x

Iklan

Arinta Setia Sari

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Nova Suparmanto: Pemuda Pelopor Kategori Inovasi Teknologi

Nova Suparmanto: Pemuda Pelopor Kategori Inovasi Teknologi

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Percayakah kamu bahwasanya belief, Karakter, serta pola hidup yang dibentuk sedari muda menentukan siapa dirimu di masa depan? Bagaimana kamu bermimpi dan bekerja keras menentukan seperti apa hasilnya nanti. Demikian pula kisah anak-anak muda yang sukses di bidangnya masing-masing. Mereka sangat percaya bahwa hasil tak akan mengkhianati proses. Selagi muda nikmatilah masa itu. Berproseslah dan upayakan yang terbaik.

Berbicara tentang anak muda pastinya melekat dengan istilah agen perubahan. Anak muda juga identik dengan kreativitas dan inovasi. Di masa muda kesempatan untuk berkarya dan mengembangkan karir sangatlah besar. Kamu bisa bereksperimen sesuai dengan hobi, minat, bakat, dan passionmu. Kamu juga bisa menciptakan solusi bagi masalah-masalah yang ada di lingkungan sosialmu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Melihat anak muda memiliki peran strategis sebagai agen perubahan sosial, pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) setiap tahunnya mengadakan berbagai kegiatan guna memfasilitasi dan mendukung anak muda Indonesia. Kemenpora tidak hanya fokus pada pemberdayaan pemuda di bidang olahraga saja. Bidang lain pun seperti musik dan kewirausahaan juga tak luput dari perhatian Kemenpora. Tercatat saat ini 13 program unggulan kepemudaan Kemenpora. Pemuda Pelopor adalah salah satu dari 13 program unggulan Kemenpora tersebut.

Apa sih guys Pemuda Pelopor itu? Nah untuk menjawab hal tersebut ada baiknya kita mengetahui latar belakang dibentuknya pemuda pelopor. Banyak peristiwa besar di Indonesia terjadi lantaran aksi pemuda dalam memperjuangkan kedaulatan negeri tercinta ini. Sebut saja gerakan sumpah pemuda 1928, perjuangan pemuda merebut kemerdekaan 17 Agustus 1945, hingga gerakan reformasi 1998.  Kepeloporan pemuda sebagai garda terdepan bangsa menentukan bagaimana perjalanan Republik Indonesia hingga kemudian hari. Sebagai garda terdepan, pemuda memberikan kontribusi terkait kreativitas dan inovasi serta upaya-upaya penyelesaian masalah sosial.

Sebagai apresiasi terhadap pemuda dan demi mendorong insan muda kreatif yang memiliki jiwa kepeloporan, maka setiap tahunnya Kemenpora mengadakan Program Pemuda Pelopor. Pemuda pelopor merupakan penghargaan yang diberikan pemerintah kepada pemuda yang telah menunjukkan semangat dalam mengembangkan potensi diri, merintis jalan, melakukan terobosan, menjawab tantangan serta memberikan solusi atas permasalahan yang ada di masyarakat. Ada 5 bidang kepeloporan pemuda. Kelima bidang tersebut meliputi : (1) bidang pendidikan, (2) bidang sosial, budaya, pariwisata, dan bela negara, (3) bidang pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan, (4) bidang pangan, dan terakhir (5) inovasi teknologi.

Tidak mudah mendapat predikat pemuda pelopor. Proses seleksinya pun ketat mulai dari tingkat kecamatan, kabupaten, propinsi, hingga nasional. Selain memiliki sederet prestasi dan aktif di komunitas atau organisasi kemasyarakatan, seorang calon pemuda pelopor juga harus menunjukkan karya nyata dan juga inovasi yang bersifat solutif.  

Kisah anak muda yang menjadi pemuda pelopor nasional 2016 bidang inovasi teknologi berikut ini barangkali memantik inspirasi dan memotivasi kamu agar terus konsisten dalam berkarya dan mengembangkan minat, bakat, serta passion.

Berawal dari Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) yang diselenggarakan oleh Ditjen Dikti sekitar tahun 2012, Nova bersama rekan kuliahnya mengembangkan inovasi kompor listrik untuk membatik. Astoetik (Auto Elektric Stove for Batik) adalah produk inovasinya. Tak dinyana inovasi tersebut mendapat banyak apresiasi dan tanggapan dari berbagi pihak. Inovasi Astoetik terus mengalami penyempurnaan baik dari segi desain produk (tampilan), ukuran, maupun aspek-aspek lain. Bahkan inovasi ini pernah mendapat pendanaan (Business Incubation) dari RAMP IPB, Inotek dan Lemelson Foundation (Sebuah yayasan yang mendukung inovasi, kreativitas, dan pengembangan teknologi Tepat Guna).

Sedari awal kuliah Nova Suparmanto (demikian nama lengkap pemuda ini), sudah aktif di organisasi kemahasiswaan Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Tercatat Nova pernah menjadi ketua UKMF Matriks Fakultas Teknik dan ketua divisi Teknologi Tepat Guna (TTG) UKM Rekayasa Teknologi (Restek) UNY. Saya pertama kali mengenalnya saat Nova menjadi ketua panitia Workshop One Day Technopreneurship di mana mengundang seorang pembicara yang merupakan pelopor di bidang energi listrik mikrohidro, Ibu Tri Mumpuni. Jika kamu seorang aktivis energi terbarukan pasti tidak asing dengan Ibu Tri Mumpuni.

Bersyukur dan berbagi adalah motto yang selama ini Nova pegang. Dengan mensyukuri segala karuniaNya, kita akan dianugerahi semakin banyak rejeki baik dalam wujud materi maupun nonmateri. Dalam berbagai kesempatan, Nova pun kerap mendeliver pengalaman dan pengetahuan yang dimilikinya dalam bentuk workshop, talkshow atau seminar. Nova berbagi cerita tentang teknologi, inovasi, dan dunia teknopreneurship yang kini digelutinya.

Berkat konsistensinya dalam mengembangkan Astoetik, di tahun 2013 Nova terpilih menjadi jawara Mandiri Young Technopreneur bidang produk nondigital. Selain itu, Nova pernah menyabet medali emas di ajang bergengsi PIMNAS 2013 dengan inovasi "Tiang Lompat Tinggi Elektrik." Atas prestasinya tersebut Nova pernah terpilih menjadi mahasiswa berprestasi fakultas teknik UNY. Di tahun 2014 Nova juga menyandang gelar lulusan terbaik prodi pendidikan teknik informatika. Saat tulisan ini dipublikasikan, Nova masih berstatus mahasiswa S2 teknik industri UGM. Mau tahu berapa total award yang pernah diraih Nova hingga detik ini? Tercatat ada 55 penghargaan baik tingkat lokal, nasional, dan internasional yang pernah disabet Nova. Wow! Saya salut dan angkat topi dah.

Memang sih saya sendiri percaya bahwasanya hasil tak akan mengkhianati proses. Segala pencapaian Nova adalah berkat ketekunan, konsisten, dan kerja keras di usia belia. Kerap anak muda di awal-awal kuliah menghabiskan waktu dan energi untuk hal-hal yang tak bermanfaat dan berujung kegalauan (misal kongkow buat gosip atau pacaran enggak jelas). Namun tidak bagi Nova, di awal kuliah justru Nova belajar berjejaring, mengasah pengetahuan, dan aktif di organisasi kemahasiswaan. Kompetisi adalah jalan meningkatkan  skill dan kreativitas. Melalui kompetisi, Nova mendapatkan berbagai pengalaman berharga tak terlupakan.

Selepas lulus dari UNY di tahun 2014, Nova meresmikan PT Putra multi Cipta Teknikindo dengan produk unggulan kompor listrik Astoetik. Tidak hanya itu, Nova pun mendirikan sebuah pusat pelatihan membatik bernama Sanggar Batik Astoetik. Jika Anda tertarik dan ingin mengetahui lebih lanjut bagaimana proses membatik dari awal hingga akhir datang saja ke Desa Jeblog, Kasihan Bantul. Di sana Nova dan tim akan berbagi pengalaman dan pengetahuan kepada siapa saja yang berminat belajar membatik. Inilah guys kerennya inovasi, ketika tradisi bertemu teknologi.

Nah, bagaimana sih Nova bisa terpilih menjadi Pemuda Pelopor Kemenpora di tahun 2016 ini? Wah ini ceritanya cukup panjang. Seperti sudah dijelaskan di atas, program Pemuda Pelopor memilih pemuda-pemudi Indonesia yang memiliki karya kreatif serta solutif bagi masyarakat. Seleksi dimulai dari tingkat kecamatan, kabupaten, propinsi, hingga nasional. Seleksinya cukup ketat dan jurinya tentunya sangat kompeten di bidangnya. Di antara 5 kategori yang ada, Nova memilih bidang inovasi teknologi. Di sini, lagi-lagi Nova mempresentasikan dan memperkenalkan Kompor Batik Astoetik. Dewan juri dibuat terpukau dengan konsep dan gagasan yang dibawakan Nova, maka tak heran seleksi di tiap level berhasil Nova selesaikan hingga mengantarkannya meraih gelar pemuda pelopor nasional kategori inovasi teknologi 2016. 

Apa sih istimewa kompor Astoetik ini guys? Yang perlu diketahui, Nova mencoba menawarkan inovasi kompor listrik sebagai solusi alternatif kompor batik tradisional. Kompor batik tradisional menggunakan bahan bakar minyak tanah sebagai sumber energinya. Selain tidak ramah lingkungan karena asap pembakaran yang ditimbulkannya, minyak tanah mulai langka di pasaran. Pun jika ada harga cukup mahal. Kompor batik Astoetik hadir menawarkan fitur yang lebih ergonomis dan ramah lingkungan. Desainnya sangat eye catching juga sangat kental unsur seni dan estetikanya. Ada aksen atau lukisan batik pada beberapa seri Astoetik. Keunggulan yang lain, kompor ini mampu menghemat energi hingga 30-40% jika dibandingkan produk lain sejenis. Suhunya pun bisa diatur secara manual dan otomatis. Harganya relatif terjangkau bagi para pengusaha batik. Produk Astoetik telah didaftarkan hak patennya dan saat ini sedang dalam proses sertifikasi SNI. Wow!

Gambar di atas diambil saat tim reviewer (dewan juri) Pemuda Pelopor Nasional berkunjung di kediaman Nova yang juga digunakan sebagai tempat kerja sekaligus workshop batik Astoetik. Di Desa Jeblog, nova pun memberdayakan anak-anak muda agar mandiri, aktif berkarya, dan mencintai seni batik. Dewan juri terkesima dan sangat puas atas kinerja, inovasi, upaya-upaya yang Nova lakukan demi memperkenalkan batik sebagai bagian dari tradisi Indonesia kepada khalayak luas. Inilah secuil alasan mengapa Nova mampu terpilih menjadi pemuda pelopor tingkat nasional tahun 2016. A nice story to share, yeah?

Selamat Nova atas pencapainnya. Semoga bisa menginspirasi anak muda Indonesia untuk terus berkarya, kreatif, serta prestatif. Good job and wish you always lucky!

Facebook : Nova Suparmanto

Twitter : @nova_suparmanto 

Instagram : @novasuparmanto

Blog : novasuparmanto.com 

Ikuti tulisan menarik Arinta Setia Sari lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB

Terkini

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB