x

Iklan

Victor Rembeth

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Memanusiakan Kembali Manusia

Pemilihan tanggal 19 Agustus sebagai Hari Kemanusiaan Sedunia adalah untuk mengingat keberanian para petugas kemanusiaan yang berani mengasihi sesama.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Kepada Manusia-manusia, organisasi kemanusiaan dan semua pekerja kemanusiaan

Peringatan WORLD HUMANITARIAN DAY 2016

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tahun 2016 kita kembali  memperingati Hari Kemanusiaan Sedunia yang ke -13 tahun.  Pemilihan tanggal  19 Agustus adalah untuk  mengingat keberanian para petugas kemanusiaan yang berani utuk mengasihi sesama manusia pada tahun 2003 sehingga mereka menjadi syuhada dalam mejalankan tugas-tugas kemanusiaan mereka di Bagdad. Pada peringatan inilah kita selalu diingatkan betapa kemanusiaan kalaupun menjadi bagian yang tidak terpisah dari kehidupan kita, namun masih rapuh dihajar oleh kondisi lingkungan dan tindakan kejahatan kemanusiaan yang dilakukan oleh manusia juga.

Ironisnya pada tahun 2016 ini ketika kita kembali pada hari ini, kita disadarkan bahwa dunia tidaklah  menjadi tempat yang lebih baik dari pada tahun-tahun sebelumnya.  Kondisi yang memburuk justru terjadi dengan fakta yang menyedihkan yaitu lebih dari 130 juta umat manusia di seluruh dunia menderita dan memerlukan bantuan kemanusiaan. Mereka ini adalah manusia yang sama seperti kita dan mereka menjadi begitu rentan dalam situasi yang tidak manusiwi akibat perang dan konflik yang mencapai angka yang lebih tinggi dari perang dunia kedua. Mereka juga adalah saudara kita yang terdampak bencana dan akibat perubahan iklim menambah angka mereka yang membutuhkan bantuan kemanusiaan.

Di lain pihak dengan kasat mata kita justru menjadi saksi betapa dunia sudah menjadi semakin terbelah oleh kita, mereka dan semua yang menamakan manusia. Kesenjangan antara si kaya dan miskin makin melebar, dan dunia menjadi tempat dimana manusia sudah melakukan apa yang sering dikatakan oleh pendiri bangsa ini , Bung Karno, sebagai  exploitation de l’homme par l’homm. Artinya dalam menjadi manusia banyak dari sesama yang rela menindas orang lain untuk kekuasaan, harta dan penguasaan sumber-sumber daya yang ada. Potret kemiskinan seakan menjadi sebuah kelumrahan, ketika dimanapun di muka bumi ini terjadi upaya-upaya yang melupakan manusia lain dalam upaya-upaya yang ironisnya mengatasnamakan perbaikan dunia.

Ketika tahun ini tajuk Hari Kemanusiaan Sedunia mengambil frasa “ONE HUMANITY” maka sudah tentu kita harus kembali diingatkan bahwa kemanusiaan adalah satu. Manusia yang berbeda karena bangsa, suku, agama dan status sosial adalah manusia yang satu. Ketika ada penderitaan seharusnya mereka yang memiliki lebih berbagi dengan yang berkekurangan. Ketika mereka yangt terhempas dan tidak memiliki siapa-siapa sudah juga selayaknya manusia yang lain bisa menjadi saudara dan teman seperjalanan bagi mereka yang menderita. Pernyataan Sekjen PBB Ban Ki Moon jelas, bahwa peringatan hari Kemanusiaan Sedunia adalah “an annual reminder of the need to act to alleviate the suffering”

Pernyataan yang terdengar sangat ideal dan altruistik untuk berlaku tidak egois itu bukanlah sesuatu yang sulit untuk dilakukan. Dalam hari Kemanusiaan Sedunia ini, dunia juga mengingat bahwa masih banyak pekerja kemanusiaan yang rela berbagi dengan mereka yang menderita dan mendedikasikan hidupnya bagi karya-karya kemanusiaan. Ada pula kemauan baik para filantrofis untuk berbagi dengan mereka yang tidak beruntuk dengan dan atas nama kemanusiaan. Artinya pesan-pesan kemanusiaan sudah mendapat tempat di hati banyak anak manusia, kendati masih jauh dari pencapaian bagi pemerataan dan kesejahteraan yang berkeadilan bagi semua pihak

