x

Ustad Yusuf Mansur. TEMPO/Imam Sukamto

Iklan

yusuf mansur

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Yusuf Mansur: Saya Ubaru

Ubaru? Menuju menjadi Ulama. Mudah-mudahan. Itu cita-cita dan doa ibu saya, plus seluruh keluarga besar saya dan al Mansuriyah Jakarta.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Jika ada Ustadz yang banyak salahnya, saya. Yusuf Mansur. Jika ada Ustadz yang banyak kekeliruannya, saya. Jika ada Ustadz yang banyak kekurangannya, saya.

Jalan dakwah yang dititi, mentak mentok. Begitu juga perjalanan usaha, dan perjalanan mengajak orang untuk berusaha. Kejedat kejedot. Ibarat petinju, saya hanya mencoba berusaha bangun lagi. Bangkit lagi. Berharap di ronde berikutnya bisa lebih baik lagi.

Apa yang menguntungkan Ubaru kayak saya?

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Yang menguntungkan adalah hadirnya para guru, kawan-kawan, & masyarakat yang senantiasa menegur. Senantiasa mengingatkan. Senantiasa ngasih tau. Ini SUNGGUH SUATU KEBERUNTUNGAN.

Ubaru? Hehehe. Iya. Ubaru. Menuju menjadi Ulama. Mudah-mudahan. Itu cita-cita dan doa ibu saya, plus seluruh keluarga besar saya dan al Mansuriyah Jakarta. Kepengen saya jadi Ulama.

Perjalanan saya menjadi Ulama, adalah perjalanan mendengar. Perjalanan melihat. Perjalanan membaca. Dan kemudian perjalanan membaginya lagi kepada sebanyak-banyaknya orang.

Dalam proses itu, nubrak nabrak. Salah ini salah itu. Kadang cara juga mungkin kurang tepat. Tapi di situ saya menikmatinya. Tumbuh bersama yang lain. Sama-sama ikut belajar. Melihat dari ketidaksempurnaan. Menuju kepada kesempurnaan.

Makanya saya ga marah sama OJK. Saat ditegur. Dipanggil. Disidang. Malah berterima kasih. Dan terus menjadi sahabat, sekaligus belajar.

Saya ga marah kepada mereka yang mengkritik. Pengennya malah ngedatengin aja. Minta nasihat langsung. Kecuali saya lihat, ada hal lain yang saya tak ada kuasa di sana.

Saat berbisnis, saya merapat ke tetua-tetua, dan senior-senior. Di MUI, Muhammadiyah, NU, dan senior-senior lain. Hingga ke pemangku regulator, atau pemerintah. Merapat ke Kemendag, BKPM, Apli, Anggota Dewan, Apli, KIP,  Pers, dll. Termasuk ke kawan-kawan ustadz dan barisan pengusaha yang udah jadi pengusaha duluan.

Buat saya, menarik menjadi individu yang senantiasa mendengar, melihat, belajar, berbagi, dan bekerja terus.

Sebagian yang dikeluhkan dari saya, saya tidak kuasa untuk menjelaskan. Bingung. Mau darimana menjelaskannya. Sebagian bisa terjelaskan sendiri dengan perjalanan waktu.

Doa-doa jamaah yang tulus, say kira juga teramat membantu menuju proses menjadi ulama yang diharapkan.

Saya Yusuf Mansur, melalui Indonesiana TEMPO, ingin berterima kasih. Kepada sebanyak-banyaknya orang. Termasuk kawan-kawan media, dan kawan-kawan dekat.

Saya akan mencoba menulis di Indonesiana Tempo ini, apa yang bisa saya tulis.

Pada kesempatan ini, saya hanya mengajak semua kawan, untuk berbuat. Jangan nunggu sempurna. Jaga aja hati. Kita ga bisa langsung bagus. Langsung keren. Langsung sempurna. Ga bisa. Proses. Dan nikmati proses itu. Betulin apa yang bisa dibetulin. Lurusin apa yang bisa dilurusin. Tapi boleh tetap memiliki pendirian dan keyakinan.

Sampe ketemu di tulisan-tulisan saya yang lain di TEMPO ini. InsyaaAllah.

Yuk. Kita jalan bareng. Belajar bareng. Tumbuh berkembang bareng.

 

Bismillaah. Saling mengingatkan. Saling menguatkan. Saling mendoakan. Itulah Indonesia... Indonesiana...

Ikuti tulisan menarik yusuf mansur lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler