Inilah Elemen Rahasia Penentu Calon Juara Euro 2016
Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIBFaktor ini juga muncul saat Jerman menghempaskan Ukraina 2-0 di fase grup.
Kekalahan Belgia 0-2 dari Italia dalam fase grup Piala Eropa 2016 cukup mengejutkan. Belgia merupakan tim bertabur bintang. Sesuai valuasi Transfermarkt, total nilai jual skuad ini sekitar Rp 6,67 triliun. Salah satu bintangnya, Kevin de Bryune, yang bermain di Manchester City, harganya mencapai Rp 904 miliar. Bandingkan dengan skuad Italia yang cuma dihargai Rp 3,8 triliun.
Tapi nilai pasar pemain bukan segalanya. Belgia yang belum pernah menjuarai Piala Eropa seperti grogi. Italia (juara Piala Eropa 1968 dan runner up pada 2012) jauh lebih tenang saat bertahan maupun menyerang. Itulah faktor X yang tidak dimiliki oleh lawan. Italia penuh percaya diri, sabar menanti kapan harus menyerang secepat kilat.
Gol Emanuele Giaccherini (menit 32) menggambarkan kematangan pemain Italia. Menyambut umpan jauh dengan dingin, sekali kontrol, Giaccherini langsung menceploskan bola ke gawang Belgia. Pada injury time babak kedua, ketika Belgia asyik menyerang, tiba-tiba Italia menusuk balik. Sebuah umpang silang jarak dekat disambar oleh Graziano Pelle lewat tendangan voli dan gol.
Faktor X merupakan elemen rahasia atau non teknis yang sulit dijelaskan karena tidak menyangkut strategi, pola bermain, taktik sepakbola, bahkan kualitas pemain. Faktor ini juga muncul saat Jerman menghempaskan Ukraina 2-0 di fase grup. Tim Ukraina tidak tampil buruk, bahkan berkali-kali mengancam gawang Jerman. Tapi kiper Jerman Manuel Neuer tampil percaya diri dan mampu menyelamatkan gawangnya. Juara Piala Dunia 2014 dan juara tiga kali Piala Eropa itu melumpuhkan lawan dengan cara yang mirip Italia. Jerman pun unggul satu kosong pada babak pertama, lalu memupus habis asa lawan dengan gol tambahan pada menit-menit akhir.
Tim calon juara selalu memiliki faktor X yang membuat penampilannya tampak tangguh. Faktor itu juga masih dimiliki oleh tim Spanyol (juara Piala Eropa 1964, 2008, dan 2014). Cuma, Spanyol seperti tim yang sudah terlalu kenyang jadi juara, tampak kurang beringas sangat mengalahkan Ceko 1-0.
Sebaliknya Prancis yang menjadi tuan rumah tampak kompak, bersemangat, ganas saat menekuk Rumania 2-1. Dalam sejarahnya, negara ini selalu beruntung jika menjadi tuan rumah. Pada 1984 Prancis menjadi tuan rumah sekaligus menjuarai Piala Eropa. Pada 1998 Prancis pun menjuarai Piala Dunia saat berposisi sebagai tuan rumah. Menjadi tuan rumah rupanya sering memunculkan faktor X bagi Prancis.
Kini pun Prancis difavoritkan. Lihat hasil riset dilakukan Forza Football yang melibatkan 30 ribu orang pengguna telepon seluler dari 24 negara yang tampil dalam Piala Eropa. Prancis menempati urutan teratas sebagai favorit juara (dipilih oleh 23, 56 persen), lalu disusul Jerman ( 21,37 persen), Portugal ( 13,75 persen), dan Spanyol (5,83 persen).
Kebetulan tim-tim unggulan itu terbilang bertabur bintang. Menurut Transfermarkt, tim Jerman senilai 421,5 juta poundsterling (sekitar Rp 8,1 triliun). Urutan selanjuntnya Spanyol (Rp 8 triliun), Belgia (Rp 6,67 triliun), Prancis (Rp 6,5 triliun), Inggris (6,4 triliun), Portugal (6,3 triliun), Kroasia (3,9 triliun) Italia (3,8 triliun).
Tapi ingat, skuad boleh mahal, pelatih dan pemainnya bisa saja hebat, tapi bisa dipastikan calon juara kelak memiliki faktor X di luar urusan teknis sepak bola, yang menopangnya. Si calon juara mungkin saja Prancis, Jerman, Spanyol, Portugal, Italia, atau tim manapun yang mungkin jadi kuda hitam. Yang jelas, pandai-pandailah mendeteksi faktor X dalam memilih jagoan Anda. *
Penulis Indonesiana
0 Pengikut
74 Tahun Merdeka: Peran TNI di Era Presiden Jokowi Kebablasan?
Senin, 12 Agustus 2019 12:49 WIBTiga Penyebab Ide Densus Antikorupsi Bikin Gaduh
Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIBBaca Juga
Artikel Terpopuler