Tokoh Muhammadiyah Ahmad Syafi'i Ma'arif mendukung Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama (Ahok). Buya Syafi'i, panggilan akrabnya, mengatakan saat ini Jakarta sangat membutuhkan sosok Ahok seorang petarung dan mempunyai pemikiran ke depan.

Saat peluncuran buku "Muadzin Bangsa dari Makkah Darat" beberapa tahun lalu, Buya Syafi'i mengatakan, Ahok melakukan terobosan di Jakarta termasuk membongkar kebiasan buruk birokrasi. "Apa yang terjadi Ahok berani bongkar permainan di DPRD DKI. Perkara benar salah tapi dia sudah berani dan itu suatu terobosan," ungkap mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah ini.

Walaupun saat ini, Ahok mendapat serangan mulai dari kasus RS Sumber Waras sampai reklamasi, elektabilitas bekas Bupati Belitung Timur itu masih tinggi. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan Populi Center elektabilitas Ahok 50,8 persen unggul jauh di atas para pesaingnya.

Sedangkan Yusril yang digadang-gadang menjadi pesaing Ahok elektabilitasnya hanya 7,4 persen. Angkanya sama dengan dukungan untuk Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat 7,4 persen.

Secara popularitas, Ahok masih tinggi yaitu 83,5 persen. Sedangkan popularitas Yusril 68,5 persen.

Mengantisipasi keunggulan Ahok, bakal calon Gubernur DKI Jakarta dari partai politik, Sandiaga Uno, berencana menyatukan PDI-P dan Gerindra. Dua partai tersebut pernah mendulang sukses saat berkoalisi dengan mengusung Joko Widodo dan Ahok.

"Saya harap ada keselarasan," katanya. Guna mewujudkan rencana, Sandiaga juga mendaftar sebagai bakal calon di PDI-P. Dari hasil penjaringan PDI-P, selain Sandiaga, ada juga nama lain yang mendaftar, seperti Sjafrie Sjamsoeddin, Ahmad Muzani, Biem Benjamin, Yusril Ihza Mahendra, dan Abraham Lunggana (Lulung).

Ikuti tulisan menarik maskusdiono lainnya di sini.