Part 5
Saya mudah jatuh cinta, tapi tidak mudah mengatakan dan mendapatkannya. Saya berkacamata. (190416)
Senyummu tidak pernah manis, tidak pernah diaduk dengan gula. Tapi di sana ada sesuatu yang membuatku gembira meski aku kelihatan lempeng-lempeng saja. (190416)
Jika Szymborska mengatakan alasan menulis puisi karena mendapat uang saku dari ayah yang menurutnya lumayan. Saya akan senang jika kejadian itu terulang pada saya. (190416)
Taufik Ismail tidak jauh beda dengan pelawak. Tulisannya membuat saya ngakak. (190416)
Joko Pinurbo mengkritik dengan cantik. Ia menjahit komedi dan ironi menjadi sarung puisi. Memakaikan baju pada bulan, membuat canda dari celana. Di tangannya berbagai kegelisahan menjadi ringan, ia mengangkat humor bukan menjunjung metafor yang beratnya satu ton.
(300416)
Kamu tidak akan pernah menang, jika kamu tidak pernah bertanding. Mending bertanding dan kalah. Karena kalah yang sebenarnya itu ketika kamu berhenti dan menyerah untuk melangkah. Dan kalah yang parah adalah ketika kamu tidak pernah berbuat apa-apa, hanya berangan-angan menang tanpa tindakan. (010516)
Kamu tidak akan sampai, jika kamu tidak pernah ngotot dalam berjalan. (2016)
Apa yang berhak untuk didapatkan oleh seseorang yang hanya berdiam diri dan berpangku tangan? (2016)
Mendayung Impian Menuju Samudera Bahagia berisi secuil kisah kasih hidup dari seorang pemuda penjual buku dan seorang ayah pemilik perusahaan di bidang kesehatan. Saya kira buku ini berisi tentang sepotong perjalanan mereka untuk bahagia mesti tokohnya diganti nama. Saya suka, ada semacam kata mutiara yang diberi tempat tersendiri sehingga menjadi ledakan inspirasi di sana. Nggak nyesel beli buku ini!(010516)
Kelihatannya saya hanya leha-leha di depan laptop, di depan televisi, guling-guling baca buku, menulis selarik dua larik. Tapi kepala saya berputar, sesekali juga butuh keluar. Seminggu sekali cukup. (2016)
Jangan cuma nonton, jadilah pelaku kebaikan (baca: pahlawan bukan tersangka) (2016)
Ikuti tulisan menarik Nuraz Aji lainnya di sini.