x

Iklan

Tri

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

4 Alasan Megawati Harus Usung Risma Lawan Ahok

Risma bisa menawarkan konsistensi, ketegasan, dan posisi tawar untuk PDIP.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan lebih baik mengusung calon Gubernur DKI Jakarta sendiri. Pemilihan ini akan sangat menentukan bagi pengelolaan partai dan kelanjutan ideologi partai ke depannya. Bukan tidak mungkin pula keputusan pada 2016 ini akan menentukan percaturan kepemimpinan nasional pada 2019. Saat ini nama-nama yang sudah masuk bursa calon Gubernur DKI adalah Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dan Sandiaga Uno.

Berikut alasan kenapa PDIP sebaiknya mengusung calon sendiri.

1. Meneruskan niat Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri yang ingin menguatkan peran partai khususnya PDIP dalam kenegaraan. Mega sempat meradang ketika Ahok bertekad untuk maju melalui jalur independen, bukan jalur partai, pada Maret 2016. Lebih jauh, Ahok bahkan menjelek-jelekkan partai lantaran kerap meminta mahar dari calon kepala daerah. Mega menyebut sikap Ahok sebagai bentuk sebagai deparpolisasi.

2. Mega bersusah payah membesarkan partai melalui pendidikan politik dan demokratisasi. Termasuk menggelar seleksi bagi calon legislatif dan kepala daerah. Pada penjaringan calon Gubernur DKI yang di gelar PDIP, tak ada nama Ahok. Pemilihan Ahok nantinya tidak saja membingungkan kader PDIP tapi juga membelokkan niat lurus Mega untuk membangun partai yang modern yang menggunakan cara-cara objektif untuk menjaring calon kepala daerah.

3. Ahok telah di tunjuk sebagai bakal calon Gubernur oleh Golkar. PDIP selalu memposisikan diri sebagai antitesis dari Golkar. Bergabungnya PDIP ke kubu Golkar pada pemilihan Gubernur DKI akan menbuat partai banteng di cap tak konsisten oleh simpatisan. Ahok pernah satu idiologi dengan Golkar saat dirinya menjadi anggota legislatif partai beringin.

4. Golkar mendeklarasikan Jokowi sebagai calon presiden 2019. Pilihan ini tentu saja untuk mengambil hati Jokowi. Selain itu, Golkar mencoba realistis lantaran belum bisa menyiapkan kader mumpuni untuk berlaga di pemilihan presiden mendatang. Di pihak lain, Jokowi menjadi punya pijakan yang kuat untuk pemilihan presiden periode berikutnya. Belum lagi Partai Nasdem dan Hanura yang dipastikan akan mengusung Jokowi. Padahal, Jokowi cukup bikin kesal kader PDIP karena mbalelo dengan tak kunjung menggusur Rini Soemarno dari kabinet. Jokowi kini di atas angin. Salah satu cara yang bisa ditempuh PDIP untuk menggertak Jokowi adalah dengan memajukan Risma sebagai Gubernur DKI. Jika hal ini terjadi, Jokowi tentu akan gentar pada pemilihan presiden berikutnya. Di sisi lain, Risma bisa menjadi stok pemimpin yang mumpuni untuk berlaga di tingkat nasional.

Tri Rismaharini merupakan pilihan terbaik Megawati untuk membesarkan partainya di pemilihan Gubernur DKI. Sejumlah survey menunjukkan Risma merupakan pesaing terdekat Ahok. Elektabilitas Risma juga bisa didongkrak dengan mudah dalam beberapa bulan, sebagaimana yang terjadi pada Prabowo pada pemilihan presiden 2014.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Risma juga tidak perlu berusaha banyak untuk menyusul elektabilitas Ahok. Risma memiliki berbagai karakter yang sama dengan Ahok yaitu tegas dan visioner. Ahok bahkan mewarisi karakter Joko Widodo yang dianggap hemar turun ke masyarakat. Dari sisi gender, Risma juga bisa menjadi perwujudan Mega: pemimpin perempuan yang kuat dan berkarakter. Risma pun memiliki segudang prestasi di Surabaya.

Satu lagi yang bisa di jual dari Risma adalah persoalan konsistensi. Risma pernah mengatakan akan melepas jabatan apabila partai terus menggoyang pemerintahan. Persoalan konsistensi ini yang sangat mungkin untuk dieksploitasi dari Ahok karena dia bersedia melepas jalur perseorangan demi maju mudah melalui jalur partai.

Sekarang Mega ada di antara dua pilihan praktis atau jangka panjang. Politikus seringnya berpikir praktis. Negarawan berpikir jangka panjang.

Ikuti tulisan menarik Tri lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB

Terkini

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB