x

Ilustrasi gula pada anak-anak. Wxxi.org

Iklan

akhlis purnomo

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Cara Baru Deteksi Awal Diabetes Tipe 1 pada Anak

Ilmuwan Jerman menemukan suatu cara baru mendeteksi diabetes tipe 1 pada bayi dan anak. Seperti apa caranya?

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Epidemi global bernama diabetes terus menjadi momok bagi warga dunia. Berbagai cara ditemukan untuk menghalangi peningkatan jumlah kematian penderitanya tanpa penanganan yang lebih baik. Salah satunya dengan penanganan dini yang tepat bagi bayi dan anak-anak.

Namun, penanganan itu tidak akan bisa diberikan jika pasien yang membutuhkan belum terdiagnosis dengan akurat. Sebuah metode uji diagnosis diabetes tipe 1 terbaru memungkinkan deteksi dini pada bayi dan anak agar harapan hidup mereka lebih panjang.

Sebuah tim peneliti dari Pusat Riset Diabetes Jerman menyimpulkan bahwa dalam darah mereka bisa menemukan adanya protein-protein khusus yang membantu meramalkan perkembangan diabetes tipe 1 pada anak.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Penelitian mereka berfokus pada dua studi yang melibatkan anak-anak dengan tingkat risiko diabetes tipe 1 yang tinggi. Subjek-subjek studi ini kemudian diuji sedemikian rupa dengan biomaker untuk mengetahui perkembangan gejala klinis diabetes.

Salah satu peneliti bernama Christine von Toerne yang dilibatkan menyatakan bahwa secara keseluruhan pihaknya telah mampu menemukan 41 peptida dari 26 protein yang membedakan anak dengan autoantibodi dan mereka yang tidak memilikinya. "Dua peptida -- dari apolipoprotein M dan apolipoprotein C-IV - sangat kentara dan terdeteksi dengan cara berbeda dalam dua grup ini."

Dalam fase pertama studi, tim tersebut meneliti sampel darah 30 anak yang memiliki diabetes tipe 1 sesegera mungkin atau setelah jangka waktu lama. Semua uji ini melibatkan subjek yang terdiri dari mereka yang memiliki autoantibodi. Data mereka dibandingkan dengan anak-anak yang tidak menunjukkan kepemilikan autoantibodi dan gejala diabetes.

Dalam fase kedua studi, tim mengukuhkan perbedaan komposisi yang memakai sampel dari 140 anak. Temuan ini dipublikasikan dalam jurnal Diabetologia. Para peneliti mengatakan temuan ini bisa dipakai meningkatkan penanganan dan strategi perawatan para penderita diabetes.

Ikuti tulisan menarik akhlis purnomo lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler