Puisi I
PULANG
aku yang pergi dengan permisi
kini kembali kepada rumah dan puisi
dari luka-luka menafkahi mimpi
mengistirahatkan diri dan duri
aku kembali dari liar dunia luar
membangun lagi harapan yang kutinggal
di kampung halaman
aku pulang dengan nyaman
membenamkan kepala pada ibu dan bantal
juga pulang ke rumah kata-kata
di sana puisi sebagai atapnya
tapi aku akan segera pergi lagi
mengejar impian yang patut dipertahan
kuatkah berlari di pinggir jalan
yang belum kutahui
segalanya mulai semakin sampai
tangkai-tangkai asa semampai menggoda
minta dipetik
2016
Puisi II
TATAP TERAKHIR
Lima belas detik terlama
Menjelma laga paling gila
Sebelum semua yang gula
Mengaduk duka
Saat galaknya menganak pinak
Aku pamit tanpa kata terucap
2016
Puisi III
API TAUHID
Kemarin kudengar kau di Unwidha
Kini kulihat kau di layar kaca
Kemarin mungkin pertemuan pertama
Kemarin mungkin tinggal cerita
Tapi ceritanya sayang dilupa begitu saja
Kemarin cahayamu menyala
Menerangi anak-anak muda
Kemarin sinarmu terpancar
Dari setiap kata yang kau lontar
Kemarin mungkin telah berakhir
Tapi tidak pernah padam
Api dakwah yang kau tiupkan
Lewat tulisan beratus halaman
Kau memberiku Api Tauhidmu
Novel tentang Badiuzzaman
Setelah sebelumnya kubakar ketakutanku
Hingga keberanian ini memuncak
kulempar tanya yang kau ganjar
Api Tauhid
2016
Nuraz Aji, sekarang jaga Stand Minuman Bubble Drink di Lumbung Batk, Laweyan, Solo
Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan
Ikuti tulisan menarik Nuraz Aji lainnya di sini.