Ketika kita melihat Indonesia, maka adalah indah mendengar doa Menteri Agama Republik Indonesia dalam Upacara Bendera 17 Agustus 2016 yang menyatakan bahwa “Jernihkan hati kami untuk memahami makna sejati memanusiakan manusia dalam bingkai kemerdekaan”. Sebuah doa yang tulus dan membuat gayung bersambut akan perlunya memanusiakan manusia lain yang pernah dicetuskan oleh salah seorang pahlawan bangsa Sam Ratulangi. Ratulangi dikenal dengan filsafatnya: "Si tou timou tumou tou" yang artinya: manusia baru dapat disebut sebagai manusia, jika sudah dapat memanusiakan manusia. Dalam berbagai kosa kata budaya Indonesia juga terkandung sendi-sendi kemanusiaan yang pada puncaknya menjadi salah satu sila pada dasar Negara yang kelima yaitu Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab. Indonesia sudah punya modal untuk bisa menjadi Negara yang memanusiakan manusia lainnya.

Di hari Kemanusiaan Sedunia inilah, kita sebagai anak-anak bangsa perlu semakin mengerti bahwa dunia dan bangsa ini harus semakin memiliki nilai-nilai kemanusiaan. Ketika kemanusiaan semakin luntur karena kejahatan-kejahatan luar biasa seperti terorisme, narkoba dan korupsi, maka Indonesia harus bisa tegas dan menjadikan jera mereka-mereka yang menyengsarakan orang banyak karena ingin hidup sendiri bagi kemewahan keluarga dan kelompoknya. Indonesia juga harus bisa menghargai manusia lain yang berbeda agama dan kepercayaan, suku dan latar belakang ketika harus hidup bersama sebagai mahluk yang sama-sama diciptakan Tuhan. Ironisme anti kemanusiaan yang terjadi harus juga bisa diwarnai dengan peringatan Hari Kemanusiaan Sedunia yang mau menjadikan kita “satu kemanusiaan”

Ketika Ibu Kofifah sebagai Menteri Sosial mendeklarasikan pentingnya peringatan hari Kemanusiaan tahun  ini, maka kita bersama diingatkan oleh beliau dengan ajakan “Kiranya momentum ini bisa menjadikan motivasi dan semangat untuk berbuat lebih banyak atas nama kemanusiaan”. Ajakan ini sudah dilaksanakan oleh banyak sahabat pekerja kemanusiaan dalam penanganan bencana dan konflik di tanah air maupun manca Negara. Ajakan ini juga sudah dilakukan oleh para dermawan yang mau berbagi. Ajakan ini juga sudah dilakukan oleh birokrat-birokrat negeri yang bersih untuk menghadirkan keadilan dan kesejahteraan. Ajakan ini juga sudah dilakukan oleh semua. Namun ajakan ini harus teru bergaung kepada siapapun tidak terkecuali agar manusia-manusia bisa dimanusiakan dengan baik.

Adalah indah bila pada  Peringatan Hari Kemanusiaan Sedunia kita sebagai bagian dari umat manusia bisa kembali diingatkan untuk bekerja dan berkarya bersama untuk kemanusiaan.Terngiang kata-kata Mahatma Gandhi yang mengatakan, “You must not lose faith in humanity. Humanity is an ocean; if a few drops of the ocean are dirty, the ocean doesn not become dirty’. Teruskanlah karya-karya kemanusiaanmu para pejuang kemanusiaan. Indonesia dijadikan indah dan lebih baik dengan karya-karya baik kemanusiaan mereka yang mau berbagi dengan sesama dengan menjadikan manusia lain sama tanpa pembedaan. Selamat Hari Kemanusiaan Sedunia. Kita bisa mengisi dengan semua yang Tuhan sudah berikan melalui kita untuk kebangsaan dan kemanusiaan.

 

Victor Rembeth,

Cikini Raya 

Agustus 2016

 

Untuk Pekerja Kemanusiaan yang sudah berkarya hebat selamai ini. Salam Kemanusiaan

Ikuti tulisan menarik Victor Rembeth lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler