyono. Siyono adalah salah satu petinggi kelompok radikal.

"Silakan saja seandainya itu memang mau dikatakan melanggar HAM atau lainnya. Tapi mengapa kalau anggota Polri dan TNI yang jadi korban, tidak ada yang bilang itu melanggar HAM? Justru ketika jelas-jelas yang kami buktikan dia seorang petinggi teroris dan melanggar hukum, malah Polri yang disudutkan," katanya di Jakarta, Kamis (31/3).

 

Sumber Tulisan

Ikuti tulisan menarik maskusdiono lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler