x

Iklan

frisch young monoarfa

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Jero Wacik: Geopark Batur Dari Indonesia Untuk Dunia

Mengenal lebih jauh tentang Geopark Batur, dan berdirinya Museum Geopark Batur

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Istilah Geopark mungkin masih awam bagi sebagian orang, padahal Geopark sangat erat kaitannya dengan gunung berapi yang sangat banyak di Indonesia.  Istilah Geopark merupakan singkatan dari "Geological Park" yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia sebagai Taman Geologi atau taman bumi. Geopark di Indonesia lahir dari inisiasi Jero Wacik, putera Kaldera Gunung Batur Kintamani Bali yang menjabat sebagai Menteri ESDM 2011-2014. Jero Wacik yang lahir dan besar di daerah kawasan Gunung berapi Batur terobsesi ketika mengunjungi provinsi Guilin, Ziyuan National Geopark di China tahun 2006. Saat itu Jero Wacik masih menjabat sebagai Menteri Budaya dan Pariwisata. Negara yang memiliki 21 Geopark berstandar internasional sangat menginspirasi Jero Wacik untuk mendirikan Geopark di Indonesia. “Indonesia punya lebih dari seratus gunung berapi, tetapi tidak punya satupun Geopark” cerita Jero Wacik kepada Sobat JW beberapa waktu lalu di Jakarta.

Sebagai putera yang dilahirkan di kawasan Gunung berapi, Gunung Batur. Kintamani Bali, Jero Wacik merasa sangat pantas Indonesia memiliki Geopark, karena beberapa  Gunung berapi di Indonesia memiliki kisah unik dan luarbiasa di dunia, seperti Krakatau Purba diperkirakan berlangsung selama 10 hari dengan perkiraan kecepatan muntahan massa mencapai 1 juta ton per detik. Ledakan tersebut telah membentuk perisai atmosfer setebal 20-150 meter, menurunkan temperatur sebesar 5-10 derajat selama 10-20 tahun.  Letusan Gunung Krakatau adalah yang terdahsyat yang tercatat di Indonesia. Gunung Batur sebagai gunung api aktif juga memiliki kisah yang panjang. Gunung Batur telah berkali-kali meletus. Kegiatan letusan G. Batur yang tercatat dalam sejarah dimulai sejak tahun 1804 dan letusan terakhir terjadi tahun 2000. Sejak tahun 1804 hingga 2005, Gunung Batur telah meletus sebanyak 26 kali[2] dan paling dahsyat terjadi tanggal 2 Agustus dan berakhir 21 September 1926. Letusan Gunung Batur itu membuat aliran lahar panas menimbun Desa Batur dan Pura Ulun Danu Batur.

“Membangun Geopark bukan hanya sekedar membangun taman atau tempat wisata saja, Geopark terdiri dari sejumlah tapak geologi yang memiliki kepentingan ilmiah khusus, kelangkaan atau keindahan. Geopark tidak hanya berhubungan dengan geologi tetapi juga arkeologi, ekologi, nilai sejarah atau budaya" kata Jero Wacik bersemangat.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Menurut pengalaman saya, kawasan Geopark adalah kawasan yang dapat digunakan sebagai therapy kesehatan juga. Kakek, Nenek atau orang tua saya yang sehari-hari hidup di kawasan Gunung Batur, rata-rata berumur panjang. Mengapa bisa begitu? Karena kawasan di Gunung Batur adalah kawasan dengan udara yang bersih, bebas polusi serta memiliki kandungan oksigen yang sangat banyak, sehingga mereka selalu sehat, yang berakibat mereka bisa berumur panjang”. Lanjut Jero Wacik.

Keinginan untuk melestarikan kawasan geologi Batur sebagai tempat destinasi wisata juga disertai keinginan membawa masyarakat terutama masyarakat Bali untuk hidup lebih sehat dengan menghirup udara yang bersih di Kintamani yang letaknya di kawasan Gunung Batur. Masyarakat Bali terutama di Denpasar yang hidupnya selalu terkena polusi, kesibukan setiap hari yang melelahkan memerlukan tempat untuk relaksasi, tempat yang udaranya bersih dan kaya O2 seperti wilayah Batur, Kintamani. “saya percaya ketika masyarakat sudah disadarkan akan pentingnya kesehatan dan sering mengunjungi Batur untuk berwisata, akan berdampak pada ekonomi masyarakat wilayah di sekitar Batur” ujar Jero Wacik.

Tanggal 17 November 2012 lalu, Jero Wacik yang menjabat sebagai Menteri ESDM bersama Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Marie Elka Pangestu mengukuhkan kawasan geopark gunung Batur masuk dalam Geopark Global Network (GGN) Unesco ke 89 sebagai kawasan Geopark pertama di Indonesia. Dengan diakuinya Geopark Batur masuk dalam Geopark Global Network (GGN) Unesco berarti bertambah lagi peran Indonesia turut memberikan warisan dunia, selain beberapa karya bangsa lainnya seperti wayang, batik, keris yang sudah diakui UNESCO lewat perjuangan Jero Wacik ketika menjabat sebagai Menteri Budaya dan Pariwisata.

Selain Geopark Batur, ada lima geopark nasional  antara lain Merangin, Gunung Sewu Pacitan, Rinjani, Toba dan Raja Ampat, yang juga akan diperjuangkan untuk diakui menjadi Geopark Internasional. “Mendaftarkan dan memperjuangkan menjadi bagian dari Geopark Global Network (GGN) tidaklah mudah, karena ada beberapa syarat yang harus dipenuhi antara lain harus diresmikan sebagai Geopark Nasional selama dua tahun, dan memiliki keragaman fenomena geologi, memiliki keragaman biologi, dan memiliki keragaman budaya. Itu sebabnya beberapa Geopark lain yang diusulkan ditolak, Toba ditolak, Raja Ampat ditolak, akhirnya baru satu yaitu Geopark Batur yang diakui” Jero Wacik menerangkan lebih lanjut.

Lebih jauh Jero Wacik mengatakan, Mengembangkan Geopark berarti memuliakan bumi dan mensejahterakan rakyat, karena dengan adanya pengembangan kawasan geopark, apalagi bisa berstandar internasional, maka kawasan itu akan dilirik wisatawan. Dan tentunya dengan mengalirnya wisatawan maka akan masuk devisa bagi daerah dan Negara. Potensi wisata dan ekonomi jelas akan bisa menjadi andalan PAD daerah yang memiliki kawasan Geopark.

Proyek pembangunan museum Geopark Batur yang dimulai sejak tahun 2013 akhirnya diresmikan oleh Menteri ESDM Sudirman Said tgl 1 April 2016 lalu. Dalam sambutannya di hadapan masyarakat Bali Menteri ESDM Sudirman Said menyampaikan kehadiran Museum Geopark Batur bukan saja membanggakan masyarakat Bali, tapi juga seluruh Bangsa Indonesia bahkan dunia. Kini Indonesia boleh berbangga, karena berhasil menyumbangkan Geopark Batur  yang telah diperjuangkan oleh Jero Wacik, putera Kaldera Gunung batur sebagai warisan dunia yang dapat dinikmati keindahannya.

Ikuti tulisan menarik frisch young monoarfa lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler