x

Iklan

jefri hidayat

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Kisah Toleransi di Bumi Minangkabau

Karena banyak warganya yang berasal dari Sumut dan beragama Nasrani, Datuak Abu menghibahkan sebagian tanahnya untuk dijadikan tempat pemakaman.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Penduduk Sumatera Barat mayoritas beretnis Minangkabau yang mayoritas beragama Islam. Falsafah adat Minang yaitu ‘Adat Bersandi Syarak (Agama Islam), Syarak Bersandi Kitabbullah (Alquran)’ artinya seluruh orang Minang menganut Agama Islam. Pabila ada orang Minang yang keluar dari Agama Islam (murtad) otomatis dia sudah tidak lagi diakui sebagai orang Minang istialh di kampung kami ‘Dibuang Sepanjang Adat.’

Sampai detik ini adat dan tradisi budaya masih berlaku dan terpelihara dengan baik. Akan tetapi orang Minang juga terbuka dengan pendatang. Baik pendatang yang satu nama ataupun yang berbeda Agama. Keharmonisan itu dapat terlihat dari minimnya atau hampir tidak ditemui konflik antar umat beragama di Sumatera Barat.

Sikap toleransi orang Minang dapat ditemui di Kecamatan Kamang Baru, Kabupaten Sijunjung yang notabene kabupaten tersebut merupakan kampungnya tokoh nasional Syafii Maarif atau akrab disapa dengan Buya. Sedangkan jarak Kamang Baru dengan Rumah saya hanya sekitar 30 Kilometer tapi beda Kabupaten.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Masyarakat Kamang Baru tidak hanya berasal dari pribumi asli Minangkabau. Tetapi juga telah berbaur dengan masyarakat pendatang yang merupakan warga Trasmigrasi dari Pulau Jawa dan juga merupakan pendatang dari Sumatera Utara.

Pendatang dari Sumatera Utara (Sumut) berasal dari etnis Batak yang mayoritas beragama Kristten. Umumnya pendatang dari Sumut ini beprofesi sebagai pedagang dan sebagian lagi merupakan buruh perkebunan yang jumlahnya mencapai 350 KK.

Masih di Kecamatan Kamang Baru, tepatnya di Kenagarian (Desa) yang bernama Kunangan Parik Rantang ditemui pemakaman khusus Umat Nasrani. Fenomena ini sangat jarang kita temui di Provinsi yang menganut Matrilinial itu.

Pemakaman khsusus umat Nasrani itu tercipta lantaran kebaikan hati Wali Nagari (Kepala Desa) setempat yang bernama Haji Syahbudin Datuak Sinaro atau akrab disapa dengan Datuak Abu (Datuak merupakan panggilan kepada pemimpin kaum atau suku).

Karena banyak warganya yang berasal dari Sumut dan beragama Nasrani, Datuak Abu menghibahkan sebagian tanahnya untuk dijadikan tempat pemakaman bagi masyarakat yang beragama Nasrani yang tinggal di sekitar Kecamatan Kamang Baru.

Selama ini, apabila ada umat Nasrani yang meninggal, mereka harus membawa jenazah itu ke Sumut, kampung halamannya. Tentu saja jarak yang teramat jauh itu akan menguras biaya yang tidak sedikit. Persoalan tersebut kini telah teratasi. Tanah seluas 5000 meter persegi itu diperkirakan benrilai satu milyar rupiah akan mampu menampung ribuan makam.

Sumber : http://horasnews.com/ini-wali-nagari-yang-peduli-etnis/

 

 

Ikuti tulisan menarik jefri hidayat lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB

Terkini

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB