SATU
indonesia bulan oktober
ada dan menjadi menuju segala
memupuk harapan yang sekarat
mengumbang-ambingkan saksi
lautan gincu sudah basi
tetek bengek lain tersembunyi
carut marut resmi
mengatasnamakan kita semua
indonesia bulan oktober
birokrasi biasa menyulap
upeti dinas-dinas umum
rusak benih-benih akalbudi
cahaya sekolah hargadiri
sosok-sosok langit bernyanyi
tembang bebal, ruwet, bising
di tengah mulas akar rumput
porak poranda makna
nabi-nabi berkabut sendiri
pemutarbalikan, o, niskala
mengelus-elus kita semua,
indonesia bulan oktober
di terminal-terminal internasional
akal menjadi macet tanpa kita sadari
membaca cerutu di tanah-tanah asing
menanak roti jadi kristal-kristal duka
tumpukan tangis tiap saat menjadi laut
ketika kita tidak mampu memahaminya
bersimpati kepada kurban bisa sia-sia
pluriformitas purapura, iblis dungu
segelintir tapi buas mengerikan
menari di dalam kata. culas!
mengacau habitat kita semua,
indonesia bulan oktober
DUA
indonesia bulan oktober
ada dan menjadi menuju segala
umbang-ambingkan kesaksian
akalbudi sembah kedunguan
niaga ilmu dan kerancuan hasrat
memupuk harapan kian sekarat!
di dalam kamu, indonesia
keluh kesahmu senyap rancu
memilukan mesiu pengawalmu
kuat karena peluru, negara apa!
cipta karsa karyamu, indonesia
mencatat harapan yang sekarat
kejujuran hampa gua-gua kita
di kolam emas ponsius pilatus
menari cuci tangan dengan darah
ketika pertengkaran berbau surga
tanpa ujung bergulung-gulung
menjadi kentut
dianggap puisi
kian busuk segala jenis sembah
tradisi tolol, pengeras suara, hutan terbuang
ludahi rasa frustrasi dan kecemasan akalbudi
hancur segala cara untuk sekedar bisa mengerti
mencari-cari di kitab-kitab
amuk menggasak galak
tepat di pusarmu, indonesia
telak bentengi dungu purba
segala impor meraja udara
buat apa mengaduh, pura-pura
demi Indonesia
bukan, bukan karena indonesia
doakan empat penjuru langitnya
serasi di jidat siapa?
mesin dolar jadikan penganggur
bebek-bebek teteskan air liur
merindukan bulan
elu-elukan sekaratnya harapan
patriotisme feodal, kejujuran mengungsi
bukan, bukan demi Indonesia kalian bersaksi
Cuma demi upeti yang muntah di mulutmu
Aduhmu, aduhku, aduhnya, hanya desah!
Untuk mengelu-elukan sekaratnya harapan.
TIGA
indonesia bulan oktober
ayat-ayat pasal karet segudang mesin
berdebu kotori seksualitas mulia
tersembunyi sujud di dalam doa.
indonesia bulan oktober
kesaksian hancur dalam korupsi
kaki lima sial dan sirene mobil
mafia menyerbu jam-jam kerja
undang-undang sebutir kepala
rohani hutan-hutan suci lenyap
di indonesia bulan oktober
hadir berdasi
berkebaya rapi
dikepung segala penjuru
jurnalisme kata berbatu
dogmatisme goblog
dominasi sosial jeblog
kotbah purba kian laku
o, miskinnya akalbudi
insan nir insani
sang aku
indonesia bulan oktober
tanpa modal, saham, kertas resmi
kesibukan makan jantung sendiri
ngeri rindukan pelabuhan pasti
indonesia bulan oktober
ruang, waktu, cahaya
kegenitan mimpi gila
indonesia bulan oktober
kasak-kusuk panji-panji
percabulan segala haluan resmi
hancurkan segala kesepakatan tulus
tiba saat dobrak kebekuan bersatu
agar keindahan kembali di letaknya
segala garis kembali ke titik-titiknya
agar rintih sekaratnya harapan
tinggal catatan rusaknya sejarah
ratap tangis gunung dan lembah
Gunung Merbabu, Oktober 2016
Ikuti tulisan menarik L Murbandono Hs lainnya di sini.