x

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Hayo, Libur Sudah Usai!

Boleh jadi, Anda tidak bisa menikmati liburan dengan nyaman serta kembali ke tempat kerja tanpa spirit dan inspirasi baru.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

 

Libur empat hari memang jarang terjadi. Kata sebagian orang: ‘It’s very long weekend’ (memangnya ada istilah seperti ini? Ah, tidak usah dipikirkan serius). Jelasnya, orang-orang bepergian—berkendaraan pribadi, bersepeda motor, berkereta-api, atau terbang dengan pesawat. Mereka memanfaatkan waktu utuk menengok keluarga dan kerabat, atau mengunjungi tempat-tempat wisata.

Keinginan dan 'tekad bulat' orang-orang untuk ‘lari’ dari Ibukota terlihat ketika jalan tol sangat dipadati oleh mobil-mobil yang hendak meninggalkan Jakarta. Macet parah, ngantri berjam-jam, tapi tetap dijalani. Ini bukan Lebaran, kan. Sebagian orang mungkin memang ingin menyegarkan diri—refreshing. Dengan mendatangi tempat yang suasananya sama sekali berbeda dengan Jakarta, mereka berharap memperoleh inspirasi baru.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ketika hari libu sudah habis, kini waktunya kembali ke Jakarta—atau kota-kota lain tempat Anda tinggal selama ini. Proses kembali dari liburan tidak selalu mudah untuk dijalani. Mungkin Anda merasa, “Kok cepet banget ya, hari sudah Minggu.” Tidak bekerja 3-4 hari berturutan juga dapat membuat kita ‘malas bergerak’ alias lembam. “Aduh, lusa harus kerja lagi.”

Barangkali yang terbayang adalah pekerjaan yang tertunda dan menanti untuk diselesaikan. Tumpukan dokumen yang harus diperiksa. Surat-surat yang harus ditandatangani. Laporan kerja yang baru separuh jalan. Kelembaman dan keengganan untuk kembali ke tempat kerja dapat menjadi pertanda bahwa tujuan liburan Anda mungkin belum tercapai.

Ada sejumlah pertanyaan yang dapat kita pakai untuk menjajaki apakah liburan kita betul-betul menjadi jeda yang menyegarkan atau tidak. Pertama, apakah ‘kesuntukan’ Anda dengan situasi di tempat kerja sudah terbayar oleh liburan pendek? Ataukah Anda malah merasa jengkel lantaran kelancaran perjalanan terganggu oleh kemacetan dan antrian panjang?

Kedua, apakah Anda memperoleh semangat baru dan siap kembali ke tempat kerja? Sekalipun lelah secara fisik, karena perjalanan untuk berlibur berlangsung cukup singkat dan padat, tapi Anda sudah berhasil menyegarkan diri kembali: senang bertemu kerabat yang lama tidak saling berkunjung, senang karena sudah berhasil mengunjungi tempat yang lama Anda ingin datangi, senang karena Anda berhasil bepergian bersama keluarga setelah beberapa kali tertunda?

Ketiga, apakah Anda memperoleh inspirasi baru dari aktivitas berlibur? Barangkali Anda bertemu dengan orang yang mengilhami Anda, mengunjungi tempat yang memantik munculnya ide baru, atau bahkan Anda berkenalan dengan orang baru yang membuka jalan bagi perkembangan bisnis atau karier Anda. Pendeknya, liburan yang pendek ini sangat berarti karena Anda kembali ke tempat kerja dengan tangan, hati, dan kepala terisi sesuatu yang penuh makna, inspiratif, memompa semangat, dan memotivasi Anda untuk segera bergerak.

Tentu saja, perlu kejujuran untuk menjawab tiga pertanyaan tadi. Jika ternyata Anda masih merasa ‘galau’ ketika kembali ke tempat kerja, Anda perlu sedikit pemanasan seperti mengatur ulang meja dan kursi kerja, memulai pekerjaan dari hal-hal kecil, bertukar cerita dengan rekan kerja, dan melakukan aktivitas lain yang tidak berat. Rapat mingguan? Bila mungkin, tunda dulu barang sehari. (foto: tempo.co) **

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler