x

Iklan

Muhammad Isnaini

HP 0813 7000 8997. Alamat di Petatal, Batu Bara, Sumut. Penangkar bibit aren, asam gelugur, lada, durian dll.
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Penanam Aren, Dari Musang Sampai Profesor

Pohon aren yang dulunya hanya tersebar oleh jasa baik hewan musang, kini sudah mendapat perhatian yang khusus dari para ahli botani sekelas para profesor.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Tumbuhan aren (arenga pinnata-Merr) dikategorikan sebagai  tumbuhan palma terpenting kedua setelah kelapa. Seperti kelapa (cocos nucifera), aren juga bisa menghasilkan beragam produk akhir. Sebut saja ijuk, tepung sagu, gula aren, gula semut, kolang-kaling, nira manis, bio ethanol, alkohol farmasi dan bio methanol industri. Akar aren juga sudah jamak dipakai sebagai bahan baku obat-obatan herbal, khususnya untuk menambah vitalitas pria. Rebusan akar aren dipercaya dapat menandingi kemampuan viagra asal USA atau ginseng asal Korea.

Rebuslah segenggam kecil akar aren yang masih segar, campur dengan 50 gram gula aren asli. Airnya dua gelas jadikan satu gelas. Minum selagi hangat setelah makan malam. Lakukan setiap hari sampai kemampuan ‘dongkrak’ Anda menjadi normal. Selanjutnya cukup tiga hari sekali.

Selain menghasilkan aneka produk, tumbuhan aren juga memiliki fungsi sebagai konservator tanah. Akar aren yang halus, banyak, panjang dan sangat kuat itu memiliki daya cengkeram yang cukup  bagus untuk mengurangi efek erosi pada lahan-lahan rawan longsor.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Selayaknya tetumbuhan lain, aren juga memiliki andil dalam menggenjot kandungan oksigen di udara. Karena itulah tanaman aren juga berfungsi sebagai mesin penghasil oksigen alami.

Menyadari  banyaknya  manfaat dari pohon aren ini, beberapa putra bangsa lalu mencoba untuk mengembangkan penanamannya. Sebut saja nama Dian Kusumanto, Johan Bukit, Benson Kaban, Akelaras, Muhammad Isnaini, Ni Made Hermawati, dan beberapa lainnya. Mereka sudah bertahun-tahun menyuarakan pentingnya membudidayakan tumbuhan karunia Tuhan yang maha baik ini.

Hasilnya mulai nampak.  Beberapa pihak mulai tertarik pada pengembangan pertanaman pohon emasnya Sunan Kalijaga ini. Di antara pihak yang tertarik itu adalah Universitas Sumatera Utara (USU).

Sekira setahun yang lalu, USU sudah mengadakan penanaman 300 batang pohon aren. Penanaman ini dilakukan oleh para mahasiswa baru sebagai bagian dari pengenalan akan pentingnya konservasi alam dan lingkungan. Turut hadir Pangdam I Bukit Barisan dalam acara itu, dan Pangdam didaulat menjadi penanam perdana.

Dalam rangkaian acara pemaknaan Hari Bumi dan Hari Lingkungan Hidup 2016 ini, aktivis Forum Bumi Hijau, Benson Kaban, menggagas penanaman 10.000 batang pohon aren di sepanjang tepi jalan raya lintas Medan-Takengon sepanjang 425 kilometer. Bibit pohon aren ditanam di tempat-tempat yang rawan longsor dan tempat lainnya yang memungkinkan.

Bak gayung bersambut, Universitas Sumatera Utara yang memang sudah punya ketertarikan khusus pada spesies kaya produk ini, menyatakan pihaknya mendukung penuh kegiatan  penyelamatan lingkungan yang digagas Benson Kaban.

 Tak kurang dari seorang Rektor USU,  Prof. Dr. Runtung Sitepu, SH. MH, beliau turun langsung melakukan penanaman perdana di Arboretum USU Kampus Kuala Bekala. Seolah tak cukup seorang Profesor Sitepu saja, Prof. Dr. Ir. Abdul Rauf, MP dan Prof. Dr. Ir. Darma Bhakti, MS juga menyatukan tangan, bersama-sama menanam perdana bibit aren itu pada 22 April 2016 ini.

Tanaman aren memang sangat spesial. Ia serba guna. Nilai ekonominya cukup tinggi. Saat disadap, satu batang pohon aren bisa menghasilkan uang Rp.20.000 setiap hari. Jika dalam satu hektar dapat ditanam sebanyak 333 batang, dengan jarak tanam 5x6 meter, maka hasil yang didapat oleh petani aren akan sangat banyak.

Nilai konservasi alam dan lingkungan dari tanaman aren juga tak kurang penting. Pohon aren dapat menjadi pencegah erosi, penyimpan air dan penghasil oksigen yang sangat vital buat kehidupan manusia dan hewan.

Nyatalah kini, pohon aren yang dulunya hanya tersebar oleh jasa baik hewan musang, lewat pencernaannya, kini sudah mendapat perhatian yang khusus dari para ahli botani sekelas para profesor. Penanaman aren juga sudah mulai meluas di pelosok kepulauan Nusantara.

Selain para ahli pertanian, pihak Pemda juga sudah mulai banyak yang tertarik untuk mengembangkan tanaman aren di daerahnya.Mereka berminat untuk menjadikan aren sebagai komoditi unggulan  di negeri masing-masing. Aren memang diproyeksikan akan menjadi primadona baru di dunia pertanian dan perkebunan nasional.

Betapa tidak, dalam satu periode tanam selama lima belas tahun saja, tanaman aren akan memberikan hasil lima sampai tujuh kali lebih banyak dari pada penanaman kelapa sawit atau karet. Harga produk-produk turunan aren dikenal tidak pernah mengalami penurunan. Sebagai contoh, kita sebut saja gula aren. Harganya saat ini berkisar antara Rp.18.000-Rp.25.000/kilogram. Sementara harga gula semut lebih mahal lagi.

Saat petani sawit dan karet menjerit pilu karena harga tbs dan karet jatuh ke dasar jurang, petani aren siul-siul sambil memasak nira di pondok kecil belakang rumahnya.

 

Foto : akun Fb Benson Kaban di Komunitas Aren Indonesia

 

dari Kiri ke Kanan: Prof. Dr. Ir. Abdul Rauf, MP Prof. Dr. Runtung Sitepu, SH, MH Prof. Dr. Ir. Darma Bhakti, MS

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/bangpilot/aren-dari-jasa-baik-musang-menjadi-mahakarya-para-profesor_571b0916187b612705f997f5

dari Kiri ke Kanan: Prof. Dr. Ir. Abdul Rauf, MP Prof. Dr. Runtung Sitepu, SH, MH Prof. Dr. Ir. Darma Bhakti, MS

 

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/bangpilot/aren-dari-jasa-baik-musang-menjadi-mahakarya-para-profesor_571b0916187b612705f997f5

Ikuti tulisan menarik Muhammad Isnaini lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu