x

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Pahami Diri, Temukan Resep Keberhasilan

Meskipun ada ‘aturan umum’ yang dapat jadi panduan, setiap orang harus menemukan resep masing-masing untuk meraih sukses.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

 

“Esensi pengetahuan adalah pengetahuan tentang diri sendiri.”
--Plato

 

Apakah orang yang cerdas selalu berhasil? Sejarah membuktikan, kecerdasan tidak identik dengan keberhasilan. Sifat pribadilah yang memberikan peluang kepada seseorang untuk meraih apapun cita-citanya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Para ilmuwan menyebutkan, ada lima aspek besar dalam kepribadian yang paling diwariskan kepada setiap orang; dan setiap orang memiliki kombinasi unik dari kelima sifat ini. Sebagai suatu kombinasi, dalam diri seseorang masing-masing sifat memiliki takarannya sendiri: ada yang lemah, kuat, atau di antara keduanya.

Sifat-sifat dasar ini dirumuskan Paul Costa, Jr. dan Robert McCrae dari National Institute of Aging, AS, dalam singkatan OCEAN. Pertama, openness to experience. Ini merupakan ukuran penerimaan seseorang terhadap pengalaman dan gagasan baru. Sebagian orang tidak menutup diri terhadap kemungkinan-kemungkinan baru, sebagian lainnya enggan beranjak dari zona nyaman. Mereka yang bersikap terbuka cenderung mengapresiasi ide-ide yang tak lazim, keingintahuan, keragaman pengalaman, maupun petualangan. Keterbukaan mencerminkan derajat keingintahuan, kreativitas, serta preferensi terhadap kebaruan.

Kedua, conscientiousness. Ada kecenderungan pada sebagian orang untuk bertindak lebih tertata, terorganisasi, disiplin, serta lebih menyukai yang serba terencana ketimbang spontan. Mereka yang memiliki conscientiousness rendah bersikap fleksibel dan spontan, meskipun kadang dipersepsikan sebagai ceroboh dan tidak dapat diandalkan.

Ketiga, extraversion, yakni ukuran ketertarikan seseorang pada aktivitas orang lain. Mereka ini cenderung mencari stimulasi di tengah kebersamaan dengan yang lain, bersikap asertif, penuh energi, serta mengembangkan emosi-emosi positif. Kecenderungan yang berbalikan dengan mereka akan lebih menyukai perenungan.

Keempat, agreeableness, yakni ukuran kemampuan dan kemauan bekerja sama dengan orang lain dan menghindari konfrontasi. Mereka cenderung bersikap ramah dan lebih suka bekerjasama ketimbang bersikap waspada terhadap orang lain. Kecenderungan untuk mudah sepakat dengan orang lain kerap dianggap sikap naif. Sebaliknya adalah kepribadian yang kompetitif, senang menghadapi tantangan, argumentatif.

Kelima, neuroticism, yang terkadang disebut pula stabilitas emosional. Ini adalah ukuran kecenderungan seseorang dalam merasakan pengalaman yang tidak menyenangkan, sejenis emosi negatif seperti depresi, gelisah, marah, dan rasa permusuhan. Mereka yang stabil secara emosi akan cenderung bersikap lebih tenang, namun sikap ini kadang-kadang dianggap kurang inspiratif. Sebaliknya, mereka yang dipersepsikan kurang stabil atau merasa ‘tidak aman’ cenderung bersikap reaktif.

Apa relevansinya mendiskusikan sifat-sifat tadi dengan entrepreneurship? Studi mutakhir telah menunjukkan adanya pengaruh gen terhadap kepribadian dan perilaku. Karena itu, berusaha memahami dan memanfaatkan latar belakang genetik demi meningkatkan peluang sukses bukanlah tindakan yang tak beralasan.

Pendekatan OCEAN membantu kita untuk ‘memetakan’ kecenderungan sifat yang diturunkan secara genetik. Sebagai contoh, inovator, peneliti, entrepreneur, bahkan sebagian orang pemasaran cenderung memiliki skor tinggi pada ukuran keterbukaan. Sedangkan, profesi di bidang keuangan lebih banyak diisi oleh orang yang penuh kehati-hatian.

Pemahaman terhadap pengaruh sifat-sifat paada kinerja ini sangat penting, tak peduli apakah Anda pebisnis tunggal atau pemimpin perusahaan terkemuka. Dengan mengetahuinya, Anda dapat memahami cara gen-gen itu membantu Anda.

Toh, sekedar memahami pun tak cukup. Anda mungkin memiliki keunggulan genetik tertentu. Tapi, jika Anda tak mencoba melejitkannya, keunggulan itu takkan pernah memberikan hasil yang maksimal. Tanpa dilatih, kemampuan genetik itu tak ada gunanya.

Dalam buku The DNA of Success, Thomas L. Harrison dan Mary H. Frakes menyatakan, semakin sering seseorang merasakan keberhasilan, otaknya semakin terlatih untuk mengidamkan keberhasilan dan mencari cara untuk dapat menciptakan dan mengulangi kesuksesan lagi. Harrison dan Frakes menyimpulkan, orang-orang yang paling sukses adalah orang yang memilih lingkungan dan tantangan yang sesuai dengan kepribadiannya. Maknanya, tidak ada sebuah resep tunggal untuk meraih keberhasilan yang berlaku persis sama bagi semua orang. Setiap orang memiliki resep masing-masing yang khas, walaupun ada ‘aturan-aturan’ yang bersifat umum, misalnya banyak berlatih. ***

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB